Terakhir diperbarui Pada 9 September 2024 at 8:06 pm
Manfaat diversifikasi dalam investasi saham dapat membantu pengalokasian dana ke dalam beberapa saham emiten pilihan secara efektif. Dengan begitu, maka potensi kerugian dalam suatu saham bisa semakin rendah. Keuntungan yang akan didapat juga akan jauh lebih maksimal!
Daftar Isi
Mengenal Diversifikasi dalam Investasi Saham
Diversifikasi saham adalah strategi mengelola portfolio saham pada beberapa saham pilihan, sehingga bisa meminimalisir risiko investasi.
Diversifikasi saham ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Warren Buffeet – sebagai salah seorang value investor terkemuka. Menurutnya:
“Don’t put your eggs in one basket”
Warren Buffett mengungkapkan, seorang investor setidaknya harus mempunyai beberapa instrumen investasi yang beragam, guna menjaga dana investasi tetap bertumbuh secara imbang.
Hal itu menimbang, instrumen saham merupakan investasi dengan risiko tinggi, yang memang memerlukan strategi diversifikasi.
Menariknya, strategi diversifikasi dalam saham telah banyak diterapkan oleh para investor, bahkan asset management yang mengelola dana yang nilainya mencapai triliunan Rupiah.
Diversifikasi penting pada pengelolaan investasi, guna mencegah risiko yang besar, jika “1 keranjang” investasi tidak memberikan return atau bahkan rugi.
Bukankah lebih baik tidak cuan maksimal daripada kita harus kehilangan uang? Nah, oleh sebab itu manfaat diversifikasi dalam investasi saham penting dilakukan.
[Lihat lagi: Berapa Diversifikasi Saham yang Diperlukan?]
Manfaat Diversifikasi dalam Investasi Saham
Berikut ini beberapa manfaat dalam melakukan diversifikasi saham:
Meminimalisir Risiko
Risiko dalam investasi saham seperti risiko pasar dan risiko likuiditas, bisa diminimalisir atau di mitigasi dengan melakukan diversifikasi. Risiko pasar adalah pergerakan pasar setiap hari bahkan setiap detik, sangat rentan memengaruhi portfolio saham.
Nah, bayangkan jika teman-teman investor berada di masa krisis 2008 dan justru memasukan seluruh dana investasi ke dalam satu saham Lehmann Brothers. Sudah tentu uang tersebut tidak akan kembali sampai sekarang.
Manfaat diversifikasi lain adalah dapat memitigasi risiko likuiditas. Di mana teman-teman investor tidak dapat menjual saham, karena saham tidak likuid. Hal tersebut juga dapat diantisipasi dengan melakukan diversifikasi pada investasi saham.
Pergerakan Sektor yang Beragam
Dalam Bursa Efek Indonesia sedikitnya ada 11 sektor dengan imbal hasil yang berbeda-beda setiap hari, bahkan setiap tahunnya. Dengan kita menempatkan instrument investasi kita ke dalam berbagai sector saham, maka kita akan diuntungkan. Dengan tetap mendapatkan imbal hasil di suatu sektor, walaupun saham pegangan kita di sektor lainya sedang “redup.”
Menambah Pengetahuan di Dunia Saham atau investasi leher ke atas
Dengan adanya diversifikasi, tentu kita tidak hanya memerhatikan atau mempelajari suatu sektor saja bukan? Oleh sebab itu, secara tidak langsung pengetahuan kita akan bertambah juga. Dan jika semakin banyak saham yang terdiversifikasi, maka kita harus semakin banyak belajar mengenai saham-saham, hingga sektor-sektor dari saham yang kita miliki.
Cara Melakukan Diversifikasi dalam Investasi Saham
Setelah tadi mengetahui manfaat dari diversifikasi saham, lalu sekarang bagaimana cara melakukannya? Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan diversifikasi pada investasi saham:
Tentukan Time Frame Investasi
Time frame atau jangka waktu investasi merupakan kunci awal bagaimana menyusun portfolio investasi saham. Jika teman-teman investor memiliki jangka waktu pendek, maka bisa menyesuaikan dengan proporsi 70%-80% saham second layer, atau 20%-30% saham big caps, atau saham dalam indeks LQ45.
Namun, jika kita memiliki tujuan investasi jangka panjang, maka bisa menempatkan proporsi dana pada saham big caps di atas 50% dari total portfolio investasi saham saat ini.
Tentukan Kapasitas Dirimu
Cara berikutnya, ialah harus memahami kapasitas diri dalam menerima risiko berinvestasi. Dalam hal ini kita harus paham, apakah profil risiko kita, seperti risk taker atau risk adverse.
Jika ternyata profil risiko kita adalah risk taker, maka bisa menempatkan lebih dari 50% dana yang dimiliki pada satu saham. Sebaliknya jika profil risiko adalah risk adverse, maka sebaiknya kita mendiversifikasikan portfolio saham pada beberapa saham lainnya.
Ketahui Perusahaan yang ada di Portfolio
Cara lainnya, ialah kita juga harus mengetahui sedang berinvestasi di perusahaan apa dan bagaimana kondisi fundamental perusahaan tersebut.
Oya, jangan lakukan diversifikasi, jika teman-teman investor di sini hanya FOMO dengan rekomendasi saham dari influencer!!!
Monitor Performance Portfolio kamu dan Lakukan Penyesuaian atau Rebalancing
Langkah terakhir yang sebaiknya kita lakukan ketika menerapkan diversifikasi saham ialah rutin memonitor portfolio setiap per kuartal. Lalu lakukan penyesuaian sejalan dengan perkembangan yang ada. Dari hal itu, kita bisa memutuskan untuk melakukan taking profit ataupun cut loss saham.
Faktor yang Perlu Ditimbangkan dalam Diversifikasi Saham
Dalam melakukan diversifikasi saham kita juga perlu memerhatikan hal-hal berikut ini:
Siklus Sektor
Dalam hal siklus sektor, kita harus memahami sektor mana yang berpotensi “manggung”, sedang “manggung” dan telah selesai euforia-nya.
Contohnya di 2022, jika kita berinvestasi di perusahaan batu bara, maka return yang didapatkan bisa besar. Namun, di sini kita perlu melakukan diversifikasi karena harga batu bara tidak selamanya tinggi yang menguntungkan para emiten batu bara.
Siklus Ekonomi
Sedangkan pada siklus ekonomi, kita juga harus memahami kondisi ekonomi yang saat ini dan kita juga perlu memprediksi bagaimana kedepannya. Beberapa kondisi ekonomi yang harus diperhatikan antara lain nilai tukar, tingkat GDP, tingkat konsumsi dan inflasi.
Contoh jika kita berinvestasi di perusahaan yang sangat diuntungkan dengan pelemahan dollar. Maka kita harus memiliki koleksi saham perusahaan yang diuntungkan dengan penguatan dollar.
Dengan begitu, portfolio investasi kita tidak akan terlalu berdampak dengan kondisi fluktuasi dollar.
Dalam melakukan diversifikasi saham kamu dapat mempertimbangkan kedua faktor tersebut, utamanya adalah siklus sehingga kita dapat menjadi investor yang bertahan disaat kapanpun dan mampu “riding the wave”.
Stock Market Mastery Oktober November 2023!!!
Ikuti program Stock Market Mastery yang membahas berbagai topik berkesinambungan, dari tahap basic hingga tingkat lanjut dengan materi yang dikemas secara komprehensif…
Strategi Diversifikasi Investasi Saham
Disebutkan tadi di atas bahwa strategi diversifikasi adalah mengelola portfolio saham pada beberapa saham pilihan, sehingga bisa meminimalisir risiko investasi. Nah berikut ada beberapa strategi yang dapat dijalankan dalam diversifikasi saham:
Tahu dan kenal profil risiko diri sendiri
Profil risiko dalam berinvestasi terbagi menjadi tiga jenis, yakni profil risiko konservatif, moderat, dan juga agresif.
Dengan tahu dan mengenali betul apa profil risiko kita, maka kita tahu seberapa besar tolok ukur kita dalam menghadapi risiko. Mengenali profil risiko ini juga berkaitan erat dengan potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan.
Targetkan besar keuntungan
Keuntungan investasi yang didapat adalah imbal hasil yang kita terima dari investasi yang sudah kita lakukan. Namun dalam hal ini, sudah tentu kita memiliki target berapa besar nilai keuntungan yang ingin kita raih.
Nantinya dari keutnungan yang berhasil diraih, sebaiknya reinvestasikan lagi pada saham potensial lain. Namun sebelum itu, perhatikan kembali profil risiko kita terhadap sektor bisnis yang akan dipilih.
Lakukan analisa fundamental terhadap emiten saham terpilih
Strategi lain yang perlu diperhatikan adalah analisa. Ya, berinvestasi saham sangat lekat dengan yang namanya analisa, guna memastikan sudah benarkah keputusan investasi yang akan dipilih.
Jika saham potensial sudah ada, maka sebaiknya lakukan analisa fundamental untuk melihat historical kinerja perusahaan dan bagaimana prospeknya ke depan. Dengan harapan, investasi yang dilakukan bisa bertumbuh.
Analisa fundamental perlu dilakukan dalam memastikan kondisi perusahaan yang akan diinvestasikan benar-benar layak untuk investasi. Terlebih dengan fokus investasi dalam time frame jangka panjang.
Lakukan rebalancing
Rebalancing adalah proses penyeimbangan portfolio investasi, dengan tujuan menjaga pertumbuhan nilai aset dengan cara menyesuaikan kembali besaran alokasi yang diinvestasikan.
Dengan melakukan rebalancing, kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang bisa diambil sebagai bentuk pengembalian modal saham kita di awal. Sehingga bobot portfolio bisa kembali seperti awal.
Sesuaikan kembali pada tujuan finansial
Untuk bisa mendapatkan manfaat diversifikasi dalam investasi saham, maka sebaiknya sesuaikan kembali pada tujuan finansial yang ingin kita capai.
Jika tujuan investasi kita untuk jangka panjang, maka kita harus bisa fokus pada investasi yang mampu memberikan keuntungan dengan rutin. Di mana hal ini hanya bisa diketahui melalui analisa fundamental terhadap kinerja emiten saham yang ingin kita investasikan.
[Lihat lagi: Bedah Portofolio Saham Biar Cuan Maksimum]
Contoh Kasus Diversifikasi Saham
Guna memantapkan pengetahuan kita mengenai diversifikasi saham, maka berikut ini contoh diversifikasi saham yang dapat kita analogikan…
Pak Ali adalah seorang manager di sebuah bank. Ia sangat menguasai industry perbankan. Kemudian, Pak Ali ingin menginvestasikan uangnya sebesar Rp100.000.000,- di saham.
Pada awal berinvestasi ia memasukan Rp80.000.000,- pada satu saham perbankan dan sisanya ia pecah kebeberapa saham lain. Namun dikarenakan adanya kondisi kredit macet dari debitur besar dari bank tersebut, maka return saham yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan dengan proporsi unrealized profit dan loss setelah berinvestasi setahun seperti ini
Portfolio Pak Ali:
Saham | Proporsi | Posisi | Dana Investasi |
Saham Bank A sebesar -40% | proporsi 80% | unrealized loss -32.000.000 | posisi dana investasi 48.000.000 |
Saham B sebesar +70% | proporsi 10% | unrealized profit 7.000.000 | posisi dana investasi 17.000.000 |
Saham C sebesar +50% | proporsi 10% | unrealized profit 5.000.000 | posisi dana investasi 15.000.000 |
Dikarenakan proporsi investasi terbesar pak Ali masih minus 40%, maka secara return tahunan masih negatif dari dana yang diinvestasikan sebesar 100 juta menjadi (48 juta + 17 juta + 15 juta = 80 juta). Atau minus 20% dari dana awal berinvestasi, walaupun investasi Pak Ali pada Saham B dan C mengalami pertumbuhan yang lebih besar.
Lain hal nya jika komposisi portfolio Pak Ali seperti ini:
Saham | Proporsi | Posisi | Dana Investasi |
Saham Bank A sebesar -40% | proporsi 25% | unrealized loss -10.000.000 | posisi dana investasi 25.000.000 |
Saham B sebesar +70% | proporsi 25% | unrealized profit 17.500.000 | posisi dana investasi 42.500.000 |
Saham C sebesar +50% | proporsi 25% | unrealized profit 12.500.000 | posisi dana investasi 37.500.000 |
Saham D sebesar +10% | proporsi 25% | unrealized profit 2.500.000 | posisi dana investasi 27.500.000 |
Dengan komposisi seperti di atas, maka secara garis besar Pak Ali masih mendapatkan keuntungan sebesar 20%. Dan posisi investasi Pak Ali meningkat dari 100 juta menjadi Rp122.500.000. Hal ini membuat Pak Ali masih memiliki keuntungan dalam satu tahun berinvestasi.
Kesimpulan
Diversifikasi saham adalah strategi mengelola portfolio saham pada beberapa saham pilihan, sehingga bisa meminimalisir risiko investasi. Salah seorang value investor ternama – Warren Buffett, mengungkapkan “don’t put your eggs in one basket”, agar tidak menempatkan semua telur di dalam satu keranjang.
Dalam hal diversifikasi saham, kita sebagai investor sebaiknya kita mengisi portfolio investasi dengan beberapa pilihan saham potensial. Jadi jangan menempatkan seluruh dana investasi kita pada satu saham saja. Melainkan pada beberapa saham potensial lainnya, sebagai cadangan ketika kinerja saham yang satu tidak baik-baik saja.
Penempatan pada beberapa saham tersebut, dapat dilakukan pada saham-saham yang berasal dari berbagai sektor industri bisnis.
Hal penting yang perlu diperhatikan dari diversifikasi adalah jangan terlalu banyak mendiversifikasi! Sebab, kalau terlalu banyak diversifikasi, bisa membuat kita sulit untuk memantau saham-saham pegangan.
Nah sekarang bagaimana dengan kamu? Apakah kamu akan fokus dengan 1 saham saja atau mendiversifikasi ke saham-saham potensial lainnya?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.