Telegram-Scams

Terakhir diperbarui Pada 16 Oktober 2024 at 4:00 pm

Telegram, sebuah aplikasi pesan instan yang berbasis cloud dan nirlaba. Aplikasi juga menjadi salah satu aplikasi pesan instan yang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat umum. Namun sangat disayangkan, dalam beberapa tahun terakhir Telegram justru menjadi sarang pelaku kejahatan yang sangat merugikan banyak pihak. Nah berikut ini jenis kejahatan siber yang banyak terjadi lewat Telegram!

 

Telegram Scams, Apa Maksudnya?

‘Telegram Scams adalah ‘Penipuan Telegram’ yang melakukan berbagai bentuk kejahatan siber (Cyber Crime) yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan pencurian identitas, yang diperjualbelikan pada web gelap (Dark Web).

Kompolotan penipu yang menggunakan aplikasi Telegram ini menjerat korbannya, dengan cara mengelabui dan menjebak korbannya, sehingga dengan leluasa melakukan pemerasan yang merugikan korban secara material maupun immaterial.

 

Cara Kerja Komplotan Penipu di Telegram

Aksi kejahatan siber yang terjadi di Telegram ini sejatinya sangat mudah dilakukan. Hal ini terjadi karena sangat mudahnya membuat akun Telegram yang hanya memakai nomor telepon. Sehingga memudahkan para komplotan penipu ini membuat akun dan profil Telegram palsu.

Setelah Telegram palsu ini jadi dan selesai di setting sedemikian rupa, barulah komplotan penipu ini bersembunyi di balik nama akun dan profil palsu. Komplotan penipu ini beroperasi dengan sangat bebasnya, melancarkan berbagai jenis penipuan dan menjaring korbannya ke dalam akun Telegram palsu.

Komplotan penipu di Telegram ini bahkan tidak segan-segan menggunakan/mencatut/mengambil/mencuri data, gambar/foto, logo dari akun Telegram resmi yang sudah memiliki nama populer. Tentunya hal ini sangat mudah dipercayai oleh para korbannya.

Dalam aksinya komplotan penipu ini melakukan berbagi berkas pendukung seperti bukti transfer atau bukti kegiatan investasi bodong. Tidak hanya itu, komplotan penipu ini juga menggunakan Chatbot Telegram, sehingga memungkinkan mereka lebih mudah menghubungi dan menjaring korban lebih banyak dari berbagai daerah.

 

Berikut Jenis Kejahatan Siber pada Telegram Scams

Telegram Scams sudah menimbulkan kerugian terutamanya material, di mana komplotan penipu ini berhasil meraup uang dari para korbannya. Kemudian menghilangkan jejak dengan cara blokir, hide link (link yang dirahasiakan), merubah nama akun, dan lain sebagainya.

Untuk itu berikut ini beberapa jenis kejahatan siber yang dilakukan lewat Telegram, dengan kerugian material yang dapat dihitung nominalnya oleh korban. Antara lain:

  1. Investasi Bodong dengan Skema Ponzi

Ada banyak akun investasi bodong yang dilakukan oleh akun Telegram palsu, komplotan penipu ini melakukan kejahatan yang terencana dengan baik. Komplotan penipu mengklaim mampu memberikan keuntungan dengan nominal sangat besar, tanpa bekerja keras.

Akun Telegram ini akan mengakui dirinya sebagai orang dan/atau layanan keuangan yang ahli dalam bidang investasi, dengan skema titip dana.

Pada penipuan investasi bodong ini, komplotan kejahatan akun Telegram palsu akan mencuri data pasar dan melakukan manipulasi semenarik mungkin, agar korban tertarik. Misalnya dengan mengubah bukti transaksi, memperbesar nominal dana yang ditransfer sebagai keuntungan.

Proses kejahatan yang dilakukan komplotan penipu ini adalah:

    • Memasukkan korbannya ke akun Telegram palsu secara random.
    • Komplotan penipu saling berbagi bukti transfer dengan nominal besar yang menggiurkan para korban.
    • Memberikan testimoni bahwa investasi yang dilakukan sangat menguntungkan dalam waktu instan.
    • Jika ada korban yang berhasil dijaring, maka mereka akan mengarahkannya pada jalur pribadi (japri). Sehingga chat dan transaksi hanya terjadi antara korban dan salah satu penipu yang umumnya mengklaim diri sebagai ‘admin’.
    • Jika korban berhasil masuk perangkap dan melakukan transfer sejumlah nominal untuk investasi bodong.
    • Beberapa komplotan penipu, biasanya akan mentransfer keuntungan pertama sebagai bukti bahwa mereka terpercaya dan memicu korban dapat mentransfer modal lebih besar lagi. Jika hal itu terjadi, komplotan ini segera menghilangkan jejak dengan blokir, hide akun, dan lain sebagainya.
    • Namun sebagian komplotan penipu di akun Telegram palsu lain, setelah mendapatkan sejumlah uang dari korban ada yang langsung menghilangkan jejak. Sehingga korban tidak memiliki akses lagi kepada mereka dan tidak dapat meminta pertanggung jawaban agar uangnya kembali.

Jadi ketika ada tawaran investasi bodong dengan skema titip dana atau penawaran keuntungan besar dalam waktu instan, dapat dipastikan bahwa itu adalah Telegram Scams.

 

  1. Penipu yang meniru

Kejahatan siber di akun Telegram palsu juga ada yang berupa ‘penipu yang meniru’. Komplotan penipu ini akan membuat sebuah akun Telegram palsu semirip mungkin dengan akun yang resmi. Di mana mereka menggunakan/mencatat/merubah desain logo perusahaan atau sebuah brand untuk menjadi profil mereka, lalu aktif berbagai postingan, serta menyematkan informasi yang sangat mirip dengan yang resmi.

Jika komplotan penipu berhasil menjaring korban masuk ke dalam akun Telegram palsu, maka mereka akan menghubungi korbannya dengan tujuan mendapatkan identitas pribadi korban.

Meski seringkali hampir mirip dan terkesan sama, namun dapat ada perbedaan nama pengguna antara akun resmi dengan Telegram palsu. Jadi perhatikan kembali dan bandingkan, antara Telegram palsu dengan Telegram yang resmi dari suatu perusahaan.

 

  1. Pump and pump Kripto

Bukan hanya investasi bodong, komplotan penipu juga melakukan pump and pump kripto, dengan skema menaikkan nilai mata uang kripto, sehingga menjadi peluang investasi yang menggiurkan.

Komplotan penipu ini akan membuat akun Telegram palsu dan mengklaim diri sebagai ahli Crypto, yang membuat banyak orang mau berinvestasi di Crypto dan membuat harganya naik.

Jika langkah itu berhasil, komplotan penipu akhirnya menjual asset mata uang crypto kepada investor yang percaya berita palsu. Dengan begitu komplotan penipu ini bisa meraup uang dari hasil jual mata uang crypto dengan harga yang tinggi. Sedangkan korban hanya mengalami kerugian.

 

  1. Survei Palsu

Telegram scams lain juga berupa survei palsu yang menawarkan hadiah-hadiah menarik, sehingga dapat memikat korban. Sayangnya survei palsu ini hanya berkedok pencurian data-data korban, di mana setelah korban selesai mengisi form survei. Maka ditahap selanjutnya korban harus mengisikan nama/alamat email/telegram/nama bank korban. Setelahnya komplotan penipu akan mengirimkan link pishing.

Jika langkah tersebut berhasil, maka komplotan penipu ini akan menjadikan korban sebagai target kejahatan berupa pemerasan uang atau penarikan saldo rekening.

 

  1. Penawaran bursa kerja palsu

Bursa kerja yang biasanya berisikan informasi-informasi lowongan kerja, juga menjadi kedok kejahatan komplotan penipu di Telegram palsu. Jika korban terjaring dalam penipuan ini, maka akan memungkinkan mereka mengirimkan pesan secara langsung kepada korban dengan mengklaim diri sebagai staff perekrut kerja.

Ciri-ciri yang dapat dikenali dari penawaran bursa kerja palsu ini adalah posisi kerja yang bergengsi dengan gaji dan tunjungan besar yang menggiurkan, serta jam kerja yang sangat fleksibel.

Jika ada korban yang berhasil dijaring, maka komplotan penipu akan mengarahkan korban untuk wawancara palsu untuk mencuri data diri dan meminta uang ‘sogok’ agar dapat diterima kerja. Setelahnya, barulah komplotan penipu menghilangkan jejak dari korbannya.

 

  1. Pisihing melalui Telegram

Akun Telegram palsu juga digunakan oleh komplotan penipu untuk melakukan kejahatan pishing, dengan skema korban mengklik tautan yang berbahaya. Link ini nantinya akan mengarahkan korban menuju sebuah situs web yang palsu, menariknya web tersebut dibuat oleh komplotan penipu semirip mungkin dengan yang resmi.

Ketika korban sampai di web palsu, korban diminta untuk melakukan sign up agar mengisi data diri. Dari hasil sign up tersebutlah komplotan penipu ini menarik data pribadi korban.

Beberapa di antara komplotan penipu ini seringkali menggunakan fitur bot Telegram secara terintegrasi, sehingga bisa menjalankan pishing terorganisir. Hal ini membuat mereka leluasa melakukan kejahatan dengan menyamar menjadi pegawai resmi suatu perusahaan untuk kemudian menelepon korban dan meminta data pribadi.

 

  1. Mengirimkan tautan atau lampiran berbahaya

Akun Telegram palsu juga berani melakukan pengiriman tautan atau lampiran berbahaya secara langsung melalui chat jalur pribadi (japri). Tautan atau lampiran berbahaya ini berisik malware dan biasanya muncul bersamaan penipuan pishing.

Jika korban tidak teliti dan merespon tautan atau lampiran berbahaya tersebut dengan cara mengklik, maka malware dapat menginfeki perangkat seluler korban dengan cepat. Selanjutnya komplotan penipu bisa dengan mudah mencuri data maupun menguras rekening korban.

 

  1. Hadiah Palsu

Akun Telegram palsu juga seringkali menjebak korban dengan mengklaim/mengakui sebuah brand besar atau admin dari artis ternama. Dalam jenis penipuan ini mereka menawarkan hadiah-hadiah palsu, bahkan mereka tidak segan menggunakan hadiah-hadiah yang tercantum juga palsu.

Dalam aksinya, komplotan penipu akan meminta korban mengisi data diri untuk mengirimkan hadiah ke alamat tanggal korban. Sayangnya dalam beberapa kasus, korban tidak mendapatkan hadiah apapun. Sedangkan di komplotan penipu berhasil mendapatkan identitas pribadi korban.

 

  1. Bot Telegram Palsu

Aplikasi Telegram memiliki fitur yang memungkinkan para penggunanya bisa membuat Bot dengan mudah. Sayangnya, fitur ini justru disalahgunakan oleh para komplotan penipu yang memanfaatkan bot untuk menipu para korban.

Dalam praktiknya, bot yang dibuat komplotan penipu ini dibuat sedemikian rupa, untuk meyakinkan para korban untuk mau memberikan identitas pribadi dengan berbagai modus penipuan. Beberapa diantaranya seperti admin palsu, pishing, dan/atau penipuan asmara.

 

  1. Penipuan yang berkedok ‘Teknisi Telegram’

Hal lain yang perlu diwaspadai dari Telegram Scams ini adalah penipuan yang mengaku sebagai dukungan teknis dari Telegram alias staff teknisi. Komplotan penipu ini akan menghubungi korban yang mengklaim bahwa akun Telegram korban bermasalah. Dari itu, mereka akan meminta identitas korban, seperti data login dengan alasan untuk memperbaiki masalah.

Tidak jarang, komplotan penipu ini meminta korban untuk mengizinkan mereka melakukan akses jarak jauh pada perangkat korban.

Untuk itu selalu curiga terhadap penawaran apapun yang berasal dari akun Telegram palsu. Jika benar akun Telegram Anda mengalami permasalahan teknis, sebaiknya hubungi langsung saluran resmi Telegram. Hindari menerima bantuan dari teknisi palsu yang tiba-tiba menawarkan diri dan mengklaim bahwa akun Telegram Anda bermasalah.

Dan berbagai jenis kejahatan Telegram scams lain, yang juga masih akan merugikan para korban. Bahkan berdasarkan pengungkapan Ng Yuan Siang yang berasal dari firma hukum bernama Eugene Thuraisingam LLP., mengatakan bahwa aktivitas kejahatan siber di Telegram yang terus meningkat, bisa menjadi parallel dengan tingkat penggunaan yang juga meningkat.

Akun, Channel dan juga Grup pabrik yang ada pada Telegram dengan kapasitas tampung mencapai 200 ribu orang, sangat mudah untuk dicari hanya dengan mengandalkan kotak pencarian. Hal ini yang sangat mendukung dan memudahkan aksi komplotan penipu dalam menjangkau calon korban baru. Tidak hanya itu, Telegram yang memungkinkan para pengguna bisa tetap anonym sehingga sulit dikenali.

Bahkan Telegram juga sangat mudah dalam menghapus data pada chat dan memblokir akses antara penipu dengan korban. Di mana kedua hal ini akan dengan sekejap menghilangkan histori percakapan tanpa jejak.

Untuk itu tetap berhati-hati dan waspada atas segala bentuk penipuan dan kejahatan siber yang terjadi di Telegram. Sampai dengan saat ini Telegram scams menjadi kejahatan yang tergolong sulit untuk diberantas dan diatasi.***

 

#

 

Mohon untuk meningkatkan sikap HATI-HATI dan WASPADA atas segala bentuk modus penipuan yang mengatasnamakan Rivan Kurniawan. Apabila menemukan penawaran, kegiatan, atau transaksi mencurigakan mohon segera lakukan konfirmasi kepada kami melalui Layanan WhatsApp:

  • Whatsapp : 0896-3045-2810 (Farhan)
  • Whatsapp : 0822-5812-2020 (Yoshua)

Ataupun melalui akun-akun resmi sosial media kami:

  • Telegram: @ValueInvestingIndonesia
  • Instagram: @rivan.kurniawan
  • Youtube: Rivan Kurniawan
  • Twitter: @RivanKurniawan
  • TikTok: @rivan.kurniawan
  • Facebook: Rivan Kurniawan

Website Resmi:

  • Website Layanan Produk: rivankurniawan.com
  • Website Blog: blog.rivankurniawan.com

Dan seluruh transaksi hanya menggunakan rekening:

  • Atas nama PT Indovesta Utama Mandiri
  • Atas nama Rivan Kurniawan 

Demikian kami sampaikan, diharapkan ini menjadi perhatian bersama.

Terima kasih.

 

Be a Smart Investor! Do Your Own Research!

Jika menemukan aktivitas mencurigakan dari Fake Account yang mengatasnamakan Rivan Kurniawan, dimohon untuk memvalidasi atau memberikan informasi kepada Rivan Kurniawan Teams.***

###

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *