Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

Menghindari dan Menurunkan Kerugian Investasi Saham

Dalam berinvestasi saham, risiko mengalami kerugian adalah hal yang tidak mungkin disangkal. Anda mungkin pernah mendengar, membaca, atau bahkan merasakannya sendiri mengenai kerugian-kerugian yang pernah terjadi yang dialami di pasar saham. Peristiwa-peristiwa kerugian ini pun yang dapat membuat berbagai calon investor merasa takut untuk menginvestasikan uangnya ke pasar saham.

Namun bila kita coba untuk berpikir mengenai sebab mengapa seseorang bisa mengalami kerugian dengan jumlah nominal yang tidak sedikit, kita akan menemukan bahwa investor yang bersangkutan mungkin belum memiliki cukup pengetahuan sebagai modal dasar untuk terjun ke dunia pasar modal. Seorang investor, selain dibekali dengan berbagai teknik dan metode analisis, juga memerlukan kesiapan secara mental dan psikologis dalam menghadapi arus pasar modal yang memiliki risikonya tersendiri.

Secara umum, sebenarnya berinvestasi saham memiliki risiko yang relatif kecil untuk merugi.Jikalau rugi, seharusnya risiko itu dapat dikontrol. Celah untuk merugi masih tetap ada dalam berinvestasi saham, namun hal tersebut seharusnya dapat diminimasi. Bagaimana caranya? Mari kita simak pembahasan berikut.

 

#1 Jangan Menggunakan ‘Uang Panas’

Uang panas yang dimaksud di sini adalah uang yang akan segera Anda butuhkan untuk dipakai dalam jangka waktu yang relatif dekat, misalnya uang untuk kebutuhan membayar utang cicilan jatuh tempo, kebutuhan bayar premi asuransi, membayar uang sekolah, dan lain-lainnya.

Jika Anda tidak mempunyai uang yang memang dialokasikan untuk berinvestasi saham, lebih baik tidak usah memaksakan untuk membeli saham. Uang panas sebagai modal berinvestasi sangat tidak disarankan dalam berinvestasi saham, apalagi bila modal uang panas Anda berasal dari pinjaman. Penggunaan uang ini dapat mempengaruhi psikologi dan emosi Anda dalam berinvestasi. Ada baiknya Anda merencanakan keuangan Anda agar dapat menyisihkan uang dingin untuk diinvestasikan ke saham.

 

#2 Berhati-hati dalam Investasi Jangka Pendek

Berinvestasi saham pada prinsipnya adalah untuk jangka panjang, karena itu jika tujuan Anda adalah untuk menarik uang Anda pada satu atau dua tahun mendatang, tidak disarankan untuk berinvestasi pada saham, sebab belum tentu hasil investasi selama dua tahun dapat memberikan hasil sesuai dengan yang Anda targetkan.

Dalam jangka pendek, harga saham biasanya berfluktuasi, namun dalam jangka panjang, harga saham pada umumnya cenderung naik dan besar kemungkinannya harganya akan lebih tinggi daripada harga saat Anda membelinya.

Bila Anda merasa kurang percaya diri dengan trading sendiri untuk kebutuhan jangka pendek, dan Anda memang memiliki uang nganggur saat ini, Anda dapat menginvestasikan pada obligasi atau reksa dana yang fluktuasinya tidak setajam saham.

 

#3 Batasi Diversifikasi Saham

Portofolio investasi saham yang menyebar memang sangatlah kuat untuk menurunkan tingkat risiko dan mendatangkan hasil yang memadai, namun diversifikasi portofolio yang terlalu banyak akan menyulitkan, terutama bagi investor ritel, dan bukannya tidak mungkin akan mendatangkan kerugian.

Mengapa demikian? Pada prinsipnya, tahu banyak akan sedikit hal adalah lebih baik daripada tahu sedikit akan banyak hal. Dalam investasi saham, portofolio yang tidak terlalu banyak akan lebih memudahkan daripada portofolio yang terlalu menyebar. Hal ini dikarenakan mengawasi portofolio investasi yang terfokus akan lebih mudah dan waspada daripada mengawasi portofolio investasi yang menyebar terlalu banyak. Portofolio sebanyak 5-10 saham cukup untuk meminimalisir risiko.

Nah, berkaitan dengan diversifikasi saham… Penulis juga pernah membahasnya dalam artikel yang berbeda. Anda bisa membacanya kembali melalui link berikut ini :

[Baca lagi : Strategi Diversifikasi Investasi Saham]

 

#4 Investasilah Bila Anda Yakin

Di saat Anda memiliki sebuah saham, pernahkah Anda menyadari alasan mengapa Anda memilih saham tersebut? sebagian besar mungkin akan menjawab dengan alasan mendapat keuntungan, namun keuntungan bukanlah yang seharusnya Anda jadikan sebagai alasan utama. Keuntungan adalah tujuan dari berinvestasi.

Pada umumnya, investor yang bijak akan membeli saham yang perusahaannya memiliki prospek yang cerah di masa depan. Misalnya, industrinya sedang berkembang dan melakukan ekspansi. Selain itu Anda sebagai investor sebaiknya menyelidiki perusahaan yang sahamnya Anda pegang, jangan sampai Anda membeli saham dalam karung, di mana Anda tidak mengenal seluk beluknya namun memegang sahamnya untuk berinvestasi.

Bila perusahaan tersebut tidak berprestasi, umumnya saham tersebut tidak akan memberikan keuntungan. Sangat disarankan Anda membeli saham dengan fundamental yang kuat, dimana Anda bisa yakini perusahaan tersebut memiliki manajemen yang bagus dan prospek yang cerah. Inilah yang seharusnya menjadi alasan kuat bagi Anda dalam membeli sebuah saham.

Alasan kuat lainnya yang dapat Anda pertimbangkan adalah, apabila perusahaan bagus tersebut harga sahamnya sangat jauh di bawah nilai wajarnya (undervalued). Jika Anda telah meneliti hingga ke sini, maka Anda pun bisa dengan sangat yakin memegang saham dengan sangat yakin, bahwa saham ini dapat memberikan keuntungan bagi Anda.

 

#5 Jangan Membeli Berdasarkan Rumor

Salah satu hal yang sulit ditepis dalam berinvestasi saham adalah rumor yang beredar mengenai suatu saham, apalagi bila rumor itu Anda dapatkan dari teman dekat Anda. Perlu diingat, bahwa jangan pernah membeli saham hanya berdasarkan rumor belaka, namun Anda butuh untuk meneliti kembali bagaimana fundamentalnya, apakah sesuai dengan rumor yang beredar.

Di saat Anda berinvestasi saham, pastikan Anda tidak sedang berspekulasi mengenai suatu saham. Anda sedang melakukan investasi, dimana pertimbangan Anda saat membeli saham sebagai instrumen investasi harus didasarkan dengan alasan yang rasional. Dalam menghadapi rumor, sebaiknya Anda tetap waspada, karena Anda tidak mengetahui dari siapa rumor tersebut beredar, dan untuk apa tujuannya menyebarkan rumor tersebut.

 

#6 Tidak Mengikuti Pasar

Salah satu hal yang juga sulit dilakukan adalah untuk tidak mengikuti pasar. Ada kalanya timbul perasaan terkucilkan bila Anda tidak memegang saham yang sedang panas dan tidak ikut memetik keuntungan seperti mayoritas investor pelaku pasar lainnya.

Sangat disarankan Anda tetap berpegang pada rencana investasi Anda, karena fluktasi yang terjadi di pasar hanya bersifat jangka pendek, sedangkan trend jangka panjang pada umumnya sesuai dengan fundamental perusahaannya masing-masing.

 

#7 Tidak Melakukan Averaging Down Ketika Harga Jatuh

Averaging Down adalah upaya menambah portofolio saham dengan cara membeli ketika harga sedang turun, sehingga harga rata-rata beli seluruh saham menjadi lebih rendah dari harga beli sebelumnya. Kelak bila harga telah kembali naik, investor bisa menjualnya dan memperoleh keuntungan. Untuk lebih mudah menjelaskannya, mari simak tabel berikut.

TanggalActionVolume (lembar)Harga (Rp)Nilai (Rp)
1 FebBeli1.0001.2001.200.000
2 FebHold1.250
3 FebBeli1.0001.1651.165.000
6 FebBeli1.0001.1401.140.000
7 FebBeli1.0001.1001.100.000
8 FebBeli1.0001.0201.020.000
Harga rata-rata1.1255.625.000
9 FebJual5.0001.2006.000.000
Profit3750.000
Profit by %6,67%

 

Tabel tersebut menjelaskan simulasi bila investor melakukan Average Down. Pada hari pertama, investor membeli saham pada harga Rp1.200 sebanyak 1000 lembar, kemudian ketika harganya naik keesokannya, tidak dijual.

Pada hari-hari berikutnya ketika saham mengalami penurunan harga, investor melakukan Average Down 4 kali berturut-turut, masing-masing sebanyak 1000 lembar. Ketika harga kembali ke harga pembelian pertama, yaitu Rp1.200, investor menjual seluruh sahamnya dan memperoleh keuntungan sebesar Rp375.000, dan mencetak untung sebesar 6,67%

Average Down memang salah satu strategi favorit dalam berinvestasi saham. Strategi ini akan bekerja dengan baik apabila harga meningkat setelah turun beberapa waktu. Masalahnya bila harga tidak segera meningkat, maka averaging down justru makin banyak menimbulkan kerugian. Untuk melakukan average down memang diperlukan kemampuan analisis yang cukup untuk menggunakan strategi ini. Secara umum, sebaiknya Anda mulai melakukan averaging down bila ada sinyal teknikal pembalikan arah naik.

 

#8 Jangan Takut Menjual Rugi

Investasi saham memang memiliki potensi kerugian relatif lebih kecil, namun potensi kerugian memang tetap ada. Walaupun merugi, ada satu cara untuk mengantisipasi kerugian agar tidak terlalu besar, yaitu dengan menetapkan batas stop loss sesuai dengan profil risiko kerugian yang dapat Anda tanggung.

Misalnya Anda menetapkan batas stop loss bila kerugian telah sebesar 5% hingga 10%, sehingga bila kerugian telah mencapai kisaran angka tersebut, Anda dapat langsung menjualnya, sehingga Anda telah membatasi kerugian Anda lebih jauh, dan Anda tidak menderita kerugian lebih besar.

 

#9 Belajar dari Pengalaman

Pengalaman adalah guru terbaik dalam berinvestasi saham. Bila Anda sudah melakukan investasi saham, cobalah perhatikan saham-saham yang sudah pernah Anda beli. Coba ingat kembali mana saham yang telah memberikan keuntungan, dan mana yang memberikan kerugian.

Cari persamaan antara saham-saham tersebut dan analisis penyebab keuntungan dan kerugian masing-masing saham tersebut. Secara umum, Anda dapat mengelompokkan saham-saham tersebut dalam 3 kategori:

  1. Saham Pemenang (Penghasilan rata-rata saham di atas pertumbuhan rata-rata IHSG)
  2. Saham Rata-Rata (Penghasilan rata-rata saham tidak jauh dengan pertumbuhan rata-rata IHSG)
  3. Saham Pecundang (Penghasilan rata-rata saham di bawah pertumbuhan rata-rata IHSG).

 

#10 Tetap Sabar dan Waspada

Pada tips terakhir kali ini, pada intinya adalah memadukan kesabaran dan kewaspadaan. Dalam bermain saham, pada umumnya Anda dianjurkan untuk selalu bersabar, namun kesabaran itu juga harus dibarengi dengan kewaspadaan.

Kesabaran dan kewaspadaan adalah 2 kunci penting dalam menyikapi saham yang Anda pegang. Dengan bersabar, Anda dapat mendapatkan untung dengan berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang, namun kewaspadaan juga dibutuhkan bila ternyata ada perubahan dalam kinerja perusahaan maupun performa harga sahamnya.

 

Risiko Kerugian dapat Diminimasi

Dalam berinvestasi saham, risiko mengalami kerugian adalah hal yang tidak mungkin disangkal, namun bukan berarti tidak bisa diminimasi. Dengan mengikuti kesepuluh langkah di atas, maka Anda telah mengupayakan cara untuk menghindari dan menurunkan risiko kerugian berinvestasi saham.

Apakah Anda pernah berinvestasi saham? Apa langkah yang Anda ambil untuk menghindari potensi kerugian dalam berinvestasi saham? 

 

Sumber Referensi:

  • Harris Darmawan. 15 Maret 2017. Inilah 10 Cara untuk Meminimasi Kerugian dalam Berinvestasi Saham. https://www.finansialku.com/inilah-10-cara-untuk-meminimasi-kerugian-dalam-berinvestasi-saham/

###

Info:

  • Monthly Investing Plan Oktober 2019 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q2 2019 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q2 2019 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop & Advance Value Investing (Bali, 12 -13 Oktober 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop & Advance Value Investing (Medan, 02 – 03 November 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop & Advance Value Investing (Jakarta, 23 – 24 November 2019) dapat dilihat di sini.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

1 comment on “Menghindari dan Menurunkan Kerugian dalam Berinvestasi Saham, Bisa Dilakukan Sedini Mungkin !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *