Terakhir diperbarui Pada 1 Juli 2023 at 12:53 pm

Beberapa waktu belakangan ini nampaknya semakin sulit untuk mencari semangat di pasar modal, di tengah-tengah pandemi wabah virus corona atau COVID-19 yang terus menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia. Imbasnya kondisi bursa regional dan global anjlok dan tidak menentu sebagai akibat memanasnya pandemi wabah virus corona yang juga menyerang beberapa negara lain.

Di pasar modal sendiri, sebenarnya istilah market bullish dan market bearish biasa datang silih berganti. Bearish market di pasar modal memang tidak bisa dihindari. Pertanyaannya kini adalah bagaimana kita siap menghadapi sebuah market bearish?

Nah berikut ini adalah beberapa tips berinvestasi saat market bearish, agar kita bisa menghadapinya dengan lebih bahagia…

 

Flashback Bullish Market di Tahun 2017

Tahun 2017 merupakan tahun yang cukup spesial bagi para investor saham Indonesia, di mana sepanjang tahun 2017 tersebut IHSG bisa dikatakan menunjukan trend strong bullish sepanjang tahun. Tercatat, IHSG hanya menorehkan return negatif hanya 2 bulan sepanjang tahun 2017 ini, yaitu di bulan Januari 2017 dan November 2017. Itupun, hanya minor di bawah 1% (Januari -0.05%, dan November -0.99%). Selebihnya, IHSG lebih banyak bergerak positif dengan kenaikan YTD sebesar 15.5%. Bahkan IHSG sempat mencatatkan rekor harga tertinggi yaitu 6119. Adapun penjabaran data pertumbuhan IHSG yang lebih lengkap, dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini.

 

 Jan’17Feb’17Mar’17Apr’17May’17Jun’17
Growth MoM(0.05%)1.75%3.42%2.22%0.99%1.73%
Growth YTD(0.05%)1.70%5.12%7.34%8.33%10.06%

 

 Jul’17Aug’17Sep’17Oct’17Nov’17Dec’17*
Growth MoM0.21%0.44%0.70%1.98%(0.99%)3.13%
Growth YTD10.27%10.71%11.41%13.39%12.40%15.53%

Pertumbuhan MoM dan YTD IHSG Jan – Dec 2017

* Growth IHSG per 15 Dec 2017

 

Market bullish (uptrend) adalah masa-masa paling menyenangkan bagi seorang investor saham, di mana probabilitas untuk meraih profit dapat dikatakan lebih besar saat periode tersebut. Apalagi saat market bullish, ada saja saham yang menghasilkan profit jumbo hanya dalam hitungan bulan, seperti yang terjadi pada KBLI, INDY, ataupun MBSS.

Namun, sayangnya dalam siklus pasar saham tidak mungkin IHSG akan mengalami kenaikan secara terus-menerus. Melainkan pasti ada masanya di mana market akan bergerak ke arah yang berlawanan, atau yang biasa disebut dengan market bearish (downtrend). Pada saat market bearish, biasanya diikuti oleh harga saham yang kebanyakan akan mengalami penurunan pada periode tersebut.

Dalam kondisi tersebut, Penulis mempunyai kabar buruk dan juga sekaligus kabar baik untuk Anda : Kabar buruknya, setiap kali IHSG menembus level psikologis, biasanya akan mengalami koreksi yang cukup lumayan setelahnya. Mau lihat faktanya? Oke kita lihat fakta-faktanya selama beberapa tahun terakhir (2010 – 2017) :

  • IHSG tembus level psikologis 3000 pada Juli 2010, kemudian koreksi sampai 2514 pada September 2010 (2 bulan –> koreksi 15%)
  • IHSG tembus level psikologis 4000 pada Juli 2011, kemudian koreksi sampai 3373 pada September 2011 (2 bulan –> koreksi 11%)
  • IHSG tembus level psikologis 5000 pada Mei 2013, kemudian koreksi sampai 3967 pada September Agustus 2013 (4 bulan –> koreksi 25%)
  • IHSG tembus level psikologis 5000 kedua kalinya pada April 2015, kemudian koreksi sampai 4120 pada September 2015 (6 bulan –> koreksi 23%)

Kalau kita lihat data-data di atas, IHSG kebanyakan mengalami koreksi di atas 10% setiap kali menembus level psikologis. Mengerikan?

Okay itu tadi kabar buruknya, lalu apa kabar baiknya? Kabar baiknya adalah, kalau Anda perhatikan lagi data dan fakta di atas, masa bearish IHSG tidak pernah di atas 1 tahun. Tercatat untuk masa bearish IHSG paling lama adalah 6 bulan pada tahun 2015 (actually, sebelumnya IHSG juga pernah mengalami masa bearish 10 bulan pada tahun 2008, itu pun karena terjadi krisis global). Namun jika 2 periode itu tidak kita perhitungkan, maka masa bearish akan terjadi “hanya” 2 – 4 bulan saja.

 

Dalam artikel ini, saya akan mencoba untuk sharing bagaimana strategi yang baik ketika kita benar-benar menghadapi market bearish?

 

Periode Bearish IHSG April – September 2015

 

Terakhir kalinya IHSG mengalami koreksi yang cukup dalam adalah periode April 2015 – September 2015, di mana IHSG mengalami koreksi sebesar 23 – 25% dari 5,523 ke 4,120. Nah kalau kita tarik snapshot pergerakan 510 saham (tahun 2015 jumlah saham yang listing adalah 510 emiten) antara April 2015 dan September 2015 itu, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :

  • Harga saham naik > 10%           –> 44 saham
  • Harga saham naik 0 – 10%        –> 45 saham
  • Harga saham turun 0 – 10%      –> 131 saham
  • Harga saham turun > 10%         –> 290 saham

Total saham yang justru bergerak naik saat IHSG bearish periode  April 2015 – September 2015 adalah 89 saham. Artinya jika kita mulai invest sepanjang periode bearish tersebut, maka peluang kita untuk meraih profit adalah 18% saja. Katakanlah Anda memegang 10 emiten, maka kemungkinan hanya 2 saham yang naik, sementara 8 saham akan turun.

Apakah itu berarti kita harus keluar sama sekali dari market? Jawabannya adalah tidak harus. Meskipun peluang Anda adalah 20%, namun apabila kita cermat memilih saham, tetap ada kemungkinan kita untuk mencetak profit dalam masa bearish.

 

Berikut ini adalah beberapa tips berinvestasi saat market bearish :

  1. Pilihlah saham defensive dengan fundamental bagus dan undervalued. Ini adalah kunci yang paling utama. Sebelum Anda memutuskan untuk membeli saham, pastikan saham tersebut memenuhi 3 hal : Fundamental nya bagus (laba bersih, pendapatan, dan ekuitas meningkat), harga sahamnya masih undervalued (PER < 5.0 dan PBV < 1.0), serta Margin of Safety (MOS) nya masih tinggi (MOS > 50%). Pengalaman yang saya alami selama ini, saham-saham yang terjun bebas (minus nya paling besar) adalah saham-saham yang fundamentalnya jelek (apalagi perusahaannya rugi) atau saham-saham yang harganya sudah overvalued. Sementara saham-saham yang memenuhi 3 hal tadi, meskipun tidak ada jaminan harganya naik, namun penurunannya tidak akan sedalam saham-saham yang fundamentalnya jelek atau overvalued tadi.

 

  1. Batasi portofolio Anda hanya menjadi 5 – 8 emiten saja. Jika Anda termasuk investor / trader yang gemar memiliki banyak saham, dan terbiasa menyimpan banyak saham, strategi tersebut biasanya tidak berjalan pada saat market bearish, karena Anda akan kesulitan mengatur portfolio saham Anda sendiri. Lebih parah lagi, hal tersebut bisa membuat psikologis Anda menjadi terganggu karena secara psikologis warna merah mengirimkan pesan negatif pada otak kita. Namun apabila Anda fokus pada 5 – 8 emiten, Anda bisa fokus dan konsentrasi mengatur portfolio Anda. Dan ingat, portfolio Anda HARUS memenuhi syarat no 1 di atas tadi.

 

  1. Jangan belanja full power. Jika saat market bullish biasanya kita full power belanja saham (tidak menyisakan cash), maka saat market bearish Anda tidak bisa melakukan strategi itu lagi (WARNING : jangan menggunakan fasilitas margin atau hutang saat market bearish). Selalu siapkan cash selama masa market bearish. Sisakan setidaknya 30 – 40% cash on hand untuk berjaga-jaga. Jangan terlalu ngotot untuk full power belanja saat market bearish, karena Anda akan kalah langkah apabila saham-saham pegangan Anda bergerak turun.

 

  1. Money Management. Dengan Anda memegang setidaknya 30 – 40% cash, maka Anda punya “peluru cadangan” apabila saham yang Anda pegang benar bergerak turun. Namun, saya menyarankan agar jangan terlalu cepat menembakkan peluru Anda tadi. Hal yang biasa saya lakukan adalah scaling in, atau masuk secara bertahap. Misal : Anda membeli saham A di harga 200 (harga wajar misalkan di 300), kemudian harga saham bergerak turun ke 180, maka Anda bisa melakukan scaling in kedua, ternyata harga sahamnya masih bergerak turun lagi ke 160, maka Anda bisa melakukan scaling in ketiga, dst. Strategi money management ini biasanya saya bahas secara lebih detail dalam Workshop Value Investing.

 

Kesimpulannya, kombinasikan langkah 1 sampai dengan langkah 4 di atas. Dimulai dari pemilihan saham, pilihlah saham dengan fundamental bagus dan harganya masih undervalued, serta memiliki margin of safety yang besar. Kemudian analisa the best 5 – 8 saham yang menurut Analisa Anda akan mampu bertahan. Dari market bearish, atau bahkan bergerak naik selama masa market bearish. Mulai susun portfolio Anda namun jangan langsung belanja full power. Sisakan 30 – 40% cash, untuk kemudian Anda average down dengan metode scaling in. Dengan memegang saham bagus pada harga murah, anda akan mendapatkan profit jumbo saat market dan saham yang Anda pegang berbalik arah. Semoga Anda dan saya tetap bisa mencetak profit meskipun IHSG dalam masa bearish sekalipun, atau bahkan seperti yang saat ini terjadi…

Anda punya tips lain atau ingin sharing pengalaman dengan pembaca lainnya yang tetap berinvestasi saat market bearish? Silahkan tinggalkan comment di bawah ini…

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan April 2020 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q4 2019 akan segera terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q4 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.

 

Tags : Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish | Tips Berinvestasi Saat Market Bearish

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

1 comment on “Cara Berinvestasi Saat Market Bearish

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *