BABY-Resmi-Listing

BABY resmi listing di BEI! Mothercare adalah salah satu brand ternama untuk perlengkapan bayi dan anak-anak yang dipasarkan oleh BABY. Optimisme IPO tidak lepas dari keyakinan perusahaan untuk mampu memenuhi kebutuhan para orang tua terhadap anaknya. BABY juga disebut memiliki pertumbuhan yang konsisten dalam tiga tahun terakhir. Benarkah demikian?

 

Mengenal Profil BABY

PT Multitrend Indo Tbk dengan sticker code BABY, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang retail fashion dan aksesories, serta mainan untuk segmentasi bayi dan anak-anak. Memulai operasional sejak tahun 2005 dan berada di bawah payung PT Kanmo Retailindo – perusahaan retail fashion dan aksesoris premium untuk segmentasi wanita.

BABY merupakan pemegang lisensi eksklusif Indonesia untuk merk-merk global kebutuhan bayi dan anak-anak. Dengan pangsa pasar BABY adalah segmentasi pasar premium, menunjukkan bahwa produk yang dijual memiliki kualitas tinggi.

Jangkauan pasar BABY kini sudah tersebar di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Manado, dan kota-kota lainnya.

Kalau teman-teman investor, pernah berbelanja pakaian anak merk Gingersnaps maka itu adalah salah satu merk milik BABY. Merupakan produk pakaian anak dari Filipina yang dimulai sejak tahun 2009. Atau mungkin teman-teman investor pernah membeli pakaian anak merk Justice, ya merk itu juga salah satu merk milik BABY yang menyasar segmentasi pasar anak-anak remaja awal.

Nah sebagai informasi kepemilikan merk-merk BABY antara lain:

Selain itu, BABY juga meluncurkan platform online mothercare.co.id

Source: www.mothercare.co.id

Adapun sampai per Juli 2023, BABY sudah memiliki 126 gerai yang tersebar di seluruh daerah.

 

IPO BABY

BABY resmi listing dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 534 juta saham biasa atau setara 20.01% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Dengan nilai nominal Rp25 per lembar saham dan harga penawaran di Rp266 per lembar saham. Sehingga jumlah total IPO sebesar Rp142.04 miliar.

Dana hasil IPO, rencananya akan digunakan pada beberapa kebutuhan perusahaan:

  • Sekitar 18.23% untuk pengembangan bisnis yang antara lain:
  1. Renovasi gerai untuk membuka 15 toko baru di Jabodetabek, Makassar, Bali, Surabaya, dan Jogja.
  2. Deposit penyewaan tempat untuk gerai-gerai baru kepada pihak ketiga.
  • Sekitar 81.77% untuk pengembangan bisnis dalam bentuk modal kerja yakni pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari perusahaan dan lain sebaganya.

 

Review Kinerja BABY

Penjualan BABY

Berdasarkan laporan keuangan BABY yang terlampir dalam prospektus secara keseluruhan…

Pos Penjualan. Source: BABY Prospektus IPO 2023

Terlihat bahwa memang secara penjualan, BABY mencatatkan pertumbuhan dalam tiga tahun berturut-turut. Di tahun 2020, BABY mencatatkan penjualan sebesar Rp644.57 miliar. Terus berlanjut di tahun 2021, dengan kenaikan sekitar 12.08% YoY menjadi sebesar Rp722.46 miliar. Dan masih meningkat sekitar 25.32% YoY menjadi sebesar Rp905.42 miliar.

Dan di Februari 2023, BABY masih mencatatkan pertumbuhan penjualan 25.38% YoY menjadi Rp162.41 miliar. Dari periode Februari 2022 yang sebesar Rp129.53 miliar.

Jika dilihat berdasarkan proporsi penjualan di Februari 2023, maka kontribusi terbesar BABY masih berasal dari segmen penjualan eceran. Disusul kemudian dengan penjualan non eceran. Berikut ilustrasinya…

Hanya saja di sini, BABY belum mampu melakukan efisiensi, tercermin dari masih bengkaknya sejumlah beban perusahaan. Baik itu beban umum dan administrasi, beban penjualan dan juga beban keuangan. Bahkan dilihat lebih deep, BABY memiliki beban pajak kini yang cukup besar pada tahun 2022 senilai Rp1.48 miliar, dan di Februari 2023 senilai Rp796.2 juta.

Jadi meskipun pendapatan terus mengalami kenaikan, namun dengan beban-beban tersebut tidak heran jika laba perusahaan tergerus.

Akibatnya BABY hanya menikmati laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp59.65 miliar di tahun 2022. Laba ini adalah yang pertama kalinya positif bagi BABY. Setelah sempat merugi selama dua tahun berturut-turut, di tahun 2020 rugi –Rp50.57 miliar dan tahun 2021 rugi –Rp34.46 miliar. Bahkan di Februari 2023, BABY kembali rugi.

Pos Laba Rugi. Source: BABY Prospektus IPO 2023

Jadi secara bottom line, kinerja BABY belum bisa dikatakan menarik. Dengan adanya kerugian yang BABY bukukan secara beruturut-turut.

Dan ketika dibandingkan pendapatan BABY di Februari 2023 yang sebesar Rp162.41 miliar. Maka laba bersih yang sebesar Rp5.19 miliar, hanya menawarkan NPM sebesar 3.19% yang belum terlalu menarik untuk investasi.

 

Neraca Keuangan BABY

Dari sisi neraca keuangan per Februari 2023, BABY memiliki total liabilitas sebesar Rp310.75 miliar dan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp385.64 miliar. Hal itu menunjukkan rasio DER sebesar 0.80x, mengindikasikan kalau BABY masih cukup mampu mengcover utang perusahaan dengan menggunakan modal yang ada. Namun memang cukup berisiko bagi kestabilan ekuitas DER, jika dipaksakan.

Sedangkan untuk jangka pendek, aset lancar per Februari 2023 yang sebesar Rp475.52 miliar. Jauh lebih besar dibandingkan total liabilitas jangka pendek yang sebesar Rp198.80 miliar. Hal itu menunjukkan Liquidity ratio BABY sebesar 2.39x. Yang artinya, utang jangka pendek masih bisa diatasi dengan total aset lancar yang dimiliki.

Adapun sebab yang membuat utang BABY mudah diatasi, karena mayoritas untuk utang usaha tidak dikenakan bunga. Nah hal itu bisa terlihat dari data berikut:

Pos 15. Utang Usaha bagian C. Berdasarkan Umur Utang. Source

 

Arus Kas BABY

Dari sisi arus kas perusahaan, untuk arus kas operasi BABY per Februari 2023 tercatat positif Rp4.25 miliar. Menunjukkan BABY banyak mendapat penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp166.02 miliar. Setidaknya raihan laba bersih BABY sudah mulai tercemin dalam kas operasi perusahaan.

Berikutnya untuk arus kas investasi tercatat negatif –Rp2.12 miliar, sejalan dengan langkah ekspansi bisnis yang dilakukan BABY.

Dan untuk arus kas pendanaan tercatat negatif –Rp58.52 miliar, mengindikasikan upaya BABY dalam membayar dividen dan liabilitas sewa.

 

Prospek Bisnis BABY

BABY akan berekspansi pembukaan gerai-gerai baru, sekaligus menjangkau pasar lebih luas yang ada di kota-kota baru. BABY yakin langkah tersebut dapat menguatkan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar di industri retail fashion, eksesoris, dan mainan anak di Indonesia.

Optimisme BABY tidak lepas dari pertumbuhan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih tumbuh sebesar 125.2 per Agustus 2023. Didukung pula dengan tren mode pakaian anak-anak yang terus berkembang dan inovatif. Sehingga dapat mendorong kenaikan permintaan dalam retail fashion, aksesoris dan mainan yang dijual BABY.

Untuk perkembangan pasar retail fashion segmen bayi dan anak-anak dengan kualitas premium di Indonesia sendiri masih terbilang sedikit. Dengan hanya ada beberapa pemain yang memiliki pasar yang signifikan. Ini artinya potensi pasar BABY masih terbuka lebar, dan berpeluang mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar retail fashion, aksesories, dan mainan.

Berdasarkan data Statista.com, pasar pakaian bayi dan anak-anak akan terus bertumbuh sekitar 5.15% setiap tahunnya sampai tahun 2027 mendatang. Terutama dipengaruhi oleh bonus demografi.

 

Potensi Risiko BABY

Sebagai perusahaan retail yang menyasar pasar premium, dan juga sudah disebutkan di atas bahwa ada sedikit pemain di pasar pakaian bayi dan anak-anak. Jelas hal itu menjadi salah satu potensi risiko yang akan dihadapi BABY ke depannya dari sisi persaingan bisnis. Berikut ini adalah beberapa kompetitor yang berdaya saing dengan BABY:

Source: Prospektus BABY

Selain kompetitor, BABY juga berpeluang menghadapi risiko turunnya permintaan. Akibat angka kelahiran anak yang terus turun dan ini juga terjadi di Indonesia dalam jangka tiga dekade terakhir. Datanya seperti berikut…

Source: Databoks

Secara akumulasi, angka kelahiran dalam negeri sudah berkurang hingga 30.64% sepanjang tahun 1990 – 2022.

Bahkan mungkin tidak hanya terjadi di Indonesia. Belakangan sejumlah negara besar tengah dihadapkan pada angka kelahiran yang minim…

Source: antaranews.com/berita/3583824/bom-waktu-angka-kelahiran-global-yang-terus-turun

Menurunnya jumlah kelahiran anak terjadi di sejumlah negara, mulai dari Perancis, China, Rusia, Jepang. Contoh saja, China, Rusia hingga Perancis belum berhasil mendorong warga sipilnya untuk terus berketurunan atau bahkan mempunyai anak banyak.

 

Kesimpulan

Secara garis besar, bisa ditarik kesimpulan bahwa secara historis kinerja keuangan BABY belum menarik untuk diinvestasikan. Lantaran BABY masih terus merugi sampai per Februari 2023.

Adapun penyebab BABY masih merugi adalah kenaikan sejumlah beban yang belum berhasil dikendalikan. Bahkan BABY harus menangguna beban pajak kini yang terbilang lumayan menggerus potensi laba bersihnya. Ya, BABY harus membayar pajak kini di tahun 2022 sebesar Rp1.48 miliar, dan di Februari 2023 senilai Rp796.2 juta.

Pertimbangan lainnya, dengan potensi risiko yang mungkin dihadapi BABY di masa mendatang. Dengan ketatnya persaingan antar kompetitor di pasar serupa, yang juga menyasar segmentasi premium untuk bayi dan anak-anak. Sebut saja, Zara Kids, Giordano Junior, Oshkosh B’Gosh, dan merk ternama lainnya.

BABY juga dibayangi oleh risiko semakin menurunnya angka kelahiran bayi, baik itu di dalam negeri maupun global. Tentu ini menjadi pertimbangan awal, sebelum melangkah jauh memperhitungkan valuasi BABY saat ini….

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *