Terakhir diperbarui Pada 19 November 2024 at 4:45 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Sudah berjalan hampir dua bulan pasca ADRO akuisisi saham CITA. Akuisisi tersebut dianggap sebagai satu langkah diversifikasi bisnis ADRO ke sektor pertambangan mineral logam seperti CITA. Lantas apakah akuisisi ADRO akan menjadikannya sebagai pemain utama aluminium?
ADRO Akuisisi CITA
Tertanggal 14 Desember 2021 lalu, ADRO melalui entitas anak usaha – PT Alam Tri Abadi (ATA) mengakuisisi sebanyak 145.6 juta lembar atau setara 3.7% saham PT Cita Mineral Investindo dengan nilai sebesar Rp 358.76 miliar. Alasan ADRO mengakuisisi saham CITA lantaran prospek bisnis smelter yang dimiliki CITA, yakni Metallurgical Grade Bauxite (MGB) dan Smelter Grade Alumina (SGA) memiliki prospek yang menjanjikan untuk jangka panjang, sejalan dengan potensi meningkatnya harga komoditas seperti halnya bauksit maupun aluminium yang masih akan tumbuh.
Jadi, bisa kita katakan bahwa akuisisi ini dilakukan dengan tujuan investasi keuangan di mana harapannya dapat memberikan return yang lebih baik lagi bagi ADRO dari sektor pertambangan mineral logam. Dan secara tidak langsung, juga sudah menjadikan ADRO sebagai salah satu pihak pemegang saham CITA.
Seperti yang kita tahu, CITA merupakan perusahaan pertembangan bauktsit, sekaligus produsen Smelter Grade Alumina (SGA) melalui 30% kepemilikan saham pada entitas asosiasi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) yang dikenal sebagai pabrik smelter grade alumina (SGA) dan pemurnian bauksit pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar ±1 juta ton alumina per tahun. Bahkan CITA melalui WHW juga membangun fasilitas permunian penghasil SGA fase dua dengan target peningkatan produksi menjadi ±2 juta ton per tahun.
Jika dilihat dari sisi kinerja pendapatan, CITA tergolong berhasil meningkatkan pendapatannya secara konsisten terhitung sejak tahun 2016 – per kuartal III-2021…
Histori pendapatan CITA 2016 – Kuartal III-2021. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2021 by RK Team
Kinerja CITA sendiri didukung penuh dengan prospek permintaan aluminium yang diprediksi akan terus meningkat hingga pada tahun 2050 mendatang, dengan estimasi permintaan mencapai 298 juta ton per tahun.
Source : Public Expose CITA Tahun 2021
Termasuk dengan adanya permintaan aluminium domestik yang juga diprediksi mengalami peningkatan sampai tahun 2026, tak heran apabila kini pertumbuhan industri aluminium sangat dikawal pemerintah, hingga sejumlah perusahaan tambang yang mulai melirik bisnis produksi aluminium.
Source : Public Expose CITA Tahun 2021
Fakta Lain ADRO
Selepas akuisisi saham CITA selesai, di tanggal 21 Desember 2021 ADRO melalui salah satu anak usaha – PT Adaro Aluminium Indonesia rupanya juga melakukan investasi pembangunan aluminium smelter senilai USD 728 juta atau setara Rp 10.3 triliun di Kawasan Industri Hijau Indonesia – Kalimantan Utara, yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di dunia.
Source : https://www.medcom.id/
Investasi ADRO di Kawasan Industri Hijau Indonesia ini merupakan wujud transformasi bisnis ADRO melalui green initiative untuk jangka panjang. Lebih konkritnya, tujuan ADRO membangun aluminium smelter adalah untuk melaksanakan program hilirisasi industri, sehingga dapat mengurangi impor aluminium dan memberikan add value terhadap alumina. Mengingat prospek aluminium ke depan akan meningkat, terutamanya untuk memenuhi kebutuhan kabel, baterai dan sasis. Di lain sisi, ADRO juga tidak menutup pintu untuk memenuhi kebutuhan aluminium yang akan digunakan oleh industri panel surya dan juga mobil listrik.
Dalam rencana pengembangannya, aluminium smelter milik ADRO ini akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari PLTA, yang tentunya aluminium ini sudah sesuai standar konstruksi modern yang ramah lingkungan. Ada juga penggunan PLTS. ADRO juga berencana untuk menggandeng mitra kerja sama asal luar negeri yang memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi, dan pengetahuan menyeluruh di industri aluminium.
Akankah ADRO jadi Pemain Utama Aluminium?
Kendati ADRO melebarkan sayap bisnis ke industri aluminium, pasca mengakuisisi 3.7% saham PT Cita Mineral Investindo dengan nilai sebesar Rp 358.76 miliar, untuk dapat menjalankan bisnis smelter Metallurgical Grade Bauxite dan Smelter Grade Alumina. Dilanjutkan dengan berinvestasi pembangunan aluminium smelter senilai USD 728 juta di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terletak di wilayah Kalimantan Utara. Namun perlu kita catat bahwa ADRO tetap membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk mematangkan bisnis aluminium, termasuk untuk mengembalikkan return terhadap perusahaan. Lantaran dalam prosesnya, ADRO akan banyak melakukan penyesuaian dengan peraturan dan arahan pemerintah dalam membangun industri aluminium dalam negeri. Hingga pada upaya mendatangkan banyak investasi dari investor luar. Mengingat investasi dari luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI), untuk industri aluminium masih tergolong minim.
Apabila kondisi tersebut dapat teratasi dengan baik oleh ADRO, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan ADRO dapat menguasai pasar industri aluminium. Terlebih lagi penggunaan aluminium ini digunakan oleh berbagai industri, seperti yang disampaikan dalam Public Expose PT Cita Mineral Investindo (CITA).
Source : Public Expose CITA Tahun 2021
Terlepas dari prospek ADRO yang berpeluang menjadi pemain utama aluminium. Sampai dengan saat ini posisi terbesar di industri aluminium masih dipegang oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia pada bidang peleburan aluminium. INALUM sendiri kini tengah meningkatkan kapasitas produksi produk utamanya:
- Aluminium Ingot,
- Aluminium Billet,
- dan Aluminium Alloy,
Untuk ke depannya pun INALUM akan memproduksi berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunan. Tak hanya itu, INALUM juga menggandeng pemain tambang lain. Seperti PT Aneka Tambang (ANTM) untuk bersama-sama menggarap proyek Smelter Grade Alumina.
[Baca lagi: ANTM Bangun Pabrik SGAR, Bagaimanakah Prospek ke Depannya?]
Nah, melihat sekilas prospek ADRO di masa mendatang sebagai pemain utama aluminium, kira-kira bagaimana dengan tanggapan Anda? Apakah ADRO benar-benar akan mumpuni di sektor non-batubara ini, sehingga dapat menggeser posisi INALUM?
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.
Isi Pesan
Isi Pesan