Jadi begini, gaes.
Di saat kamu ingin mulai berinvestasi saham, pastinya (seharusnya) kamu melakukan analisis terlebih dahulu. Kamu bisa saja suatu kali melihat suatu perusahaan yang fundamentalnya bagus, tetapi kondisinya undervalued dan harga saham perusahaan tersebut susah naik.
Untuk jangka pendek hal ini bisa saja dikarenakan oleh faktor supply vs demand. Nah, tapi, kalau jangka panjang bagaimana?
Harga saham emiten susah naik, pastinya ada penyebabnya. Jadi jangan buru-buru panik ya… Kita cari tahu apa penyebabnya?
Daftar Isi
Penyebab Harga Saham Susah Naik
- Dividend payout ratio yang tinggi
Dividend Payout Ratio, atau DPR, adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun). Nah, DPR ini bisa mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.
Perusahaan yang kamu pilih mungkin sudah mempunyai keuntungan yang banyak. Namun kalau terlalu banyak dari laba atau keuntungan mereka itu dibagikan melalui dividen kepada pemegang sahamnya. Maka ini membuat ekuitas dan laba perusahaan tidak dapat meningkat secara signifikan.
Hasilnya, ya kayak stagnan aja gitu, labanya. Itulah sebabnya, tidak semua investor menyukai perusahaan yang memiliki “dividen jumbo”.
Kalau di kalangan para investor sih kadang kedengeran semacam jokes, kalau ada undangan RUPS dan si penerima email seneng, itu berarti investor baru. Investor senior selain sudah biasa menerima undangan RUPS, tapi mereka tahu, kalau dividen tidak dibagikan atau malah kecil saja dibaginya. Karena dengan begini, ini indikasi bahwa perusahaannya masih butuh ekspansi terus. Katanya sih begitu…
Gimana dengan kalian? Apakah dividen gede jadi salah satu kriteria “saham bagus” buat kalian? Ternyata belum tentu juga loh.
- Perusahaan memiliki risiko tinggi
Perusahaan yang memiliki pola bisnis yang berisiko atau memiliki utang dengan bunga yang sangat besar dapat juga memengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Bisa jadi nih, perusahaan yang bersangkutan bergerak di sektor bisnis siklikal, dan dalam beberapa tahun ini, industrinya memang sedang dalam masa sulit.
Apa itu bisnis siklikal? Bisnis siklikal adalah perusahaan yang penjualan dan keuntungannya sangat sensitif terhadap siklus bisnis. Bisnis siklikal ini misalnya saja industri tambang (minyak, batubara, dan sejenisnya), atau konstruksi. Agrikultur, kalau yang produknya kelapa sawit, juga bisa termasuk ke dalam industri bisnis siklikal.
Selain itu, risiko ini juga berarti rasio utang yang tinggi. Jika suatu perusahaan memiliki utang dengan bunga tinggi, maka hal itu akan menambah beban operasional perusahaan dan bisa membuat harga saham sulit naik.
- Historis manajemen yang buruk
Manajemen perusahaan yang memiliki historis yang merugikan investor ritel, bisa berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Misalnya saja seperti terlibat upaya pencucian uang dan “memindahkan uang” tersebut ke perusahaan induknya yang “tertutup”. Hal ini mengakibatkan pelaku pasar takut untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Atau mungkin sempat berkasus hingga mendapatkan suspensi dari BEI. Ini juga bisa jadi faktor mengapa harga saham perusahaan yang berkaitan susah naik. Lebih parah lagi, jika terlibat dalam kejahatan di pasar modal, apa pun bentuk kejahatannya. Bisa jadi, manajemen perusahaan yang buruk akan membuat sahammu terkena reverse stock split. Waduh, malah berabe dong!
Tapi, gaes, jika saham yang kamu pilih mempunyai ciri 3 hal di atas, itu juga bukan berarti kamu tidak bisa mendapatkan keuntungan dari sana sama sekali loh. Terkadang adanya sentimen negatif seperti ini malah akan memberikan margin of safety yang cukup tebal.
Namun kamu harus tetap berhati-hati dan menganalisis lebih jauh agar terhindar dari risiko yang akan menimpamu. Do your own research!
Harga saham yang susah naik akan mengakibatkan investasimu nyangkut. Nah, ini nih yang kadang jadi mimpi buruk para investor/trader saham.