Belum lama ini Warren Buffett sang investor kawakan, mengejutkan para pelaku pasar. Lantaran WB baru saja melakukan jual rugi atas kepemilikan sahamnya di Delta Airlines dan Southwest Airlines. Padahal selang satu bulan sebelumnya, Buffett dengan sangat optimis kembali meningkatkan kepemilikannya di saham maskapai penerbangan tersebut. Apalagi penambahan kepemilikan itu dilakukan ketika masih berlangsungnya pandemi virus corona, yang belakangan sudah memukul mundur kinerja maskapai penerbangan. Pertanyaannya, apa yang melatarbelakangi penjualan saham Delta dan Southwest Airlines tersebut ? Dan pelajaran apa yang bisa kita petik?

 

Awal Mula Warren Buffet Membeli Saham Delta

Investor kawakan Warren Buffett, sekaligus orang terkaya di dunia sempat membuat pelaku pasar saham dunia terkejut. Setelah ia melalui perusahaan investasi miliknya, Berkshire Hathaway Inc. merealisasikan keputusan untuk membeli saham perusahaan penerbangan di tahun 2016. Pada saat itu Berkshire Hathaway membeli sekaligus empat perusahaan penerbangan terbesar di Amerika Serikat, antara lain Delta Air Lines (DAL), Southwest Airlines (LUV), American Airlines Group (AAL), dan United Airlines Holdings (UAL).

Dalam dokumen regulatori, hingga per September 2016 Berkshire Hathaway telah memiliki 21.8 juta saham American Airlines Group senilai US$ 797 juta. Di susul kemudian 6.3 juta saham Delta Air Lines sekitar US$ 249.3 juta, dan 4.5 juta saham United Airlines Holdings senilai US$ 237.8 juta. Memasuki Desember 2016, Berkshire Hathaway kembali menambah kepemilikan sebanyak 2x lipat di saham American Airlines Group menjadi 45.5 juta saham. Disusul kemudian penambahan kepemilikan di saham Delta Airlines hampir 10x lipat menjadi 60.0 juta saham, dan juga menambah kepemilikan di saham United Airlines Holdings sebanyak 6x lipat menjadi 28.9 juta saham.

 

 

Adapun WB Kembali menambah kepemilikannya di tahun 2020 ini. Akumulasi total kepemilikan saham WB di Delta Airline hingga awal 2020 sudah mencapai $ 3 miliar. Jumlah tersebut semakin membesar, setelah WB melakukan aksi penambahan kepemilikan saham yang dilakukan pada Februari 2020. Di mana ia kembali membeli saham Delta Airlines sebanyak 976.507 saham seharga $45.3 juta, rata-rata harga per saham $46.40. Action WB tersebut, sejalan dengan penegasannya bahwa ia tidak akan pernah menjual saham maskapai penerbangannya. Hal ini dikarenakan WB, yang masih tetap optimis bahwa setelah pandemi virus corona mereda, orang-orang bisa beraktifitas dan melakukan perjalanannya kembali. Secara otomatis kinerja maskapai penerbangan akan kembali meningkat.

Keyakinan WB tersebut, senada dengan prinsipnya bahwa :

”Smart investors are greedy when others are fearful , and fearful when others are greedy”

Secara porsi kepemilikan saham Berkshire Hathaway, cenderung lebih besar berada di saham Delta Airlines. Sedangkan sisanya berada di tiga saham lainnya. Porsi kepemilikan yang bertambah itu, tidak lain karena WB menilai Delta Airlines sebagai perusahaan dengan fundamental yang kuat dan diperdagangkan pada harga terdiskon. Selain itu, Delta Airlines ini juga lebih menguntungkan dari sisi kapitalisasi pasar yang besar dan memiliki karyawan yang loyal terhadap perusahaan.

 

Kronologi Warren Buffett jual rugi Delta Airlines dan Southwest Airline

Berkshire Hathaway Inc. perusahaan investasi milik Warren Buffet, pada tanggal 1 dan 2 April 2020 telah mengumumkan penjualan sekitar 18% sahamnya di Delta Air Lines dan sekitar 4% sahamnya di Southwest Airlines. Penjualan kedua saham tersebut, nilainya hampir menyentuh US$ 390 juta atau setara Rp 6.4 triliun.

Berdasarkan data Reuters, Berkshire Hathaway Inc mengajukan penjualan hampir 13 juta saham Delta Airlines senilai US$ 314.2 juta, rata-rata per saham sebesar $24.19. Sekarang Berkshire Hathaway “hanya” memiliki sekitar 58.9 juta saham Delta. Bersamaan dengan itu, Berkshire Hathaway juga menjual 2.3 juta saham Southwest Airlines senilai US$ 74.3 juta, rata-rata per saham $32.22. Sehingga kini Berkshire Hathaway “hanya” memiliki 51.3 juta saham Southwest. Dari pengajuan tersebut, memperlihatkan porsi kepemilikan saham Berkshire Hathaway sebelumnya memiliki sekitar 11.1% saham Delta Airlines dan 10.4% saham Souhtwest Airlines.

Portfolio saham Berkshire Hathaway Inc diperkirakan mencapai US$ 5 miliar pada empat investasinya di maskapai penerbangan AS yang terdiri dari Delta Air Lines, Southwest Airlines, American Airlines Group, dan United Airlines Holdings. Dari keempat sahamnya tersebut, WB melakukan pengawasan secara langsung pada tiga saham di Delta Air Lines, Southwest Airlines  dan American Airlines Group. Sedangkan salah satu manajer portfolionya, Todd combs dan Ted Weschler melakukan pengawasan di saham United Airlines Holdings.

Namun seperti yang kita tahu, jauh sebelum pandemi virus corona ini mewabah pun kinerja maskapai penerbangan memang dalam beberapa tahun ini sedang tidak begitu baik. Apalagi di tengah situasi seperti ini, maskapai penerbangan semakin menjadi sektor yang paling dirugikan besar sehingga kurang menarik untuk dikoleksi. Di tambah lagi pandemi virus corona belakangan ini semakin tak terkendali, tak ayal WB pun kembali mempertimbangkan kondisi ini. Hingga WB akhirnya memutuskan untuk menjual rugi sebagian saham yang ia miliki di Delta dan Southwest Airlines.

 

Alasan Warren Buffett jual rugi Delta Airlines dan Southwest Airlines

Penjualan yang dilakukan Berkshire Hathaway Inc justru terungkap saat maskapai penerbangan terbesar AS ini mengajukan hibah pembayaran upah dari Departemen Keuangan AS, untuk membantu menjaga karyawannya tetap bekerja. Lantas jika demikian, hal apa yang membuat WB melepaskan sahamnya tersebut ? Jika ditelusuri lebih jauh, bisa dikatakan bahwa penjualan saham tersebut dipicu oleh sejumlah keadaan di antaranya :

Pertama, maskapai penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi virus corona. Kondisi itu semakin melemahkan industri penerbangan karena harus menanggung kerugian yang besar. Seiring dengan meningkatnya pembatalan perjalanan, namun di saat yang bersamaan perusahaan harus membatasi aktifitas perjalanan karyawan mereka. Bahkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan, kerugian industri penerbangan secara global bisa mencapai $63 miliar per tahun ini.

Kedua, harga saham Delta Airlines dan Southwest Airlines turun secara signifikan. Penurunan harga saham ini sudah diprediksikan, seiring dengan pandemi virus corona yang terus meluas. Hal itu setidaknya akan membebani maskapai AS hingga $300 juta per kuartal I-2020. Hal ini dikarenakan, penurunan permintaan pelanggan yang sangat signifikan selama pandemi virus terjadi. Sebagai akibatnya harga saham Southest Airlines ini turun menjadi $45.28, begitu juga yang terjadi dengan saham Delta Airlines yang anjlok ke $45.01 ilustrasinya seperti di bawah ini :

Delta Airlines. Source : https://m.id.investing.com/

Saham Southwest Airlines. Source : https://m.id.investing.com/

 

Ketiga, maskapai pun telah dipaksa untuk membekukan sejumlah rute penerbangannya dan membatalkan penerbangan. Di tengah maraknya pembatasan perjalanan, penutupan perbatasan, dan juga kebijakan tinggal di rumah sementara waktu. Kondisi ini semakin memungkinkan risiko kerugian maskapai penerbangan semakin besar jika dipertahankan oleh WB.

Keempat, meski maskapai mendapatkan bantuan dana pemerintah namun maskapai harus memberi jaminan. Bantuan dana dari pemerintah ini akan menambah beban bagi perusahaan maskapai, karena dalam bentuk pinjaman atau jaminan pemerintah. Di mana sebagai syaratnya, perusahaan maskapai mana pun yang menerima bantuan harus menangguhkan pembelian kembali dan dividennya, setidaknya sampai tahun 2021 mendatang. Atau sampai pinjaman dilunasi. Kondisi ini akan semakin menekan perusahaan maskapai.

Kelima, sebagai alternatif WB dalam mengamankan asetnya. Meski WB telah menjual rugi sahamnya di Delta dan Southwest Airline, namun penjualan ini tidaklah seluruhnya. WB sendiri akan menggunakan dan mengalihkan modalnya untuk digunakan investasi di tempat lain. Mengingat masih banyak saham-saham terbaik WB.

 

Dari sejumlah kondisi di atas, bisa dikatakan bahwa dalam beberapa waktu ke depan perusahaan maskapai ini tidak akan menghasilkan pengembalian modal dengan maksimal. Sehingga tidak heran, jika WB memutuskan untuk melepaskan sebagian kepemilikan sahamnya.

 

Pengalaman Pahit WB di Sektor Penerbangan

WB yang awalnya sangat optimis terhadap kinerja maskapai penerbangannya, namun toh pada akhirnya ia kembali mempertimbangkan keputusannya dan mulai menjual rugi saham maskapainya.

Jual rugi yang dilakukan WB ini, setidaknya mengingatkan kita pada kerugian yang dialami Berkshire Hathaway saat berinvestasi di saham penerbangan US Air Group. Kerugian yang dialami WB saat itu mencapai 358 juta dollar pada tahun 1989 silam. Saat itu WB membeli saham maskapai ini, dengan pertumbuhan pendapatan yang luar biasa sejak berdiri. Buffett membeli US$ 358 juta saham preferen USAir dengan potensi dividen 9.25%, penukaran wajib dalam 10 tahun, dan hak untuk menjadi saham biasa dengan harga US$ 60/saham.

 

Sayangnya, fundamental USAir tidak cukup kuat. Parahnya, pendapatan USAir juga tidak cukup untuk membayarkan dividen jatuh tempo. Bahkan mendekati kebangkrutan perusahaan. Sejak kejadian itu, WB menyesali keputusannya dan berupaya menghindari sektor penerbangan.

 

Perbandingan Delta Airlines dan GIAA

Sejauh pembahasan kita di atas, kita bisa menilai bahwa prospek pertumbuhan maskapai penerbangan kita juga tidak jauh berbeda. Dalam hal ini kita bisa bandingkan, antara Delta Airlines dengan salah satu maskapai penerbangan Indonesia yakni Garuda Indonesia (GIAA).

Sejak terjadi pandemi virus corona, emiten penerbangan GIAA juga melakukan penutupan sejumlah rute penerbangan. Salah satu prioritas penutupan rute penerbangan ialah dari dan ke China. Namun GIAA juga masih melayani rute penerbangan ke beberapa negara lain, di bawah pengawasan penuh oleh otoritas terkait. Bahkan GIAA juga sudah merumahkan sebagian besar karyawannya, menyusul penyesuaian penurunan jumlah penumpang pesawat.    Sebagai akibatnya, GIAA juga harus mengalami penurunan harga saham yang cukup dalam seperti di bawah ini :

Harga Saham GIAA kembali terjun ke titik terendah. Source : RTI Business

 

Pelajaran Penting yang Bisa Dipetik

  • Miliki Alasan yang Kuat Ketika Menjual Rugi

Seperti kita ketahui, menjual rugi bukanlah kebiasaan dari seorang Warren Buffett. Lebih banyak historical keberhasilan investasi WB daripada menjual rugi. Namun dalam kasus penerbangan saat ini, WB layaknya manusia lainnya, menyadari bahwa fundamental perusahaan berubah dengan adanya pandemic Covid 19 ini. WB memiliki alas an yang kuat untuk menjual rugi kepemilikan sahamnya seperti yang telah dijelaskan di atas, bukan hanya cut loss karena faktor teknikal seperti yang mungkin dilakukan kebanyakan trader.

 

  • Jangan terlarut dalam sebuah kesalahan dan belajarlah dari kesalahan tersebut.

Dengan WB masuk kembali ke sektor penerbangan di tahun 2016, hal itu sudah menunjukkan bahwa dalam keputusan investasinya WB hampir tidak pernah menyesali kesalahannya. Sebaliknya yang ia lakukan adalah berusaha mencari peluang lain, meski ia tahu tindakannya akan berisiko. Bahkan setelah melepaskan saham Delta Airlines dan Southwest Airlines, WB ini masih menyisakan saham di American Airlines Group (AAL), dan United Airlines Holdings (UAL). Gunakan waktu untuk terus memperbaiki kesalahan dengan terus belajar. Tidak ada cara lain, untuk melihat bisnis apa yang hebat selain kita mempelajarinya secara langsung.

 

  • Tidak ragu dengan keputusan diri sendiri

WB menjual rugi sebagian sahamnya di Delta dan Southwest Airlines, bukanlah tanpa alasan. Meski ia dikenal sebagai investor jangka panjang, namun ketika ia sadar ada yang tidak beres dengan investasinya. Ia akan segera merubah pikirannya tentang prospek jangka panjang perusahaan. keputusan WB ini sejalan dengan prinsipnya :

“Jika Anda menemukan diri Anda dalam perahu yang bocor secara kronis, energi yang ditujukan untuk mengganti kapal kemungkinan lebih produktif. Daripada energi yang ditujukan untuk menambal kebocoran.”

 

Kesimpulan

Pergerakan saham industri penerbangan agaknya masih akan sulit ditebak, apalagi pandemi virus corona masih belum bisa diprediksikan kapan berakhirnya. Keputusan WB yang melepas sahamnya di Delta Airlines dan Southwest Airlines, bisa dikatakan tepat. Mengingat prinsip WB yang akan memprioritaskan memiliki perusahaan berkualitas tinggi, daripada memiliki perusahaan yang “murah”. Di sisi lain, prospek perusahaan yang memiliki fundamental bagus pun bisa mengalami penurunan karena suatu kondisi tertentu.

Pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman Warren Buffett jual rugi Delta Airlines dan Southwest Airlines adalah : milikilah alasan yang kuat Ketika Anda menjual rugi, jangan terlarut dalam kesalahan tersebut dan belajar dari kesalahan, serta jangan ragu dengan keputusan diri sendiri.

Semoga pengalaman WB ini juga menjadi bekal buat kita semua.

 

###

 

Info:

 

 

Tags : Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | Warren Buffett jual rugi Delta Airlines | 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

4 comments on “Warren Buffet Jual Rugi Delta Airlines, Pelajaran Apa yang Bisa Dipetik ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *