Prospek-Saham-NETV
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Prospek saham NETV dalam satu tahun terakhir cukup menyita perhatian, mulai dari isu ekuitas yang minus membuat perusahaan media ini terancam bangkrut! Kemudian di April 2024 kemarin, NETV terancam gagal bayar yang diakibatnya adanya beberapa utang usaha yang jatuh tempo bersamaan di bulan tersebut, hingga isu 80.05% sahamnya akan diakuisisi FILM. Kinerja harga saham juga tidak semakin baik, justru terus merosot, bahkan saat artikel ini ditulis harga sahamnya berada di kisaran 89 – 97 perak jauh di bawah harga penawaran IPO 190 – 196 per lembar saham. Lantas apakah saham NETV masih memiliki peluang untuk bangkit? Bagaimana pula dengan prospek bisnisnya ke depan, apa masih ada inovasi yang menarik?

 

Pamor Singkat NETV di Pasar Saham

PT Net Visi Media Tbk (sticker code: NETV) adalah perusahaan dalam industri media dan masuk dalam sektor consumer cyclicals, khususnya sub sektor broadcasting. Pertama kali melakukan IPO di BEI pada Januari 2022, menawarkan sebanyak 765.306.100 lembar saham dengan nominal Rp100 per setiap lembar saham atau setara 4.37% dari total modal yang ditempatkan usia IPO yang harga penawarannya senilai Rp196. Sehingga melalui aksi IPO ini, NETV bisa mendapatkan dana segar senilai Rp150 miliar.

Saat itu, harga saham NETV sempat mengalami kenaikan ke level 640an – 647an di Februari 2022. Setelah itu, harga saham NETV terus merosot tembus di kisaran 80an, berikut ini:

Histori harga saham NETV. Source: finance.yahoo.com

Dengan rencana penggunaan dana segar hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi akan dialokasikan untuk:

  • Modal kerja di industri manajemen artis sekitar 18.5%.
  • Membayar pokok pinjaman entitas anak usaha, membeli program, biaya operasional, hingga membeli alat pendukung untuk entitas anak usaha sekitar 53%.
  • Setoran modal untuk PT Net Media Digital sebagai entitas anak usaha sekitar 28.5%.

 

 

Kinerja Fundamental NETV

  • Profitabilitas yang Terus Merosot

Sayangnya dari keberhasilan NETV listing di BEI dan mendapatkan dana segar, tidak Lantas membuat kinerja bisnisnya meningkat dan prospek saham NETV menarik. Justru sebaliknya, kinerja NETV mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Di bawah ini adalah gambarannya:

Kinerja Laporan Keuangan NETV Tahun 2019 – 2023

Komponen

2019202020212022

2023

Pendapatan

Rp519.83 miliarRp446.49 miliarRp490.19 miliarRp438.67 miliar

Rp235.74 miliar

Laba Kotor

Rp135.58 miliarRp83.46 miliarRp198.77 miliarRp204.18 miliar

Rp30.24miliar

Laba Bersih

-Rp420.52 miliar-Rp612.38 miliar-Rp170.54 miliarRp180.81 miliar

-Rp630.41 miliar

Total Aset

Rp2.30 triliunRp1.81 triliunRp1.70 triliunRp1.65 triliun

Rp1.21 triliun

Total Liabilitas

Rp2.28 triliunRp1.76 triliunRp1.72 triliunRp1.74 triliun

Rp1.94 triliun

Total Ekuitas

Rp23.72 miliarRp51.62 miliar-Rp27.46 miliar-Rp91.96 miliar

-Rp697.16 miliar

 

Penurunan laba bersih NETV yang terjadi di tahun 2022, tidak lepas dari pengaruh program ASO atau Analog Switch Off yang mulai diberlakukan pada 2 November 2022. Di mana masyarakat hanya menikmati

Demikian pula dengan kinerja profitabilitas NETV di kuartal II-2024 yang masih mencatatkan rugi. Berdasarkan laporan keuangan NETV kuartal II-2024, tercatat pendapatan turun -4.32% YoY menjadi Rp118.72 miliar, lebih rendah dari kuartal II-2023 yang sebesar Rp124.09 miliar.

Dengan pendapatan NETV yang turun, namun Beban Materi Program dan Siaran tercatat masih cukup besar di -Rp109.73 miliar di kuartal II-2024, angka ini hanya turun -2.68% YoY dari -Rp112.76 miliar di kuartal II-2023.

Hal ini membuat Laba kotor yang diterima NETV turun cukup besar sekitar -20.74% YoY menjadi Rp8.98 miliar di kuartal II-2024, dari sebelumnya Rp11.33 miliar di kuartal II-2023.

Pendapatan NETV kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

Tidak hanya itu, NETV juga masih mencatatkan pembengkakan Beban umum dan administrasi sebesar -Rp124.10 miliar di kuartal II-2024, hanya turun -5.07% YoY dari sebelumnya -Rp130.73 miliar pada kuartal II-2023.

Hal yang sama juga terjadi pada Beban keuangan yang juga membengkak sebesar -Rp82.37 miliar, dari sebelumnya -Rp47.91 miliar. Tidak hanya itu, NETV juga mengalami Rugi atas penghapusan persediaan selisih kurs mata uang asing sebesar -Rp722.67 miliar, dari sebelumnya untung sebesar Rp140.66 miliar. NETV juga mengalami Kerugian penjualan asset tetap senilai -Rp14.06 miliar, dari untung Rp459.45 miliar.

Kendati begitu, NETV berhasil mencatatkan Pemulihan (provisi) kerugian penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp9.19 miliar dan juga kenaikan Pendapatan bunga menjadi Rp57.67 juta.

Yang membuat NETV mendapatkan kembali Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan di angka Rp49.98 miliar di kuartal II-2024 adalah Keuntungan lain-lain – neto yang senilai Rp281.48 miliar, akibat adanya penghapusan biaya transaksi yang belum dibayar dan nilai beban akrual bunga. Sehingga di kuartal II-2024, NETV dapat berbalik untung dari kerugian sebesar -Rp146.40 miliar di kuartal II-2023.

Catatan kaki 30. Keuntungan lain-lain – neto. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

Meski sudah mencatatkan keuntungan, namun secara keseluruhan kinerja profitabilitas NETV terbilang masih berdarah-berdarah. Secara tidak langsung juga menegaskan prospek saham NETV yang belum dapat menemui potensi perbaikan, terlebih di tengah tekanan industri pertelevisian yang sudah meninggalkan siaran TV analog dan beralih pada siaran TV digital.

 

  • Posisi Net Porfit Margin (NPM) dan Gross Porfit Margin (GPM)

Dengan kinerja profitabilitas kuartal II-2024 yang baru mencetak laba bersih sebesar Rp49.98 miliar, membuat Net Profit Margin (NPM) perusahaan media ini naik signifikan ke level 42%, yang membuat perusahaan bisa merasakan keuntungan dari hasil penjualannya.

Padahal NPM tahun-tahun sebelumnya minus yang menandakan NETV tidak merasakan keuntungan yang diraihnya, bahkan NPM tahun 2023 anjlok sangat dalam hingga -267%. Tetapi jika kita hilangkan Keuntungan lain-lain – neto yang sebesar Rp281.48 miliar yang memang sifatnya pendapatan one time, maka NPM dari NETV adalah -194% artinya memang belum terjadi perbaikan. Bahkan kerugian yang dialami NETV bisa sangat anjlok.

Historical NPM NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

 

Sedangkan dari sisi pertumbuhan Gross Porfit Margin (GPM) yang dicatatkan NETV di kuartal II-2024 ialah 8%. Sejalan dengan menurunnya Laba Kotor yang didapatkan NETV yakni Rp8.98 miliar. GPM yang rendah ini salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan NTEV, namun dengan Beban Materi dan Program yang tinggi. Sehingga menggerus laba kotor yang seharusnya didapatkan perusahaan.

Historical GPM NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

 

Dan jika dibreakdown pada rincian Beban Materi Program dan Siaran, maka terdapat beberapa pos kenaikan di kuartal II-2024, antara lain: Beban Materi Berita Rp11.56 miliar, dari sebelumnya Rp9.06 miliar (naik 20.41% YoY); Program yang diakuisisi Rp22.85, dari sebelumnya Rp19.80 miliar (naik 15.40%); Biaya non-broadcast Rp34.37 miliar, naik dari sebelumnya Rp26.27 miliar (naik 30.83%). Kenaikan tersebutlah yang akhirnya menggerus pertumbuhan laba kotor perusahaan kuartal II-2024.

Catatan kaki 27. Beban Materi Program dan Siaran. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

 

  • Neraca Keuangan NETV Kuartal II-2024

Berdasarkan laporan keuangan NETV, jumlah liabilitas kuartal II-2024 ialah Rp1.77 triliun dan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan -Rp648.25 miliar. Posisi liabilitas yang besarnya melebihi jumlah ekuitas, membuat rasio DER NETV terlalu buruk di level 2.74x. Yang artinya hampir tidak mungkin NETV dapat membayar liabilitas dengan menggunakan ekuitasnya.

Historical DER NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

 

Sedangkan jika dilihat dari Aset lancar NETV di kuartal II-2024 adalah sebesar Rp645.44 miliar. Kemudian dibandingkan dengan total liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp1.38 triliun. Tentu sangat tidak mumpuni bagi perusahaan menggunakan Aset lancar untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Berdasarkan Liquidity rasio yang dimiliki NETV ialah 0.47x yang terbilang sangat rendah.

Historical total liquidity ratio NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

Bahkan ketika di breakdown pada pos liabilitas jangka pendek, terlihat ada beberapa pos liabilitas dengan nilai cukup besar yang membebani kemampuan NETV dalam membayarnya. Tercatat adanya Utang pada pihak ketiga dengan nilai Rp380.12 miliar di kuartal II-2024, bahkan nilainya membengkak 11.96% YoY dari Rp339.49 miliar pada kuartal II-2023. Kemudian juga ada Pinjaman jangka pendek – pihak ketiga yang nilainya mencapai Rp882.59 miliar di kuartal II-2024, padahal di kuartal II-2023 tidak tercatat adanya pinjaman. Selain itu, NETV juga mencatat adanya Pinjaman dari pihak berelasi yang nilainya sebesar Rp44.40 miliar. Seluruh utang tersebut memiliki tenggat waktu jatuh tempo di bawah satu tahun ini.  Berikut rinciannya:

Liabilitas jangka pendek NETV. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

Adapun untuk Pinjaman jangka pendek – pihak ketiga senilai Rp882.59 miliar merupakan pinjaman dari Newton Capital Ltd yang akan digunakan untuk membayar utang PT Net Mediatama Televisi – anak usaha NETV. Dalam kesepakatannya, pinjaman ini memiliki bunga dengan jatuh tempo di bulan ke 6, setelah 5 April 2024. Akan tetapi, jika NETV akan membayar dalam bentuk non tunai, maka batas waktu pelunasan ialah di bulan ke 12, setelah 5 April 2024.

 

  • Arus Kas

Tercatat untuk kas operasi NETV di kuartal II-2024 ialah negatif -Rp98.84 miliar. Hal ini terjadi karena jumlah kas keluar NETV yang lebih besar, dibandingkan kas masuk yang diterima perusahaan. Meski NETV mencatatkan Penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp182.87 miliar, namun justru jumlah Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya mencapai membengkak -Rp184.41 miliar. Kondisi juga semakin diperburuk dengan adanya Pembayaran beban keuangan sebesar -Rp79.75 miliar.

Arus kas operasi NETV. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

 

Sedangkan untuk kas investasi yang dicatatkan NETV kuartal II-2024 adalah positif Rp4.24 miliar, angka ini turun dari kuartal II-2023 yang positif sebesar Rp5.37 miliar. Kas investasi yang positif ini terjadi karena NETV mendapatkan perolehan Hasil penjualan asset tetap senilai Rp7.42 miliar dan adanya Penerimaan klaim asuransi mencapai Rp1.45 miliar.

Meski begitu, rupanya NETV masih berupaya memperbaiki prospek bisnis di masa depan melalui keputusan investasinya. Tercatat adanya Perolehan asset tetap -Rp135.11 juta, Pembayaran uang muka pembelian asset tidak lancar -Rp770.76 ribu, dan juga Perolehan asset tak berwujud mencapai -Rp4.50 miliar.

Arus kas investasi NETV. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

 

Berikutnya pada kas pendanaan NETV kuartal II-2024 tercatat positif Rp91.18 miliar, berbalik dari kuartal II-2023 yang negatif -Rp4.69 miliar. Kas pendanaan yang positif ini mengindikasikan bahwa di kuartal II-2024 NETV banyak mendapatkan suntikan dana dari eksternal, bahkan nilainya terbilang signifikan mencapai Rp370.00 miliar yang berasal dari Pinjaman pihak berelasi.

Arus kas pendanaan NETV. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

Maka jika mengacu pada indikator kesehatan arus kas, akan diperoleh seperti berikut:

Kas Operasi

Kas InvestasiKas PendanaanIndikator
Negatif -Rp98.84 miliarPositif Rp4.24 miliarpositif Rp91.18 miliar

Buruk

Kinerja yang dihasilkan NETV tidak dapat tercermin ke dalam kas operasi, imbasnya kas keluar lebih besar dibandingkan kas yang masuk. Selain itu, meskipun NETV masih melakukan beberapa aktivitas investasi, namun di waktu yang sama NETV melakukan penjualan asset tetap. Ditambah dengan posisi NETV yang mendapatkan pinjaman dengan nilai cukup besar mencapai Rp370.00 miliar.

Sedangkan kita tahu bahwa kemampuan NETV dalam melunasi liabilitasnya cukup riskan, dengan rasio DER mencapai 2.74x. Bahkan Liquidity rasio juga terbilang rendah di level 0.47x. Tentu kemampuan NETV dalam memenuhi kewajibannya perlu diperhatikan, mengingat risiko persaingan dalam industri media saat ini juga kian sengit.

Bahkan posisi kas dan setara kas yang dicatatkan NETV pada kuartal II-2024 sangat rendah atau mengalami penurunan sekitar -46.71% YoY menjadi Rp3.89 miliar, seperti berikut:

Kas dan setara kas NETV. Source: Laporan Keuangan NETV Kuartal II-2024

 

Dampak Panjang Permasalahan Utang – 80.05% Saham NETV di Akuisisi oleh FILM

Pinjaman jangka pendek – pihak ketiga senilai Rp882.59 miliar ini rencananya akan diambil alih oleh FILM – pemegang saham NETV yang baru. Pengalihan utang ini terjadi, karena PT MD Entertainment Tbk (FILM) sedang dalam proses mengakuisisi sebanyak 80.05% saham NETV dengan mengeluarkan dana sebesar Rp1.65 triliun.

Dalam rencananya, FILM akan menerbitkan terlebih dulu saham baru sebesar Rp661.9 miliar melalui NPR untuk PSG dan TI

Rencananya, FILM membeli 25,22 miliar saham seri baru NETV dengan harga pelaksanaan Rp50 per lembar saham atau setara 60.98% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor NETV, membuat FILM harus mengeluarkan dana sebesar Rp1.26 triliun.

Dengan rincian:

  • Sebesar Rp661.95 miliar atau setara 13.23 miliar saham NETV yang menjadi bagian dari konversi atas pembelian asset utang Newton Capital Limited, usai penggabungan saham.
  • Sebesar Rp599.10 miliar atau setara 11.98 miliar saham NETV menjadi setora tunai berkaitan dengan konversi asset utang.

Setelah itu, FILM juga akan membeli 7.88 miliar saham NETV dengan nilai Rp394.44 miliar atau setara 19.07% saham NETV dengan nilai nominal Rp200 dari tiga pemegang saham, yang antara lain:

  • FILM membeli 5.9 miliar lembar atau setara 14.27% saham NETV dari PT Sinergi Lintas Media (SLM) sebesar Rp295.16 miliar.
  • FILM juga mengambilalih 1.31 miliar saham seri A atau setara 3.19% dari modal yang ditempatkan dan disetor oleh NETV dari PT Teladan Investama (TI) sebesar Rp65.94 miliar.
  • FILM juga akan menyerap 667.03 juta lembar atau setara 1.61% saham seri A NETV dari PT Indika Inti Holdiko (IIH) sebesar Rp33.35 miliar.

Dengan rangkaian transaksi tersebut, FILM akan menguasai 80.05% saham NETV yang sekaligus menjadikan FILM sebagai pengendali baru di tubuh NETV. Menariknya dalam proses akuisisi NETV, FILM tidak diwajibkan untuk melakukan penawaran tender wajib.

 

Anda sedang ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Maka sekarang bisa menggunakan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-MIP-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

Kesimpulan

Prospek saham NETV ke depan nampaknya masih akan cukup menantang, meskipun dalam waktu dekat nasib bisnis NETV akan diselamatkan oleh FILM, yang akan direalisasikan melalui aksi akuisisi 80.05% saham NETV. Sehingga memposisikan FILM menjadi pengendali baru di NETV.

Terlebih lagi secara historical keseluruhan kinerja keuangan NETV dapat dikatakan memang tidak begitu sehat. Seperti yang tertulis di atas, sejak tahun 2019 NETV terus mencatatkan kerugian dan pendapatan dari tahun 2019 juga terus mengalami penurunan hingga kuartal II-2024 berjalan. Bahkan total asset tercatat menurun dan total ekuitas yang negatif cukup dalam hingga -Rp648.25 miliar. Sedangkan total liabilitas yang dimiliki tercatat terus membengkak. Yang membuat NETV berada dijurang ‘kebangkrutan’ jika tidak diakusisi oleh FILM.

Historical total aset NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

 

Historical total ekuitas NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

Historical total liabilitas NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

Bukan itu saja, posisi kas dan setara kas NETV yang senilai Rp3.89 miliar nilainya tidak sampai setengah dari total liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp1.38 triliun.

Historical total jangka pendek NETV. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team

Tidak hanya itu, dari sisi struktural bisnis yang dijalankan NETV juga masih terbilang ‘bisnis televisi sederhana’. Sementara saat ini industri televisi telah mengalami transformasi pada digitalisasi, ditandai dengan adanya televisi digital atau Analog Switch Off/ASO yang semakin mudah untuk diakses.

Hal ini menjadi tantangan besar untuk perusahaan di media televisi untuk terus berinovasi, memberikan program tayangan dan media penyiaran untuk dapat diakses secara online. Terlebih lagi saat ini, sebagian besar penikmat siaran saat ini lebih menyukai tayangan yang dapat ditonton secara streaming, tanpa harus mengandalkan televisi cukup melalui gadget maupun smartphone.

Bukan tidak mungkin tantangan tersebut juga menjadi tugas baru bagi FILM untuk membangkitkan kinerja NETV.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *