Terakhir diperbarui Pada 16 Oktober 2024 at 2:40 pm

Sebuah perusahaan induk yang bergerak pada industri MICE yang terintegrasi di Indonesia, PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) belum lama ini memutuskan untuk melebarkan sayap bisnisnya ke ranah Hybrid Event. Apakah bisnis tersebut dapat mendongkrak kembali kinerja DYAN? Dan bagaimana review kinerja fundamental DYAN selama ini?

 

Strategi Bisnis DYAN : Hybrid Event

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) adalah satu-satunya perusahaan induk yang bergerak pada industri MICE (Meeting, Incentives, Convention & Exhibitions) yang telah terintegrasi dengan baik di Indonesia dengan 4 lini bisnis, di antaranya :

  • Bisnis penyelenggaraan event/pameran : Pelayanan dan jasa yang berkaitan dengan industri MICE
  • Bisnis pendukung event : Pelayanan dan jasa kontraktor pameran/event yang menyediakan layanan pendukung dan penunjang acara.
  • Bisnis ruang konvensi dan pameran : Sampai sejauh ini DYAN ini memiliki 3 ruang konvensi terbesar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali Nusa Dua Hotel, dan Dyandra Convention Center Surabaya.
  • Bisnis hotel : DYAN rupanya juga memiliki bisnis hotel yang dimiliki secara tidak langsung melalui beberapa anak usaha, hotel-hotel itu adalah Hotel Santika Silligita – Bali, dan Hotel Amaris (Amaris Bandara Soetta, Panglima Polim 2, Thamrin City – Jakarta) (Amaris Pratama – Bali) dan (Amaris Pekanbaru).

Oleh karenanya, jaringan bisnis DYAN ini sudah sangat familiar khususnya untuk beberapa aktivitas event unggulan yang banyak dilakukan sebelum terjadinya pandemi Covid19. Sebut saja: Konser musik K-Pop Super Junior, Muslim Fashion Festival Indonesia, hingga pada event Batik Bordir & Aksesories Fair.

Oleh karenanya, aktivitas event telah berkontribusi besar terhadap pendapatan DYAN, dapat terlihat pada bagan di bawah….

 

Namun pasca pandemi Covid19 terjadi, DYAN pun melakukan transisi bisnis di tengah-tengah pembatasan aktivitas yang melarang adanya pelaksanaan event-event yang mengundang kerumunan orang. Alhasil di 2021 ini DYAN melalui unit bisnis PT Dyandra Promosindo merambah bisnis Hybrid Event yang memungkinkan pelaksanaan event dilakukan secara mengkombinasikan konsep antara event offline dan online. Beberapa Hybrid Event yang berhasil dilaksanakan DYAN seperti IIMS Motobike Hybrid Show, Peluncuran Buku Geology of Indonesia, dan lainnya.

Tak hanya itu, DYAN juga melaksanakan virtual event untuk mengakomodir kebutuhan pasar dan beberapa virtual event yang sudah dilaksanakan adalah IFRA – International Franchise License & Business Concept Expo & Conference, Virtual Run, Property Fiesta Virtual Expo, dan lain sebagainya.

Melalui bisnis Hybrid Event ini DYAN yakin di tahun berikutnya kinerja keuangannya dapat kembali terdongkrak, tak heran bila akhirnya DYAN lebih fokus pada pengembangan bisnis Hybrid Event. Apalagi dengan perkembangan jaman saat ini, industri MICE pun juga tidak lepas dari aktivitas digital sehingga diprediksikan Hybrid Event ini akan terus mengalami perkembangan. Ya, Hybrid Event ini juga bisa dikatakan sebagai strategi DYAN dalam menangkap peluang-peluang penyelenggaraan event online.  Sebagai tambahan informasi saja, DYAN melalui unit bisnis PT Dyandra Promosindo turut melakukan adaptasi bisnis dengan konsep Hybrid ini dengan merilis Dynamic Studio guna menunjang seluruh penyelenggaraan event yang mengintegrasikan digitalisasi, virtual, dan hybrid. So, be an interesting concept collaboration in the future!

 

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Oktober 2021 yang telah terbit di sini…

Monthly Investing Rivan Kurniawan

 

 

Review Kinerja Fundamental DYAN

Berdasarkan pencapaian kinerja keuangan DYAN 1H21, berhasil mencatatkan pendapatan neto yang naik 8.04% menjadi Rp 143.7 miliar per kuartal II-2021, dibandingkan Rp 133.0 miliar pada kuartal II-2020. Menariknya dengan kenaikan pendapatan neto tadi, DYAN justru mencatatkan beban pokok pendapatan yang turun -8.75% menjadi Rp 96.9 miliar per kuartal II-2021, dari sebesar Rp 106.2 miliar pada kuartal II-2020. Hal ini menyebabkan laba bruto DYAN tercatat sebesar Rp 46.7 miliar per kuartal II-2021, lebih besar dari laba bruto yang hanya Rp 26.8 miliar di kuartal II-2020.

Sayangnya, DYAN ini harus mencatatkan beban operasional yang cukup berat sekitar Rp 104.7 miliar per kuartal II-2021 dengan beban penjualan sebesar Rp 903.5 miliar dan beban umum dan administrasi sebesar Rp 103.8 miliar. Membuat DYAN mengalami kerugian operasi hingga –Rp 58.0 miliar.

Rincian Pendapatan dan Beban Pokok DYAN. Source : Laporan Keuangan DYAN kuartal II-2021

 

Dengan itu, DYAN pun mencatatkan rugi sebesar –Rp 54.4 miliar per kuartal II-2021, padahal di kuartal II-2020 yang lalu DYAN juga mencatatkan rugi yang lebih dalam –Rp 94.0 miliar. Adapun jika dilihat secara historis pertumbuhan laba DYAN ini seperti memiliki siklus 3 tahunan, dengan rugi yang lebih dalam terjadi pada tahun 2020 kemarin di mana hampir semua unit bisnis DYAN terdampak pandemi Covid19. Dan jika rugi tahun berjalannya saat ini dihitung secara Annualized ialah sebesar –Rp 109 miliar…

History Laba Bersih DYAN. Source : Cheat Sheet Kuartal II-2021 by RK Team

 

Sementara dari sisi arus kas, pada kuartal II-2021 ini DYAN mencatatkan arus kas operasi yang tumbuh negatif sebesar –Rp 21.7 miliar. Arus kas operasi DYAN yang negatif ini setidaknya sudah terjadi dari tahun 2020 kemarin, dengan beban pengeluaran terbesar kepada karyawan, kepada pemasok, termasuk juga dengan pembayaran beban keuangan. Jadi, meskipun pendapatan DYAN meningkat, namun di saat yang sama DYAN juga harus mengeluarkan pendanaan yang cukup besar di tengah kondisi pandemi.

Kendati begitu, dari tahun 2020 sampai sekarang DYAN ini masif melakukan kegiatan investasi sehingga arus kas investasinya tercatat negatif –Rp 20.7 miliar. Kondisi ini terlihat dari beberapa strategi bisnis DYAN di 2021 mulai dari bisnis Hybrid Event, pengembangan inisiasi 7 event baru (Dyandra New Adventure (DNA), Indonesia Islamic Festival, Travel Fest, No Sleep For Weekend, Dynamic Fest & Event Olahraga). Termasuk dengan berbagai pengembangan di unit bisnis lainnya, baik itu ekspansi dan juga diversifikasi bisnis yang akan digalakkan oleh DYAN.

Menariknya di sini, arus kas investasi DYAN ini justru tercatat positif, meskipun DYAN telah melakukan pembayaran pinjaman bank dan juga pembayaran liabilitas sewa. Namun di saat yang sama, DYAN juga mendapatkan pinjaman dari bank untuk mendanai pengembangan bisnisnya tadi.

Arus Kas DYAN. Source : Laporan Keuangan DYAN Kuartal II-2021

 

Dari sisi neraca keuangan, sepanjang 1H21 DYAN mencatatkan total liabilitas sebesar Rp 495.5 miliar, dan total ekuitas DYAN yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk adalah sebesar Rp 463.9 miliar. Mencerminkan posisi rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (DER) DYAN berada di level 1.07, cukup membebani keuangan DYAN dalam melunasi kewajibannya.

Sedangkan dalam utang jangka pendek, total aset lancar DYAN sebesar Rp 266.0 miliar tentu tidak sanggup membayar total liabilitas jangka pendek DYAN yang sebesar Rp 340.6 miliar. Dengan itu, kita mendapati bahwa Liquidity Ratio DYAN berada di level 0.4x menunjukkan bahwa utang jangka pendek DYAN tidak bisa diatasi dengan memakai aset lancarnya yang terbilang rendah.

 

How Attractive Prospect of DYAN?

Dari pembahasan singkat di atas, bisa dikatakan bahwa posisi DYAN saat ini benar-benar siap melakukan perubahan bisnis model, sekaligus mendiversifikasikan bisnis yang baru sebagai bentuk kesiapan perusahaan di era new normal. Melalui Hybrid Event ini, DYAN juga optimis dapat mengembangkan pangsa pasarnya ke Event International yang lebih luas lagi. Sebut saja beberapa di antaranya China International Import Expo (Shanghai), Expo Hainan (Hainan, China) dan IFEX Spoga (Jerman).  

Hal lain yang juga mendukung kinerja DYAN adalah adanya prospek positif dari pemerintah Indonesia yang sudah memperbolehkan penyelenggaraan acara-acara besar, seperti konser musik dan kegiatan berskala besar lainnya. Kabar ini menjadi angin segar bagi bisnis DYAN ke depan, dengan posisi DYAN yang memegang banyak peran dalam pelaksanaan event organizer di Indonesia, tentu ini menjadi peluang menarik bagi DYAN untuk kembali memegang kendali dalam penyelenggaran acara-acara besar.

HIstory Pencarian Google

 

Key Takeaway

Dari pembahasan mengenai emiten DYAN ini, kita tahu bahwa di Bursa Efek Indonesia ada perusahaan tercatat yang berada di Sub Sector Industrial Service, yakni PT Dyandra Media International Tbk (Code Ticker: DYAN). Bahkan DYAN ini adalah satu-satunya perusahaan MICE yang telah melantai di BEI sejak Maret 2013 yang lalu.

Adapun, kalau Anda merasa belum mengenal tentang emiten DYAN ini, Anda bisa mencari tahu lebih deep lagi pada website resmi milik PT Dyandra Media International Tbk…

Source : www.dyandramedia.com

 

 

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

 

###

 

Info:

  • Stock Market Mastery 2021. Anda dapat memperolehnya di sini.

 

 

 

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *