Terakhir diperbarui Pada 27 November 2023 at 10:01 am
Dalam dunia saham kita mengenal beberapa momentum, ada momentum di mana pasar sepi dan ada momentum dimana pasar ramai. Ada momentum “sell in May and go away”, dimana para investor biasa menjual saham. Sebaliknya ada juga momentum yang ditunggu oleh para investor yakni window dressing. Lalu apakah itu window dressing? Bagaimana kita mendapatkan cuan dari window dressing?
Daftar Isi
Pengertian Window dressing
Window dressing adalah waktu di mana biasanya harga saham akan naik dan terjadi pada akhir tahun. Window dressing digunakan oleh para investment company dan asset manager untuk meningkatkan performa portfolio mereka. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan para investment company atau asset manager akan terkesan bagus dan memuaskan.
Beberapa perusahaan yang listing di bursa efek, biasanya memanfaatkan momen ini untuk mempercantik laporan keuangan tahunan, Umumnya hal itu dilakukan dengan cara menunda pembayaran kewajiban yang bedampak terhadap laba, sehingga laporan tahunan akan baik.
Dengan adanya tendensi dari para investor maupun perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan. Maka biasanya harga saham akan sangat terapresiasi saat momen window dressing. Beberapa emiten yang melakukan investasi di perusahaan lain yang listing di bursa juga akan mendapatkan keuntungan dari window dressing.
Lantas bagaimana dengan investor ritel seperti kita? Apa kita juga dapat memanfaatkan momen tersebut untuk mendulang cuan?
[Lihat lagi: Fenomena Window Dressing, Mitos atau Fakta???]
Tujuan Dilakukan Window dressing
Tujuan window dressing hanya satu, yakni mempercantik laporan keuangan tahunan dengan cara yang legal. Hal ini telah terjadi bertahun-tahun dan selama perusahaan maupun investor melakukan window dressing sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka bursa tidak akan memberikan hukuman.
Lain halnya dengan pelaku pasar ada yang memanfaatkan window dressing dengan meningkatkan pembelian dengan volume yang sangat besar di saham tertentu. Akibatnya terjadi pergerakan harga saham yang tidak normal dan berpotensi terjadinya suspens pada saham tersebut.
Taktik dan Strategi Window dressing
Dalam melakukan window dressing ada beberapa taktik dan strategi yang harus dilakukan oleh kita selaku investor, sebagaimana berikut:
Cek Ownership Saham
Cek ownership saham adalah langkah awal sebelum memutuskan masuk ke window dressing. Informasi mengenai kepemilikan saham ini dapat dengan mudah diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia ataupun penyedia data lainnya.
Cek Fundamental Saham
Setelah mengetahui kepemilikan dari saham, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengecek kondisi fundamental perusahaan.
Hal ini penting karena harga saham akan bergerak sesuai dengan fundamental yang dimiliki perusahaan. Untuk bagian ini bisa diketahui melalui laporan keuangan tahunan dan juga laporan keuangan kuartal, yang ditandai dengan kinerja yang akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tentukan Imbal hasil
Setelah menentukan saham mana yang dipilih, berdasarkan kondisi fundamental dan ownership. Maka langkah selanjutnya adalah targetkan imbal hasil.
Ingat! window dressing tidak akan membuat kenaikan multibagger melainkan kenaikannya masih dalam batas wajar, maka kita sebagai investor jangan serakah!
Strategi window dressing adalah strategi jangka pendek, jadi kalau teman-teman investor adalah tipe investor yang biasa hold jangka panjang, maka strategi window dressing tidak akan cocok.
[Baca lagi: Saham-saham yang Menarik Ketika Musim Window Dressing!]
Contoh Kasus Window dressing di Bursa Saham Indonesia
Untuk melihat fenomena window dressing yang pernah terjadi di Indonesia, maka teman-teman investor cukup dengan memperhatikan pergerakan saham-saham yang ada dalam indeks LQ45 saat akhir tahun.
Mengapa LQ45? Karena LQ45 merupakan saham-saham yang paling likuid dan banyak dimiliki oleh investor, baik korporasi maupun ritel. Dampak dari kenaikan LQ45 secara historis membuat IHSG juga meningkat di akhir tahun
Berikut ini seasonality chart dari LQ 45 dan IHSG pada Bulan Desember selama 9 tahun terakhir:
Seasonality Chart LQ45 dan Chart IHSG. Source: Sumber: Stockbit.com.
Dapat terlihat selama 9 tahun terakhir performance IHSG dan LQ45 umumnya membaik di bulan Desember. Ya Desember, menjadi bulan di mana window dressing banyak dilakukan. Dengan hanya mengalami minus di tahun 2022 dan probability kenaikan rata-rata selama 9 tahun untuk IHSG dan LQ45 sebesar 89%.
Namun perlu di waspadai di tahun 2022 window dressing tidak berjalan baik. Lalu bagaimanakah dengan tahun 2023? Jawabanya bisa iya dan tidak.
Oleh sebab itu, tidak ada satu pun pelaku pasar yang dapat menjadikan window dressing sebagai patokan utama dalam memanfaatkan momentum.
Tapi meski begitu, ada satu hal yang dapat dijadikan indikasi, yakni performance IHSG pada tahun berjalan. Ketika IHSG mengalami anjlok seperti di tahun 2020, maka efek dari window dressing akan sangat terasa.
Cara Investor Ritel Merespon dan Meminimalisir Risiko Window dressing
Sebagai investor ritel maka kita mengenal istilah “jangan melawan arus dalam dunia saham”, oleh sebab itu RK team merekap cara meminimalisir risiko dan merespond window dressing agar memperoleh keuntungan yang maksimal:
- Pilihlah saham yang menjadi favorit big funds, biasanya saham-saham tersebut termasuk di dalam indeks
- Lakukan strategi diversifikasi, karena kita tidak dapat mengetahui mana saja saham yang akan “di naikan” oleh big funds.
- Belil saham dengan kondisi fundamental yang baik.
- Jangan pilih saham yang sudah overvalued, walaupun likuid dan dikuasai para big funds.
- Jangan serakah, ingat kenaikan window dressing umumnya ada di rentang 5%-15%.
- Bersiaplah jual ketika saham sudah tinggi di Bulan Desember atau Januari tahun berikutnya.
Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI. Maka untuk mempermudah pemantauan kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, bisa memanfaatkan Cheat Sheet Kuartal III-2023.
Kesimpulan
Pada intinya window dressing adalah merupakan aktivitas yang dijalankan oleh para pemegang kepentingan seperti big funds dan emiten yang memiliki kepentingan. Adapun kita sebagai investor harus bijak dalam memanfaatkan moment ini, karena tidak jarang akibat keserakahan yang kita miliki, justru berujung “nyangkut” di pucuk, lantaran lupa jual saat window dressing.
Sebaliknya bagi teman-teman investor yang berinvestasi dengan time frame jangka panjang, juga bisa memanfaatkan momentum window dressing, untuk menjual saham yang mungkin telah di hold dari lama. Tentunya dengan pertimbangan yang sudah sesuai dengan target investasi ya. Happy investing!***
###