Terakhir diperbarui Pada 29 Januari 2024 at 11:26 am
January effect saham adalah salah satu momentum yang ditunggu-tunggu para investor. Hal ini dikarenakan January Effect menjadi momen kenaikan bagi harga saham yang biasa terjadi di awal tahun. Nah, yuk kita ketahui lebih lanjut tentang January Effect dalam saham!
Source: freepik.com
Daftar Isi
Apa Itu January Effect dalam Saham?
January Effect merupakan fenomena di pasar saham yang mengacu pada kecenderungan lonjakan harga saham, yang biasa terjadi di awal tahun. Ya, biasanya January Effect ini akan banyak terjadi di bulan Januari. Biasanya, efek ini terlihat dalam peningkatan signifikan pada harga saham beberapa perusahaan setelah liburan Natal dan Tahun Baru.
Banyak investor dan analis percaya bahwa January Effect, disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya ialah pembelian kembali saham yang dijual pada bulan Desember untuk menghindari pajak. Atau bisa juga untuk menghindari aliran dana baru dari investor institusional pada awal tahun. Dan bahkan bisa sebagai upaya pengimbangan portofolio yang dilakukan oleh investor individual.
Tidak hanya itu, fenomena January Effect saham ini kadang-kadang juga dikaitkan dengan teori psikologis. Di mana investor cenderung bersemangat untuk memulai investasi baru di awal tahun, setelah masa liburan. Tentunya semangat para investor ini tidak lepas dari resolusi investasi yang baru di tahun 2024 ini…
[Baca lagi: Resolusi Investasi Saham Tahun 2024 yang Realistis!]
Namun, meskipun fenomena January Effect saham ini dapat memberikan kesempatan bagi investor, untuk mendapatkan keuntungan. Tentu kita sebagai investor juga harus mempertimbangkan risiko yang ada didalam January Effect saham ini. Yang artinya, kita tetap perlu melakukan analisis yang cermat, sebelum mengambil keputusan investasi.
[Baca lagi: Fenomena January Effect Di Pasar Saham]
Penyebab Terjadinya January Effect Saham
January Effect adalah fenomena yang terjadi di pasar saham di mana harga saham cenderung mengalami kenaikan pada bulan Januari. Fenomena ini telah diamati secara global sejak tahun 1930-an. Menariknya January Effect saham ini tetap menjadi salah satu anomali pasar saham yang paling konsisten, sampai dengan saat ini.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyebab terjadinya January Effect saham, antara lain:
Penyesuaian portofolio:
Investor cenderung melakukan penyesuaian portofolio investasi di awal tahun. Sehingga apa yang ada dalam portofolio dapat disesuaikan kembali dengan tujuan investasi yang ingin dicapai. Lebih dari itu, investor juga dapat memastikan bahwa portofolio investasi, sudah sesuai dengan profil risiko yang dimiliki mereka.
Dengan begitu, tidak heran jika ada peningkatan permintaan saham di awal tahun. Imbasnya harga saham juga terdorong naik.
Tax-loss selling:
Investor memiliki peluang untuk menjual saham yang berpotensi mengalami kerugian di akhir tahun kemarin. Langkah ini sebagai cara untuk mengimbangi keuntungan modal dan mengurangi kewajiban pajak mereka.
Namun, juga tidak menutup kemungkinan, investor dapat membeli kembali saham-saham tersebut di awal tahun. Tentunya setelah investor berhasil melewati periode kepemilikan yang diperlukan. Untuk mendapatkan perlakuan pajak yang lebih menguntungkan.
Perusahaan mungkin melakukan praktik window dressing, yang dimaksudkan untuk mempercantik laporan keuangan sebelum akhir tahun fiskal. Hal ini dapat dilakukan dengan menunda pengakuan pengeluaran atau mempercepat pengakuan pendapatan. Dengan begitu, laba perusahaan akan terlihat lebih tinggi. Yang di mana, dengan kenaikan laba yang lebih tinggi dari perkiraan itu, mampu mendorong kenaikan harga saham di awal tahun.
Faktor psikologis:
Beberapa investor juga memiliki keyakinan bahwa harga saham akan selalu naik pada bulan Januari. Hal ini tentu memicu investor untuk membeli saham pada bulan Januari. Dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan besar dengan cara yang mudah.
Sayangnya, keyakinan ini dapat menjadi self-fulfilling prophecy. Lantaran permintaan yang meningkat dari para investor, dapat mendorong kenaikan harga saham.
Di luar dari penyebab yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa January Effect saham, sebenarnya bukanlah fenomena yang selalu terjadi. Bahkan tidak ada jaminan, bahwa harga saham akan selalu naik pada bulan Januari.
Meski begitu, fenomena January Effect saham ini telah diamati secara konsisten dalam beberapa decade. Untuk itu, kita sebagai investor tetap harus mewaspadai potensi terjadinya January Effect, ketika akan membuat keputusan investasi.
Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !
Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan
Strategi Cuan di January Effect Saham
Berikut adalah beberapa strategi agar cuan saat terjadi January Effect:
- Belilah saham-saham yang berkinerja baik pada tahun sebelumnya. Di mana saham-saham ini lebih cenderung untuk melanjutkan kinerja positif pada tahun berikutnya.
- Belilah saham-saham dengan prospek pertumbuhan yang baik. Lantaran saham-saham ini lebih cenderung mengalami kenaikan harga, seiring pertumbuhan ekonomi.
- Belilah saham-saham yang valuasinya undervalued. Dalam hal ini, sahamsaham tersebut memiliki potensi untuk mengalami kenaikan harga yang lebih besar. Daripada saham-saham yang overvalued.
- Lakukan riset mendalam sebelum membeli saham. Sebagai investor yang bijak, tetap perlu melakukan riset, dengan menganalisis fundamental. Sehingga bisa lebih memahami bagaimana kondisi kesehatan perusahaan, baik secara kinerja keuangan maupun operasional. Diikuti dengan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
- Jangan berinvestasi lebih dari kemampuan. January Effect saham bukanlah jaminan untuk bisa mendapatkan keuntungan besar. Hal ini membuat kita harus selalu siap dalam menghadapi risiko kerugian.
- Gunakan strategi diversifikasi. Lakukan investasi saham secara terdiversifikasi pada beberapa sektor bisnis yang potensial. Hindari menaruh seluruh dana investasi, pada saham di sektor tertentu.
[Baca lagi: Mitos dalam Pasar Modal, Benarkah Terjadi?]
Dampak January Effect
Dampak dari January Effect pada pasar saham, umumnya akan terlihat dari gejala kenaikan harga saham yang terjadi di awal tahun. Di mana siklus January Effect saham ini akan cenderung berulang setiap tahun.
Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat January Effect saham:
- Fenomena ini menciptakan optimisme tersendiri bagi para investor. Terutama yang berencana melakukan investasi jangka pendek. January Effect bisa menciptakan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga saham. Tetapi juga menjadi perhatian bagi mereka yang memperhatikan risiko.
- Dalam konteks analisis pasar, fenomena January Effect saham ini dapat menjadi pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan investasi di awal tahun. Mengingat ada kecenderungan peningkatan harga saham yang dapat mempengaruhi portofolio investasi.
Contoh Saham yang Terpengaruh oleh January Effect
Pengamatan terhadap siklus terjadinya January Effect saham di setiap awal tahun, sudah dilakukan oleh pasar saham global, termasuk di Indonesia.
Nah, untuk di Indonesia sendiri ada beberapa saham yang seringkali menunjukkan pergerakan harga, yang sejalan dengan January Effect. Antara lain:
Saham sektor ritel:
Saham-saham sektor ritel cenderung mengalami peningkatan permintaan, menjelang dan selama periode liburan akhir tahun, hingga ke awal tahun baru. Hal ini didorong oleh peningkatan aktivitas belanja konsumen yang biasanya mencapai puncaknya pada periode tersebut. Contoh saham di sektor ritel ini seperti…
Source: RTI Business
Saham sektor pariwisata:
Saham-saham sektor pariwisata juga seringkali menunjukkan kinerja yang baik selama January Effect. Hal ini disebabkan oleh masih adanya peningkatan permintaan wisata. Terutama untuk perjalanan wisata dan akomodasi di awal tahun.
Biasanya perjalanan wisata tersebut, banyak dilakukan oleh kalangan wisatawan domestik yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dan awal tahun baru. Contoh saham di sektor pariwisata ini seperti…
Source: RTI Business
Saham sektor perbankan:
Saham-saham di sektor perbankan juga memiliki potensi yang sama untuk mengalami peningkatan harga selama January Effect. Hal ini dikaitkan dengan ekspektasi peningkatan aktivitas transaksi perbankan di awal tahun, seperti penyimpanan uang dan investasi, pembayaran tagihan, hingga transaksi lainnya. Contoh saham di sektor perbankan ini…
Source: RTI Business
Saham sektor transportasi dan logistik:
Saham di sektor transportasi dan logistik juga termasuk saham yang mengalami kenaikan harga di masa January Effect. Hal ini tidak lepas dari tingginya mobilitas Masyarakat. Contohnya saham berikut ini…
Source: RTI Business
Terlepas dari beberapa sektor saham yang disebutkan di atas, masih ada beberapa contoh emiten saham di sektor lain yang juga mengalami kenaikan harga. Sebut saja, untuk saham-saham yang ada dalam kategori Blue Chip. Di mana emiten saham tersebut memang merupakan perusahaan berskala besar dan berlikuiditas tinggi. Sehingga sangat berpeluang mengalami kenaikan harga saham ketika January Effect saham berlangsung. Contohnya seperti…
Source: RTI Business
Kesimpulan
January Effect saham bukanlah jaminan pasti untuk menghasilkan keuntungan. Perlu kita ingat bahwa, kenaikan harga saham selama periode January Effect ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar saham secara keseluruhan, kinerja fundamental perusahaan, hingga sentimen investor.
Oleh karena itu, kita sebagai investor yang bijak tetap perlu melakukan riset mendalam, dengan menganalisis fundamental perusahaan. Sehingga kita lebih mengenal bagaimana kualitas perusahaan. Dengan begitu, kita dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik dan terukur. Lantaran telah mempertimbangkan prospek dan risiko yang mungkin terjadi.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!