Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Harga saham GOTO semakin dekat ke 50, menjadi level terendah sejak perusahaan berbasis teknologi ini melantai di bursa. Bahkan saham GOTO ini sudah berkali-kali menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB). Posisi harga saham GOTO belakangan cukup mengkhawatirkan, ditambah lagi dengan berbagai spekulasi negatif seperti halnya aksi divestasi terhadap GoTo Logistics. Lantas gimana nasib saham GOTO?
Harga Saham GOTO Semakin Dekat ke 50
Source: finance.yahoo.com
GOTO melantai pertama kali di BEI pada April 2022 dengan harga pembukaan di kisaran Rp338. Aksi IPO nya saat itu digadang-gadang akan mengalami lonjakan, sejalan dengan perkembangan bisnis GOTO. Alih-alih akan beruntung, faktanya harga saham GOTO semakin dekat ke 50. Sejak anjlok pada Desember 2022 yang lalu, bahkan saham GOTO ini juga pernah kena ARB beberapa kali. Tren penurunan harga saham GOTO pun masih terus berlanjut sampai per artikel ini ditulis. Data di atas merupakan pergerakan harga saham GOTO paling rendah dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan harga saham GOTO selama ini tidak lepas dari situasi yang terjadi pada perusahaan belakangan ini.
Review Kinerja Fundamental GOTO Kuartal I-2024
Kinerja Berdasarkan Pendapatan Bersih
Pos pendapatan GOTO Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan GOTO Kuartal I-2024
Berikut rinciannya:
Rincian pendapatan bersih GOTO Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan GOTO Kuartal I-2024
Berdasarkan kinerja pendapatan kuartal I-2024, GOTO berhasil mencatatkan kenaikan sekitar 22.22% YoY menjadi Rp4.07 triliun, lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang sebesar Rp3.33 triliun. Dari rincian pendapatan di atas terlihat bahwa:
- Jasa Pengiriman mengalami kenaikan dari Rp476.6 miliar, naik menjadi Rp1.38 triliun.
- Jasa Pinjaman naik signifikan dari Rp47.7 miliar, naik mencapai Rp284.6 miliar.
- GOTO mulai mencatatkan adanya penerimaan Imbalan Jasa E-commerce sebesar Rp109.6 miliar dari Tokopedia, sebagai bentuk dari bagian kesepakatan antara GOTO dengan TikTok. Imbalan Jasa E-commerce ini dihitung sesuai dengan acuan GMV inti Tokopedia, dan akan dibayarkan kepada GOTO secara kuartalan. Pencatatan Imbalan Jasa E-commerce ini baru diterima GOTO mulai di 1 Februari 2024 – 31 Maret 2024. GMV sendiri adalah nilai total bayar dagangan yang berhasil dijual lewat situs/aplikasi pada periode waktu tertentu.
- Terdapat pendapatan lain-lain yang naik dari Rp338.4 miliar, menjadi Rp457.7 miliar.
- Sementara dari Imbalan Jasa turun menjadi Rp1.58 triliun dan Imbalan Iklan juga turun menjadi Rp263.5 miliar.
Hanya saja di kuartal I-2024 GOTO masih mencatatkan sejumlah kerugian, mulai dari Beban pokok penjualan yang membengkak 37.7% YoY menjadi -Rp1.86 triliun di kuartal I-2024, padahal sebelumnya hanya Rp1.35 triliun per kuartal I-2023. Tidak hanya itu, GOTO juga masih harus menanggung kerugian akibat Beban umum dan administrasi sebesar -Rp1.49 triliun, Beban penjualan dan pemasaran -Rp723.0 miliar, Beban penyusutan dan amortisasi -Rp339.8 miliar, Beban pengembangan produk -Rp353.2 miliar, Beban operasional dan pendukung -Rp248.7 miliar. Hal ini membuat GOTO mengalami rugi usaha sebesar -Rp941.9 miliar.
Rincian penghasilan dan biaya keuangan. Source: Laporan Keuangan GOTO Kuartal I-2024
Sementara pada Pendapatan lain-lain, GOTO masih mencatatkan kenaikan Penghasilan keuangan sekitar 15.10% YoY menjadi sebesar Rp187.5 miliar di kuartal I-2024, lebih tinggi dari Rp162.9 miliar per kuartal I-2023. Namun di waktu yang sama, GOTO juga mencatatkan pembengkakan Biaya keuangan sekitar -Rp129.4 miliar, lebih besar dari periode sebelumnya -Rp75.9 miliar.
Menariknya meski di kuartal I-2024 ini GOTO mampu mencetak Keuntungan selisih kurs sebesar Rp140.1 miliar. Sayangnya GOTO justru mencatatkan Kerugian penurunan nilai goodwill mencapai -Rp9.5 miliar. Bahkan kerugian masih berlanjut pada pos lain seperti Kerugian penurunan nilai asset tak berwujud dan asset tetap sebesar -Rp2.6 miliar. Lalu kerugian terbesar ada pada pos Penyesuaian nilai wajar instrument keuangan -Rp51.2 miliar dan juga Bagian kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama -Rp366.9 miliar.
Kinerja Berdasarkan Segmen Operasi:
Rincian segmen operasi GOTO Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan GOTO Kuartal I-2024
Berikutnya jika kita breakdown kembali pendapatan GOTO, berdasarkan kinerja segmen operasi. Maka kita dapat menemukan pada segmen On-demand Service yang mencatatkan kenaikan sekitar 66.1% YoY menjadi Rp2.26 triliun di kuartal I-2024; Lalu segmen Teknologi Keuangan yang naik 145.0% YoY menjadi Rp500.2 miliar di kuartal I-2024; dan segmen Lainnya yang juga naik 4.4% menjadi Rp544.5 miliar.
Namun untuk segmen E-commerce tercatat turun menjadi Rp790.4 miliar di kuartal I-2024, dibandingkan sebesar Rp1.34 triliun pada kuartal I-2023. Turunnya pendapatan E-commerce ini dipicu oleh bisnis Tokopedia yang sudah dekonsolidasi dengan GOTO saat ini. Hanya saja memang pada kuartal I-2024 segmen E-commerce masih mencatatkan laba usaha Rp532.9 miliar. Hal ini terjadi karena transaksi akuisisi Tokopedia oleh TikTok selesai di akhir Januari 2024, sehingga laporan keuangan Tokopedia masih termasuk ke dalam laporan keuangan GOTO kuartal I-2024. Ditambah dengan biaya dan beban segmen E-commerce yang dikeluarkan GOTO sudah tidak sebesar pada kuartal I-2023 lalu, yang membuatnya rugi mencapai -Rp889.3 miliar.
Pos laba rugi GOTO Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal I-2024
Sejumlah kerugian di atas, membuat GOTO kembali mencatatkan Rugi diatribusikan kepada Pemilik entitas induK sebesar -Rp861.9 miliar. Secara nominal kerugian GOTO di kuartal I-2024 ini lebih rendah dibandingkan kerugian pada kuartal I-2023 yang mencapai -Rp3.86 triliun. Maka dengan terdekonsolidasinya Tokopedia dari GOTO, seharusnya GOTO mampu memperbaiki kinerjanya.
Potensi Perbaikan Profitabilitas GOTO?
Belum lama ini TikTok telah menuntasi kesepakatan investasi senilai US$1.5 miliar kepada Tokopedia pada 31 Januari 2024. Keduanya telah menandatangani perjanjian pengambilan sebagian saham Tokopedia. Di mana Tokopedia menerbitkan saham baru untuk dibayar oleh TikTok dengan nilai US$840 juta. Hal ini membuat TikTok memiliki sebanyak 75.01% saham atau setara 38.18 juta saham Tokopedia. Sedangkan GOTO memiliki sebanyak 24.99% saham Tokopedia. Dan sampai dengan per artikel ini ditulis, proses integrasi TikTok dan Tokopedia masih terus berjalan.
Dengan begitu, maka secara langsung TikTok telah menjadi pengendali baru bagi Tokopedia dan di waktu yang sama dominasi GOTO semakin kecil, imbas investasi TikTok ke dalam Tokopedia. Akan tetapi kabar baiknya, investasi TikTok ke Tokopedia tidak serta merta merugikan GOTO. Lantaran masih ada non dilutive shareholding yang membuat segmen E-commece masih tetap terintegrasi pada ekosistem GOTO. Di mana ini membuat GOTO mendapatkan komisi sebagai recurring income yang akan diperoleh di setiap kuartal, atas hasil dari seluruh transaksi di platform tersebut. Adapun untuk besaran keuntungan yang diterima GOTO akan mengacu pada besaran GTV yang dihasilkan Tokopedia dan TikTok Shop.
Lalu Bagaimana dengan Arus Kas GOTO?
Dengan pendapatan yang meningkat dan kerugian yang menurun, bagaimana dengan keadaan arus kas GOTO?
Arus kas operasi GOTO negatif Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal I-2024
GOTO mencatatkan arus kas operasi negatif -Rp81.67 miliar di kuartal I-2024, mengindikasikan adanya perputaran kas perusahaan yang ‘kurang sehat’. Ditandai dengan besarnya kas pengeluaran perusahaan, dibandingkan kas yang masuk. Meski kas operasi negatif sudah lebih rendah, namun ini membuktikan bahwa GOTO belum mampu melakukan efisiensi operasional.
Arus kas investasi GOTO negatif Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal I-2024
Rincian catatan kaki no.12 Aset Tak Berwujud. Source: Laporan Keuangan Kuartal I-2024
Sementara pada kas investasi tercatat negatif mencapai -Rp10.10 triliun di kuartal I-2024. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena GOTO melakukan investasi pada produk-produk andalan, dengan rincian penambahan Perangkat lunak Rp7.9 miliar, pengurusan Izin usaha Rp3.61 triliun, dan juga Kontrak pelanggan Rp1.7 triliun. Melainkan juga GOTO melepaskan kas bersih atas kehilangan kepentingan pada entitas anak sebesar -Rp4.43 triliun, di mana mungkin ini berkaitan dengan laporan keuangan Tokopedia yang sudah terdekonsolidasi dari GOTO. Mengingat tidak ada catatan kaki yang ditinggalkan pada pos tersebut.
Akan tetapi pada kas pendanaan, tercatat GOTO justru menerima pinjaman sebesar Rp5.38 triliun dan hanya sedikit melakukan pembayaran. Hal ini membuat kas pendanaannya tercatat positif Rp5.24 triliun. Dengan positifnya arus kas pendanaan, maka seharusnya GOTO dapat memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meningkatkan kembali produktivitas bisnisnya. Tentu dengan harapan bukan hanya mencetak kenaikan pendapatan, namun juga memberikan keuntungan yang nyata pada profitabilitasnya.
Beberapa Aksi Korporasi GOTO
GOTO Divestasi GoTo Logistics
Pada awal Mei 2024 GOTO telah menyelesaikan perjanjian jual beli bersyarat atas divestasi 100% saham kepemilikannya yang ada di PT Paket Anak Bangsa atau unit bisnis GoTo Logistics (GTL). Dalam hal ini GOTO telah mendivestasikan 2.35 juta saham miliknya di GoTo Logistics, kepada pembeli dengan total tunai penjualan Rp14.7 miliar. Dengan begitu, maka ke depannya GOTO sudah tidak lagi mengendalikan GoTo Logistics. Perlu kita ketahui bahwa GoTo Logistics ini adalah bisnis pengiriman dan pemenuhan (fulfillment) pendukung PT Tokopedia yang dilepas ke TikTok. Sehingga nantinya GoTo Logistics juga terdekonsolidasi dari GOTO Group.
Tujuan GOTO mendivestasi GoTo Logistics ini tidak lain adalah bagian dari proses restrukturisasi yang dilakukan dalam internal perusahaan. Di mana saat ini GOTO tengah menata kembali mana saja prioritas bisnisnya, sehingga akan dapat lebih fokus pada perluasan unit bisnis Financial Technology dan juga On-Demand Services yang sudah menjadi kontribusi besar pada kuartal I-2024 ini.
Pertanyaannya saat ini, apakah dengan adanya divestasi GoTo Logistics apakah benar akan mempengaruhi pertumbuhan pendapatan GOTO ke depan? Mengingat kontribusi pendapatan paling besar berasal dari jasa pengantaran – GoSend.
Jawabannya tentu tidak. Hal ini berkenaan dengan GoTo Logistics yang hanya membawahi operasional di bagian gudang, dengan jumlah gudang yang ditangani sebanyak 10 unit di Indonesia. Sementara untuk GoSend merupakan bagian dari segmen bisnis On Demand-Service yang memberi pelayanan jasa seperti ojek online – GoJek. Dengan begitu besar kemungkinan divestasi GoTo Logistics ini tidak akan mengganggu pendapatan jasa pengantaran.
GOTO siap buyback saham
Kas dan setara kas GOTO Kuartal I-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal I-2024
Dalam waktu dekat, GOTO berencana melakukan buyback saham dengan nilai sebesar US$200 juta atau setara Rp3.2 triliun. Namun aksi ini masih akan meminta persetujuan para pemegang saham dan RUPSLB di Juni 2024 mendatang. Inisiatif perusahaan untuk melakukan buyback saham tidak lepas dari posisi GOTO yang masih rugi hingga kuartal I-2024.
Adapun untuk membiayai buyback saham, GOTO akan mengandalkan kas internal perusahaan. Tercatat per kuartal I-2024 GOTO memiliki kas senilai Rp20.0 triliun, yang diklaim perusahaan dengan kas tersebut masih dapat melakukan sejumlah target bisnis.
GOTO juga siap private placement
Dalam waktu bersamaan dengan rencana buyback saham, rupanya GOTO juga akan melakukan private placement dengan nilai sekitar 120.14 miliar saham Seri A atau setara 10% dari total seluruh saham GOTO. Nantinya peroleh dana dari hasil private placement tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja dan pembayaran utang. Adapun rencana pembagian alokasi dana ialah: GOTO 35%, PT Dompet Anak Bangsa 20%, PT Multifinance Anak Bangsa 25%, PT GoTo Solusi Niaga dan masing-masing bisnis groceries sekitar 20%.
Namun rencana ini juga masih akan menunggu persetujuan RUPSLB di Juni 2024 nanti. Ditambah lagi dengan adanya potensi risiko terdilusinya porsi kepemilikan para pemegang saham existing, jika private placement ini benar direalisasikan oleh GOTO.
Kondisi Neraca Keuangan GOTO
Historical liquidity ratio GOTO. Source: Cheet Sheat Kuartal I-2024 by RK Team
Sekalipun perusahaan memiliki Liquidity Ratio yang mumpuni pada level 3.16x. Hal ini menunjukkan bahwa total Liabilitas jangka pendek GOTO sebesar Rp9.21 triliun dapat diatasi, hanya dengan mengandalkan Aset lancar yang mencapai Rp29.05 triliun.
Historical DER GOTO. Source: Cheet Sheat Kuartal I-2024 by RK Team
Begitu juga dengan DER di level 0.34x, yang mengindikasikan bahwa Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp37.48 triliun, lebih dari cukup untuk mengatasi total Liabilitas yang dimiliki GOTO sebesar Rp12.57 triliun.
Kesimpulan
Harga saham GOTO semakin dekat ke 50 yang terjadi sekarang ini, dapat dikatakan memang tidak lepas dari pengaruh besar kinerja keuangannya yang masih kurang baik. Kinerja GOTO tergolong tidak efisien dan banyak mencatatkan beban-beban biaya. GOTO butuh pengelolaan beban usaha yang disiplin dan berlanjut dan pelaksanaan strategi investasi.
Meski mungkin investasi TikTok ke Tokopedia akan membuat GOTO mendapatkan komisi sebagai recurring income, karena masih ada non dilutive shareholding yang membuat segmen E-commece masih memberi keuntungan pada GOTO. Ditambah dengan lepasnya unit bisnis GoTo Logistics. Namun tidak sepenuhnya menjamin pemulihan kinerja GOTO dalam waktu dekat.
Perlu kita ingat, bahwa GOTO sebagai perusahaan teknologi akan menghadapi tantangan besar di tahun ini. Bukan hanya faktor persaingan yang semakin ketat antar perusahaan teknologi lainnya. Namun GOTO harus mengandalkan naiknya tingkat konsumsi masyarakat yang lebih kuat, biasanya ini terjadi hanya pada momentum-momentum tertentu. Sebut saja seperti momen bulan Ramadhan, Lebaran, Natal dan high season pada musim liburan. Oleh sebab itu, GOTO perlu menggenjot promosi produk untuk dapat menarik pengguna lebih banyak lagi.
Berkenaan dengan prospek bisnis GOTO di tahun 2024, perusahaan teknologi ini masih akan mendorong peningkatkan frekuensi pengguna existing dan akan memperluas jangkauan pasar dengan inovasi produk. Selain itu, GOTO juga akan meningkatkan monetisasi dan mempekuat fundamental perusahaan, serta menawarkan layanan Tabungan GoPay Tabungan hasil kolaborasi dengan Bank Jago.
Kemudian, GOTO juga akan memperkuat fundamental dengan mengelola beban usaha, beban infrastruktur dan pengembangan teknologi informasi, beban operasional tetap, insentif, serta promosi.
Hingga bergulirnya isu GOTO merger dengan Grab Holdings Ltd, yang diklaim dapat membantu untuk mengatasi kerugian yang dialami oleh GOTO maupun Grab. Isu potensialnya, merger tersebut akan memposisikan Grab untuk mengakusisi GOTO menggunakan uang tunai/saham/atau kombinasi keduanya. Tentunya isu merger ini masih menjadi spekulasi pasar yang digadang-gadang mampu mendorong kinerja harga saham GOTO.
Kira-kira bagaimana dengan pandangan teman-teman investor mengenai saham GOTO ke depan? Apakah upaya buyback saham dan private placement efektif untuk mendongkrak kinerja harga saham GOTO semakin dekat ke 50 sekarang ini?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.