Level Fibonacci Retracement dianggap sebagai indikator teknikal prediktif, yang cukup akurat. Hal ini dikarenakan, Fibonacci Retracement dapat mengidentifikasi pergerakan harga di masa depan. Nah seperti apa teknik dasar pemakaiannya? Dan apa fungsinya?
Daftar Isi
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Mengenal Definisi Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement merupakan level garis horizontal, yang berfungsi untuk menunjukkan kemungkinan level support dan resistance di mana harga dapat berpotensi berbalik arah. Fibonacci Retracement ini adalah sebuah tools yang bekerja paling baik, ketika pasar sedang mengalami trend.
Konsep dibaliknya yaitu untuk melakukan posisi beli (atau membeli) pada retracement di level support Fibonacci, ketika pasar sedang bergerak Uptrend. Dan untuk melakukan posisi jual (atau menjual) pada retracement di level resistance Fibonacci, ketika pasar sedang bergerak Downtrend.
Level Fibonacci Retracement dianggap sebagai indikator teknikal prediktif yang cukup akurat, lantaran tools ini dapat membantu mengidentifikasi di mana harga akan berada di masa depan. Teorinya adalah setelah harga memulai arah trend baru, maka harga akan retrace atau mengalami koreksi ke level harga sebelumnya. Sehingga nantinya akan melanjutkan kembali mengikuti arah trend utamanya.
Ada lebih dari 900 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.
Menemukan Level Fibonacci Retracement
Untuk menemukan level Fibonacci Retracement, kita harus mencari Swing High (puncak tertinggi) dan Swing Low (lembah terendah) yang signifikan.
- Untuk kondisi Uptrend, klik pada Swing Low dan seret kursor ke Swing High yang paling baru.
- Sedangkan pada keadaan Downtrend, lakukan sebaliknya. Klik pada Swing High dan seret kursor ke Swing Low yang paling baru.
Kira-kira apakah teman-teman investor sudah paham mengenai satu tools trading ini?
Untuk memudahkan, sekarang kita lihat beberapa contoh bagaimana mengaplikasikan level Fibonacci Retracement pada saham dibawah ini yaitu saham PTBA…
Uptrend
Dibawah ini adalah chart saham PTBA
Di sini kita memplotting level Fibonacci Retracement dengan mengklik Swing Low di 2500 dan menyeret kursor ke Swing High di 3750. Alhasil, terlihat pada platform grafik saham yang saat ini kita pakai yaitu TradingView secara otomatis akan menghitung dan menampilkan level retracement. Seperti yang teman-teman lihat dari grafik, level Fibonacci Retracement adalah (23.6%), (38.2%), (50.0%*) dan (61.8%).
Sekarang, harapannya adalah jika PTBA mengalami retracement dari level Swing High, maka harga saham PTBA akan menemukan Support di salah satu level Fibonacci Retracement tersebut, selanjutnya para trader akan menempatkan order beli di salah satu level Support tersebut.
*Rasio 50.0% tidak secara resmi merupakan level Fibonacci, tetapi ia dihormati masuk ke dalam kelompok tersebut dan dipakai saat menganalisa saham.
Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi setelah harga melakukan koreksi turun dari level Swing High di bawah ini…
Harga turun melewati level 23.6% dan terus turun selama beberapa hari ke depan. Harga bahkan menguji level 38.2%, namun tidak mampu turun lebih dalam lagi menyentuh level 50%. Kemudian, kurang lebih 1 minggu ke depan, pasar melanjutkan pergerakan naiknya dan akhirnya menembus Swing High di level 3750. Kondisi ini secara tidak langsung telah mengkonfirmasi, jika kita telah melakukan pembelian pada level Fibonacci 38.2%. Maka hal ini akan menjadi swing trading yang menguntungkan dalam jangka yang cukup panjang.
Downtrend
Sekarang, mari kita lihat bagaimana cara menggunakan tools Fibonacci Retracement pada saat downtrend, di bawah ini adalah chart saham WSKT…
Seperti yang terlihat di atas, kita menemukan Swing High WSKT di 945 dan Swing Low di 550. Dengan level retracement-nya adalah sama dengan pada saat Uptrend yaitu, (23.6%), (38.2%), (50.0%) dan (61.8%).
Harapan untuk downtrend adalah bahwa jika harga naik dari level Swing Low, dapat berpotensi akan menemukan Resistance di salah satu level Fibonacci. Hal ini dapat terjadi, lantaran ada para pelaku pasar, seperti trader yang ingin melakukan aksi taking profit dengan harga yang lebih tinggi akan siap dengan order jual di level–level tersebut.
Mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya !
Pasar mencoba untuk menguat, dan berhenti di bawah level 38.2%. Pada kondisi ini harga saham tidak berhasil naik lebih tinggi dan menyentuh level 50.0%. Jika teman-teman melakukan taking profit di level 38.2% atau 50.0%, bukan tidak mungkin akan mendapatkan beberapa % keuntungan saham yang cukup besar dari perdagangan ini.
Dalam dua contoh ini, kita melihat bahwa harga menemukan Support & Resistance saham pada level Fibonacci Retracement. Mengingat ada banyak orang yang menggunakan tools Fibonacci, di mana level-level tersebut menjadi level-level Support dan Resistance yang terbentuk dengan sendirinya.
Jika cukup banyak investor atau trader di pasar modal yang percaya bahwa retracement akan terjadi di dekat level Fibonacci Retracement. Dan juga menunggu untuk membuka posisi saat harga mencapai level tersebut, maka semua antrian order tersebut bisa mempengaruhi harga pasar.
Satu hal yang perlu diperhatikan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Fibonacci Retracements adalah bahwa harga tidak selalu akan memantul di level-level Fibonacci ini. Fibonacci memang dipandang memiliki area-area yang menarik dan cukup presisi. Namun market tetap bergerak dinamis dan dalam beberapa kondisi pasar, harga tidak menuruti level–level Fibonacci tersebut.
Untuk saat ini, ada sesuatu yang harus selalu diingat tentang penggunaan tools Fibonacci, yaitu bahwa tools ini tidaklah selalu mudah digunakan. Jika menggunakan Fibonacci adalah hal yang sangat mudah, maka akan banyak pelaku pasar yang menempatkan order mereka pada level Fibonacci Retracement dan pasar juga akan selalu bergerak dalam trend selamanya.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.