Terakhir diperbarui Pada 16 Juli 2024 at 1:09 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Penerapan strategi diversifkasi portfolio dilakukan oleh ELSA sejak beberapa tahun belakangan ini. ELSA mengklaim bahwa strategi diversifikasi portfolio ini, mampu menopang pertumbuhan kinerja ELSA secara tahunan. Tak pelak, di tahun ini pun ELSA kembali menerapkan strategi diversifikasi portfolio. Apa saja strategi diversifikasi portfolio yang dilakukan ELSA sejauh ini ?
Sekilas Profil Tentang ELSA
PT Elnusa Tbk (ELSA) berdiri pertama kali dengan nama PT Electronika Nusantara pada 25 Januari 1969 dan resmi menggunakan nama PT Elnusa Tbk pada 9 September 1969. ELSA merupakan pendukung operasi PT Pertamina, terutama dalam memberikan pelayanan (pemeliharaan dan perbaikan) di bidang peralatan komunikasi elektronik, peralatan navigasi dan sistem radar yang digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina maupun kapal-kapal minyak asing yang memiliki perjanjian kerjasama dengan BUMN di bidang Migas.
ELSA sendiri melakukan IPO, dan mencatatkan sahamnya di BEI sejak Februari 2008. Dan hingga saat ini ELSA tidak hanya melayani jasa migas saja. Namun ELSA juga melayani jasa energi dengan kerjasama di dua atau lebih perusahaan di negara lain (strategi aliansi global), untuk menjadi perusahaan migas berkelas dunia.
Diversifikasi Portfolio ELSA
Sekitar tahun 2015, ketika harga minyak mentah dunia drop ke USD 45 per barel, ELSA sudah mulai merencanakan strategi diversifikasi portfolio terhadap segmen bisnis yang dijalani. Namun baru setahun kemudian atau tepatnya pada tahun 2016, efektif ELSA lakukan diversifikasi portfolio bisnisnya di luar jasa hulu migas.
Adapun diversifikasi portfolio bisnis yang dilakukan ELSA pada saat itu lebih terarah pada di luar jasa hilir migas, atau fokus kepada segmen bisnis jasa distribusi dan logistik energi. Segmen tersebut terdiri dari jasa transportasi BBM, penyimpanan BBM, dan pendistribusian BBM. Selain itu ada juga chemicals, serta pengelolaan SPBU dan SPBE.
Bisnis diluar jasa hulu migas itu membantu kinerja ELSA secara konsolidasi. Sebagai gambarannya, pendapatan ELSA pada tahun 2016 adalah kontribusi dari jasa hulu migas (seismic services, drilling & oilfield services) sebesar 48,4%. Sedangkan Jasa Distribusi & Logistik Energi sebesar 42,9%, dan sisanya merupakan kontribusi dari jasa penunjang lainnya.
Melanjutkan strategi diversifikasinya di tahun 2017, ELSA juga melakukan diversifikasi jasa terhadap segmen bisnisnya yang mencakup aktivitas hulu hingga hilir migas. Kemudian di tahun 2018, ELSA melanjutkan diversifikasi pada segmen bisnis jasa distribusi dan logistik energi, yang dilakukan dengan memenangkan sejumlah peluang bisnis Engineering, Procurement, Construction-Operation, dan Maintenance (EPC-OM). Dengan kontrak yang bersifat multiyears / lebih dari satu tahun.
Demikian halnya dengan rencana ELSA lakukan diversifikasi portfolio di tahun 2019 ini. Fokus kinerja ELSA akan lebih terarah kepada segmen bisnis jasa hulu migas berbasis non-aset dan juga jasa distribusi dan logistik energi. Hal ini diwujudkan dengan keberhasilan ELSA mengambil peluang peralihan pengelolaan blok migas yang habis kontrak ke PT Pertamina. ELSA juga berencana menerapkan bonus tanda tangan untuk eksplorasi migas.
Ada lebih dari 900 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.
Latar Belakang ELSA lakukan Diversifikasi Portfolio
Keputusan ELSA kembali melanjutkan strategi diversifkasi portfolio di tahun ini, karena terdorong oleh fluktuasi harga minyak mentah dunia. Di mana sejak 2018 kemarin kinerja ELSA cukup tertekan karena harga minyak mentah dunia yang terus menurun terhitung sejak Oktober 2018 dari sebesar USD 75 per barel menjadi USD 50-52 per barel. Penurunan harga minyak mentah dunia pada 2018 kemarin, membuat ELSA harus berupaya meningkatkan kinerjanya melalui diversifikasi portfolio. Tujuannya ialah agar kinerja ELSA tetap bertahan di tengah fluktuasi harga minyak mentah dunia. Di tahun kemarin ELSA sudah mendiversifikasikan usahanya dalam bentuk kontrak jasa dengan target jasa perawatan lapangan migas dan jasa perawatan operasional.
Diversifikasi tersebut semata-mata untuk membantu ELSA, dalam menghadapi risiko fluktuasi harga minyak dunia. Anda pun bisa membaca kembali ulasan Penulis mengenai prospek emiten sektor migas, melalui link di bawah ini :
[Baca lagi : Propek Emiten Sektor Migas, Menghadapi Turunnya Minyak Mentah Dunia]
Selain itu, ELSA juga akan menjalankan sejumlah bisnis baru di tahun ini mulai dari skema bisnis berbasis aset. Dan ELSA juga akan melakukan penjajakan ke lini pelayanan hulu ke hilir migas (servis midstream). Seperti pengembangan bisnis Terminal BBM, depot ataupun depo pengisian pesawata udara (DPPU) dengan skema kepemilikan aset. Kemudian pengoptimalan kompetensi operasi dan pemeliharaan kilang migas. Selain itu ELSA pun sedang menjajaki bisnis energi baru terbarukan. Di samping itu, ELSA juga sudah memasuki bisnis digital dengan pengembangan servis yang mempunyai nilai lebih daripada sebelumnya.
Sebagai informasi tambahan, pada Desember 2018 kemarin ELSA sudah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Schlumberger untuk masa kerjasama selama lima tahun ke depan. Kerjasama ini guna mengoptimalisasi kompetensi di sumber daya dalam jasa hulu migas terintegrasi sekaligus untuk mendukung strategi diversifikasi portfolio ELSA.
Kinerja Pencapaian ELSA
Penerapan ELSA lakukan diversifikasi portfolio di tahun ini, karena keberhasilannya dalam tiga tahun terakhir ini. Benarkah demikian ?
Terlepas dari ELSA lakukan diversifikasi portfolio di tahun ini, bila kita tarik pencapaian pendapatan dari tahun 2011 – 2017 kita bisa melihat bahwa ELSA mampu mencatatkan pendapatan yang cukup stabil. Di mana pendapatan ELSA berkisar dari Rp 3.7 triliun – Rp 4.9 triliun, atau dengan rata-rata pertumbuhan CAGR sekitar 3.9%. Sedangkan di 2018 pun, pendapatan ELSA juga masih meningkat dengan total pendapatan sebesar Rp 4.6 triliun per kuartal III-2018, atau sekitar Rp 6.1 triliun (Annualized).
Akan tetapi, jika dilihat dari pertumbuhan laba bersih ELSA dari tahun 2011 – 2018 tergolong kurang stabil. Laba bersih ELSA memang sempat meningkat konsisten dari Rp 128 miliar di tahun 2012 hingga Rp 426 miliar di tahun 2014. Namun memasuki tahun 2015, laba bersih ELSA terus tergerus dari sebesar Rp 375 miliar menjadi Rp 220 miliar kuartal III-2018, atau Rp 294 miliar (Annualized).
Menurunnya laba bersih ELSA sejak 2015, tidak terlepas dari fluktuasi harga minyak mentah dunia yang terjadi dari tahun 2015 kemarin. Sebagai gambarannya bisa dilihat pada screenshot berikut ini :
Fluktuasi harga minyak mentah dunia. Source : tradingeconomics.com
Kondisi tersebut membuat ELSA kembali lakukan strategi diversifikasi portfolio di tahun ini. Apalagi mengingat hingga saat artikel ini ditulis pun harga minyak mentah dunia berada di sekitar USD 56 per barel. Hal itu yang memungkinkan bahwa kondisi ELSA akan tertekan dalam jangka pendek. Sehingga ELSA lakukan diversifikasi portfolio untuk meminimalisir risiko kerugian, yang mungkin muncul karena fluktuasi harga minyak mentah.
Manfaat Diversifikasi Portfolio bagi ELSA
Sejak ELSA lakukan diversifikasi portfolio, ELSA berhasil mengubah tingkat persentase margin dari medium to high menjadi low to medium. Di mana ELSA sudah menerapkan strategi ini sejak 2018 kemarin. Salah satu caranya dengan mendorong jasa hulu migas berbasis non-aset, dan juga jasa distribusi dan logistik energi. Hasilnya pun ELSA berhasil meningkatkan pendapatan di 2018, menjadi sekitar Rp 6.1 triliun (Annualized).
ELSA berhasil meraup keuntungan dari strategi diversifikasi portfolio. Kontribusi pendapatan ELSA, bisa Anda lihat pada screenshot berikut ini :
Kontribusi Pendapatan ELSA. Source : Laporan Keuangan kuartal III-2018
Kontribusi pendapatan ELSA, berhasil didongkrak oleh kontribusi dari jasa hulu migas terintegrasi sebesar Rp 1.7 triliun. Sedangkan jasa distribusi dan logistik energi berkontribusi sebesar Rp 2.6 triliun, dan jasa penunjang migas berkontribusi sebesar Rp 219 miliar.
Kesimpulan
Strategi ELSA lakukan diversifikasi portfolio, membantu kinerja ELSA dalam menghadapi fluktuasi harga minyak mentah dunia. Melalui strategi diversifikasi portfolio ini, fokus kinerja ELSA lebih terarah pada pertumbuhan segmen bisnis jasa hulu migas berbasis non-aset. Selain itu, ELSA fokus pada jasa distribusi dan logistik energi.
Meski demikian, kinerja ELSA tetap berpotensi tertekan dalam jangka waktu yang pendek. Mengingat pergerakan harga minyak mentah dunia saat ini masih dalam trend melemah.
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.