ARTO adalah salah satu bank yang tengah mengembangkan bisnis ke arah digital. Hal itu disinyalir sebagai salah satu faktor utama meroketnya harga saham ARTO dalam satu bulan terakhir. Dari 9900 an pada awal Mei, dan per artikel ini ditulis harga sahamnya menyentuh 12900 an (naik sekitar 30.30%). Bahkan kenaikan ini diprediksi masih akan berlanjut, meski sebenarnya ARTO masih merugi Rp 38.1 miliar di kuartal I-2021…
Daftar Isi
Review Kinerja ARTO Kuartal I-2021
Menanggapi kenaikan harga saham ARTO yang bergerak di kisaran 12000 an, sedikitnya membuat kita heran kok bisa sih harga sahamnya terus terbang. Padahal berdasarkan kinerja keuangannya, per kuartal I-2021 ini ARTO justru merugi hingga Rp 38.1 miliar. Secara historis ARTO sebenarnya sudah merugi dalam beberapa tahun terakhir, terlihat seperti data berikut ini….
Net Profit ARTO (Source : Cheat Sheet By RK Team)
Oleh karenanya, ARTO kembali mencatat ROE yang negatif dari -15.46% per kuartal I-2020 menjadi lebih rendah lagi di -4.53% di kuartal I-2021. Menjadikan ROE ARTO yang paling rendah dari sebelumnya, dan sangat jauh dari batas wajar ROE di 15.00%.
Meski menanggung rugi bersih, setidaknya ARTO masih mencatatkan kenaikan Pendapatan Bunga Bersih dari Rp 10.07 miliar per kuartal I-2020, jadi Rp 33.47 miliar di kuartal I-2021 (naik sekitar 232.3%). Demikian pula dengan Pendapatan Non-Bunga Bersih yang juga tercatat naik dari Rp 35.44 miliar per kuartal I-2020, jadi Rp 71.82 miliar di kuartal I-2021 (naik sekitar 102.6%).
Di sisi lain ARTO memang mencatatkan kenaikan Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang signifikan dari 116.15% per kuartal I-2020 menjadi sebesar 538.01% di kuartal I-2021. Namun hal ini tidak terlepas dari suntikan dana dan Right Issue yang baru dilakukan.
Source : bisnis.tempo.co/bank-jago-tekan-rasio-kredit-macet-jadi-0-persen
ARTO juga memang berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.16 triliun sepanjang kuartal I-2021, dari sebelumnya sebesar Rp 826.2 miliar per kuartal I-2020 (naik sekitar 41.2%). Dan yang mungkin cukup mengejutkan adalah di balik peningkatan penyaluran kredit, NPL juga terlihat berkesan karena mencapai 0%. Tercatat NPL Gross turun dari 2.04% di kuartal I-2020 jadi 0.00% di kuartal I-2021, begitu juga dengan NPL Nett yang turun dari 0.17% di kuartal I-2020 jadi 0.00% di kuartal I-2021.
Anda ingin mengetahui saham apa saja yang memiliki fundamental bagus dan harganya masih terdiskon (undervalued). Sekarang, Anda bisa mendapatkannya di E-Book Quarter Outlook Kuartal I-2021 yang telah terbit !
Tapi penasaran gak sih, kok bisa ARTO mencatatkan NPL di level 0.00% pada kuartal I-2021? Nah di sini kita sebagai investor harus jeli. Ternyata hal tersebut bukan karena ARTO sangat baik dalam menyalurkan kredit, namun NPL 0% tersebut adalah hasil dari ARTO yang telah melakukan write off dari sejumlah kredit macet. Dengan kata lain, kredit yang tidak bisa dilunasi itu dihapusbukukan.
Bagan Kredit yang diberikan. Source : LK ARTO Kuartal I-2021
Dan untuk rasio BOPO, tercatat tinggi di 169.80% per kuartal I-2021 angka ini sudah jauh dari batas maksimalnya 70%. Rasio BOPO yang tinggi ini menunjukkan ARTO kurang efisien dalam operasional sepanjang kuartal I-2021. Bahkan pada periode yang sama tahun 2020, ARTO sempat mencatatkan BOPO yang sangat tinggi hingga 222.16%.
Menariknya, di waktu yang sama, ARTO justru dapat memperbaiki Net Interest Margin, tercatat NIM ARTO dari 3.79% di kuartal I-2020 naik hingga 7.72% di kuartal I-2021 (berada di atas batas maksimal NIM 5.0%).
Demikian pula dengan LDR ARTO yang juga mengalami perbaikan, tercatat LDR tumbuh dari 58.33% di kuartal I-2020 menjadi 133.33% di kuartal I-2021. Menunjukkan bahwa per kuartal I-2021 kemarin ARTO tergolong berhasil mengelola dana yang diterima dari pihak ketiga. Ini benar adanya, karena ARTO sedang mengoptimalkan modal yang sudah ada, untuk mempercepat ekspansi kredit.
Jika dilihat dari sisi CASA, kinerja ARTO tidak begitu memuaskan. Tercatat CASA ARTO justru turun tipis dari 27.19% di kuartal I-2020, menjadi 26.08% di kuartal I-2021. Artinya pertumbuhan CASA ARTO berada jauh di bawah indikator minimal CASA 50%, membuat ARTO harus membayarkan bunga deposito yang lebih tinggi ke para nasabah.
Dari indikator perbankan di atas, bisa kita buat sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya kinerja ARTO tidak begitu sehat. Meskipun ARTO berhasil meraih peningkatan Pendapatan Bunga Bersih Rp 33.47 miliar dan Pendapatan non-Bunga Bersih Rp 71.82 miliar. Diikuti dengan besaran kredit yang disalurkan ARTO sekitar 1.16 triliun, namun secara bottom line perusahaan masih merugi Rp 38.1 miliar per Kuartal I 2021.
Demikian pula, NPL 0% lebih disebabkan karena perusahaan melakukan Write Off atau Hapus Buku. Dan dana pihak ketiga ARTO juga belum optimal karena CASA masih jauh di bawah 50%. Kinerja ARTO juga sangat dibebankan dengan ambisi perusahaan untuk menjadi bank digital. Hal ini ditegaskan dengan besarnya anggaran yang dikeluarkan ARTO hingga kuartal I-2021, terutama pada pos Information Technology dan biaya promosi..
Bagan Beban Umum dan Administrasi. Source : LK ARTO Kuartal I-2021
Kalau Anda ingat, beberapa waktu yang lalu kita juga pernah membahas nih tentang ARTO…
[Baca lagi : Transformasi Bank Artos menjadi Bank Jago, Akankah Jadi Lebih Baik ?]
Tapi Kok Harga Saham ARTO Naik ?
Menilai dari kinerja ARTO yang belum menunjukkan perbaikan, dapat kita katakan bahwa kenaikan harga saham ARTO lebih dikarenakan sentiment atau hype yang dibangun, sejak ARTO diakuisisi untuk menjadi Bank Digital.
Memang ARTO belakangan sangat diminati banyak investor, ditambah dengan beberapa katalis positif seperti akuisisi dan right issue, yang membuat harga sahamnya melonjak. Market Cap ARTO pun melonjak signifikan dari Rp 3.7 Triliun di 2019 menjadi Rp 180 triliun di 2021 ini (pada harga 13000).
Dilihat dari valuasinya pun saat ini sudah tidak masuk akal, di mana harga saham ARTO saat ini sudah 20x lebih mahal ketimbang Nilai Buku nya (PBV : 20.0x). Namun apabila Anda tertarik untuk membelinya, Anda perlu memperketat risk management Anda. Dan jika Anda berencana untuk hold jangka panjang, maka penting untuk mengawal prosesnya (bagaimana operasionalnya, model bisnis, regulasi terkait, kematangan infrastruktur digital, kualitas keamanan sistem, hingga perlindungan nasabah).
Belum lagi tantangan bank digital juga tidak kecil, mengingat teknologi yang belum tersebar merata. Dan alangkah baiknya, bila kita sebagai investor lebih bijak menyikapi fenomena bank digital, sambil memperhatikan kejelasan arah bisnis bank digital. Dan jangan mudah berekspektasi berlebihan pada satu saham, mengingat dalam investasi kita juga perlu lebih realistis dan memperhatikan kemungkinan risiko yang terjadi.
Jadi, apakah harga saham ARTO akan terus meningkat atau akan bubble ? Kita lihat beberapa bulan yang akan datang…
###
Info:
Tags : Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO | Harga Saham ARTO
Sepertinya akan buble 🙁