DRMA-Siap-Operasikan-Dua-Pabrik-Baru
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Emiten otomotif milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal (DRMA) berencana melakukan ekspansi. Melalui pembangunan pabrik yang ditargetkan bisa dipergunakan pada tahun 2024. Apakah hal tersebut menarik bagi para investor yang membidik DRMA, sebagai salah satu emiten yang akan diinvestasikan?

 

 

Pabrik Baru DRMA

DRMA berencana mendirikan dua pabrik baru yakni, PT Dharma Controlcable Indonesia dan PT Dharma Precision Parts yang berlokasi di Jababeka, Cikarang Jawa Barat. Kedua pabrik tersebut diproyeksikan akan berguna untuk menggenjot produksi komponen kendaraan listrik (Electric Vehicle).

Secara terperinci, Presdir DRMA Irianto Santoso mengatakan pada pemaparan publiknya. Bahwa pabrik pertama, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) akan berdiri dilahan seluas ±1 hektar, dengan luas bangunan 9800m². Ditargetkan rampung dan bisa beroperasi mulai kuartal I-2024.

Sedangkan untuk pabrik kedua, PT Dharma Precision Parts (DPP) juga berdiri dilahan seluas ±1 hektar, dengan luas bangunan sebesar 9000m². Pabrik ini ditargetkan rampung dan bisa beroperasi pada kuartal II-2024.

Hal menarik dari ekspansi dua pabrik baru ini, ialah didanai dengan menggunakan cash yang diperoleh dari dana IPO sebesar Rp352.94 miliar. Di mana total nilai investasi untuk kedua pabrik tersebut sebesar Rp100 miliar.

 

Skema pembangunan dua pabrik baru. Source: Public Expose DRMA – November 2023

 

Sejalan dengan ekspansinya tadi, DRMA juga memproyeksikan bahwa di akhir tahun 2024 nanti, akan ada 13 site pabrik yang sudah dapat beroperasi. Nantinya pabrik tersebut akan melengkapi pabrik-pabrik yang saat ini sudah ada, sebanyak 11 site dengan total luas area lebih dari 35 hektar. Berikut ini pabrik-pabrik dari DRMA dan anak usaha yang sudah efektif beroperasi hingga saat ini:

 

Pabrik DRMA dan entitas anak usaha. Source: Public Expose DRMA – November 2023.

 

 

Potensi Pertumbuhan Sektor Otomotif di Indonesia

Bagaimanakah potensi market dari kendaraan roda empat di Indonesia? Melalui pemaparan publik, DRMA menyatakan bahwa kepemilikan masyarakat atas kendaraan roda empat di Indonesia masih jauh, jika dibandingkan beberapa negara lain di ASEAN. Sebut saja seperti Malaysia dan Thailand, sebagai datanya dapat dilihat di bawah ini…

Pertumbuhan market kendaraan roda empat. Source: Public Expose DRMA – November 2023.

 

Dengan pertumbuhan GDP Indonesia yang terus meningkat sejak pandemi, dan juga GDP per kapita yang diprediksi masih kuat. Maka Indonesia bisa diproyeksikan akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Di mana pada akhirnya, akan mendorong tingkat konsumsi bertumbuh. Termasuk dengan konsumsi akan kendaraan bermotor yang dapat berdampak langsung pada kinerja DRMA. Mengingat dengan beroperasinya kedua pabrik baru, baik DCI maupun DPP akan berfokus ke kendaraan listrik.

 

GDP Indonesia vs GDP per Capita. Source: Public Expose DRMA – November 2023.

 

Sejalan dengan proyeksi ekonomi Indonesia yang akan membaik. Potensi penjualan kendaraan listrik di Indonesia juga masih terbuka lebar. Berikut ini data penjualan kendaraan listrik di Indonesia selama periode Januari 2022 hingga Agustus 2023:

 

Volume penjualan mobil listrik di Indonesiaa. Source: databoks.com.

 

Dari data di atas, terlihat penjualan dari mobil listrik yang meningkat hingga 30% YoY (Agustus 2022-2023). Ditambah dengan tren penjualan kendaraan listrik yang masih terus meningkat.

Oleh sebab itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akan membaik dan potensi meningkatnya penjualan kendaraan listrik bisa menjadi trigger bagi DRMA. Terutamanya untuk dapat memanfaatkan utilisasi pabrik baru untuk memfokuskan produksi komponen kendaraan listrik.

 

 

Kinerja Bottom Line DRMA Kuartal III-2023

Pada laporan keuangan yang dirilis DRMA pada kuartal III-2023, memperlihatkan bahwa DRMA berhasil membukukan pendapatan yang cukup baik dengan revenue sebesar Rp4.2 triliun. Angka tersebut naik sekitar 60% YoY, dibandingkan revenue pada periode yang sama di tahun 2022, yakni sebesar Rp2.65 triliun.

Sementara dari sisi bottom line atau laba bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk ialah sebesar Rp519.41 miliar di kuartal III-2023, naik 107.8% YoY dari sebelumnya Rp249.94 miliar pada kuartal III-2022.

Peningkatan pendapatan dan juga laba bersih tersebut, tentu menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan kinerja DRMA ke depan.

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

 

 

 

Kesimpulan

Pembangunan dua pabrik baru DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) dan PT Dharma Precision Parts (DPP) yang berlokasi di Jababeka, Cikarang Jawa Barat. Bisa dikatakan memang ditujukan DRMA untuk dapat menangkap peluang bisnis penjualan kendaraan listrik, yang di mana prospeknya masih terbuka lebar.

Berkenaan dengan tujuannya tersebut, tidak heran jika dua pabrik baru DRMA ini secara khusus memang diperuntukkan bagi produksi komponen kendaraan listrik.

Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa DRMA memiliki prospek yang cukup menarik di pasar kendaraan listrik.

Di lain sisi, kinerja DRMA secara bottom line masih menunjukkan pertumbuhan positif. Sehingga mendukung optimisme DRMA dalam menangkap peluang bisnis yang ada di depan.

Terlebih lagi, dari sisi neraca diprediksi belum akan ada penambahan liabilitas yang cukup signifikan. Mengingat biaya pembangunan pabrik lebih banyak menggunakan dana IPO sebesar Rp352.94 miliar.

Per kuartal III-2023 ini, DRMA memiliki DER sebesar 0.79x yang masih tergolong cukup tinggi bagi perhitungan DER perusahaan otomotif yang listing di BEI.

 

Histori DER DRMA. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team

 

Adapun sebagai pembanding, perusahaan pada industri sejenis pada kuartal III-2023 seperti AUTO memiliki DER sebesar 0.45x dan SMSM sebesar 0.31x. Rasio DER dari AUTO dan SMSM, menunjukkan kemampuan ekuitas terhadap liabilitas kedua emiten tersebut masih sangat aman.

Sementara dari sisi valuasi saat ini DRMA memiliki valuasi yang sedikit mahal untuk industi otomotif, dengan tingkat PBV sebesar 4.1x dan PER sebesar 10.6x. Sebagai pembanding, perusahaan pada industri sejanis seperti AUTO memiliki PBV sebesar 0.9x dan PER 6.9x. Lalu SMSM memiliki PBV 3.5x dan PER sebesar 11.7x. Dengan itu, bisa dikatakan bahwa DRMA memiliki valuasi yang slightly overvalued.

Nah bagaimana menurut teman-teman investor? Apakah dengan beroperasinya dua pabrik baru tadi, membuat menjadi saham dengan prospek yang potensial?***

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *