Terakhir diperbarui Pada 27 Februari 2019 at 1:49 pm
Pernahkah Anda melihat seseorang yang kecanduan trading?Atau malah Anda sendirilah yang sedang kecanduan trading? Dr. Alexander Elder dalam bukunya membahas fenomena kecanduan trading, dan membandingkannya dengan kasus pecandu alkohol.
Mari simak bagaimana Dr. Alexander Elder menguraikan solusi dari kecanduan trading dengan cara yang sama yang digunakan untuk memulihkan pecandu alkohol.
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Daftar Isi
Psikologi, Emosi, dan Kecanduan Trading
Emosi Anda memiliki dampak langsung terhadap akun trading Anda. Anda mungkin memiliki sistem trading yang cemerlang, tetapi Anda pun sebaiknya menjaga emosi Anda ketika melakukan trading.
Memiliki sistem trading yang baik tidaklah cukup, kesuksesan atau kegagalan Anda sebagai trader / investor bergantung pada pengendalian emosi Anda. Faktanya sebagian besar trader / investor dengan sistem trading yang baik tetap saja menerima kekalahan, terutama disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
Begitu pula dengan Anda, Anda akan hancur bila Anda membiarkan emosi mencampuri aktivitas trading Anda.
Pasar modal memang menawarkan godaan yang sangat besar. Seperti halnya masuk ke gua emas, pasar modal membangkitkan keserakahan yang kuat dan ketakutan akan kehilangan yang besar. Kedua emosi tersebut mengaburkan persepsi kita tentang peluang dan bahaya, karenanya ketika Anda menyadari adanya kecenderungan berjudi dalam pikiran Anda, hentikan trading Anda.
Trader amatir biasanya merasa pintar setelah mendapat kemenangan beruntun. Seorang trader mungkin saja mempelajari trading dan mendapatkan beberapa pengetahuan, mencoba trading, kemudian menang.
Saat itulah emosi mereka meluap, dan mereka menjadi begitu percaya diri karenanya, dan inilah awal kehancuran diri mereka. Bagaimanapun juga, seorang trader perlu melakukan trading seobjektif mungkin.
Ada sebuah pengalaman yang dituliskan oleh Dr. Alexander Elder, seorang psikiater sekaligus seorang trader, dalam bukunya: “Trading For A Living: Psychology, Trading Tactics, Money Management.”, bahwa trading memiliki kaitan yang sangat erat dengan bidang psikologi.
Keseharian Dr, Alexander Elder sebagai psikiater tersebutlah yang membuka sudut pandang baru baginya dalam memandang dunia trading.
Kecanduan Trading dan Kecanduan Alkohol
Dr. Alexander Elder, sebagai seorang psikiater, banyak menemui pasien yang berkonsultasi kepadanya, termasuk pasien yang memiliki masalah kecanduan alkohol. Dari interaksi dengan banyak pasien pecandu alkohol inilah kemudian Dr. Alexander Elder menyadari adanya persamaan dalam kecanduan trading, dengan kecanduan alkohol.
Dr. Alexander pun menyadari bahwa para pecandu alkohol lebih mungkin untuk pulih bila berada di lingkungan yang memberinya dukungan untuk lepas dari kecanduan tersebut.
Ada sebuah komunitas rehabilitasi pecandu alkohol yang diamati oleh Dr. Alexander, sebuah komunitas bernama Alcoholic Anonymous (AA), sebuah komunitas yang terdiri dari mantan pecandu alkohol. Komunitas tersebut memiliki metodenya sendiri untuk mengajak seorang pecandu melepas kecanduannya.
Suatu saat, ketika Dr. Alexander menghadiri pertemuan para mantan pecandu alkohol di komunitas AA tersebut, Dr. Alexander menyadari dari percakapan mereka bahwa kecanduan trading sebetulnya tidak berbeda dari kecanduan alkohol.
Saat itu Dr Alexander sedang memiliki masalah pada kegiatan trading-nya dan akhirnya dia pun mencoba metode untuk mengatasi kecanduan trading-nya, menggunakan metode yang sama yang digunakan AA untuk membantu seorang pecandu alkohol melepas kecanduannya.
Belajar Dari Kasus Pecandu Alkohol
Seorang pemabuk biasanya bisa tetap tersadar selama beberapa hari, namun dorongan untuk minum segera muncul kembali begitu dia menemui alkohol. Dia tidak bisa menahan dorongannya mengalami kecanduan.
AA memiliki sistem untuk mengubah cara pandang seseorang mengenai alkohol. AA memiliki metodenya tersendiri. Dalam komunitas tersebut, para mantan pecandu alkohol saling berbagi pengalamannya, dan setiap anggota dapat meminta bantuan anggota lainnya ketika dia merasa ada dorongan yang muncul untuk meminum alkohol.
AA sendiri didirikan oleh dua orang pecandu alkohol, mereka mulai saling bertemu dan saling memberi dukungan untuk melepaskan diri dari kecanduan. AA hanya memiliki satu tujuan, yaitu membantu anggota komunitasnya tetap tersadar.
Mereka mengembangkan sistem yang bekerja dengan efektif sehingga pecandu masalah lainnya, seperti perokok, penjudi, dan pecandu hal lain pun ikut menggunakan metode tersebut. Dr. Alexander pun ikut menerapkan metodenya untuk mengobati kecanduan trading-nya.
#1 Penyangkalan
Seorang sosialita mungkin menikmati segelas koktail, anggur, atau bir namun berhenti ketika dia merasa cukup. Berbeda dengan seorang pecandu alkohol, begitu seorang pecandu minum, dia merasakan dorongan untuk minum lebih banyak sampai dia mabuk.
Seorang pecandu mungkin sering mengatakan bahwa dia perlu mengurangi alkohol, tapi dia tak dapat mengakui bahwa minumnya tak terkendali. Sebagian besar menyangkal bahwa mereka pecandu alkohol. Mereka sebetulnya sedang menyangkal kondisinya.
Seorang pecandu alkohol bisa saja telah dipecat bosnya, diceraikan istrinya, dan diusir dari rumah kontrakannya karena menunggak. Dia telah kehilangan keluarganya dan pekerjaannya, dan akan kehilangan tempat tinggalnya, hidupnya telah berada di luar kendalinya, dan dia mengatakan bahwa dia bisa mengendalikan minumnya, ini adalah bentuk penyangkalan.
Para pecandu alkohol selalu menyangkal bahwa alkohol mengendalikan hidup mereka. Mereka tidak menyadari hidupnya telah berantakan karenanya.
Selama seorang alkoholik percaya bahwa dia bisa “mengendalikan minumannya,” hidupnya akan terus hancur, walaupun jika dia mendapat pekerjaan baru, istri baru, dan rumah sewa baru. Kehidupan seorang alkoholik tidak terkendali saat dia menyangkal bahwa dia pecandu alkohol.
Ada persamaan mencolok antara seorang pecandu alkohol dan trader yang akunnya mengalami banyak kerugian. Dia terus mengubah taktik trading, dia tidak menyadari dirinya telah bertindak seperti pecandu alkohol yang mencoba beralih dari alkohol ke bir. Seorang trader sering kali menyangkal bahwa ia telah kehilangan kendali atas dirinya di pasar modal.
#2 Titik Terendah
Seorang pemabuk dapat memulai pemulihannya hanya setelah dia mengakui bahwa dia adalah seorang pecandu alkohol. Dia harus melihat bahwa alkohol mengendalikan hidupnya dan bukan sebaliknya. Kebanyakan pemabuk tidak dapat menerima kebenaran ini, mereka bisa menyadarinya hanya setelah mereka mencapai titik terendah.
Beberapa pecandu alkohol menjumpai titik terendahnya saat mereka menemui penyakit yang dapat mengancam nyawa mereka. Pecandu lainnya mencapai titik terendah setelah ditolak oleh keluarga mereka atau kehilangan pekerjaan.
Pecandu alkohol perlu tenggelam ke titik yang begitu rendah, yang sangat menyakitkan hingga akhirnya dia sadar akan seberapa dalam dia telah tenggelam, baru saat itulah seorang alkoholik siap memulai pemulihan.
Alkohol, sama halnya seperti trading, membuat trader merasakan kenikmatan ketika transaksi yang mereka lakukan menghasilkan keuntungan. Seorang trader bisa saja langsung melakukan transaksi secara sembrono, dan mengalami kerugian setelahnya.
Kebanyakan Trader tidak sanggup menahan kekecewaan dari kerugian beruntun dalam jumlah besar. Banyak di antara mereka berhenti sebagai trader ketika mereka telah menyentuh titik terendah mereka, dan hanya sedikit di antara mereka yang menyadari masalah utama mereka.
Beberapa trader atau investor yang berhasil bertahan kemudian umumnya menyadari bahwa masalah utama dalam aktivitas trading yang dijalankannya bukanlah pada metode trading yang digunakan, tetapi pada sisi psikologis dan emosional mereka. Bila mereka dapat mengendalikan emosinya dalam trading, mereka dapat lolos menjadi seorang trader atau investor yang sukses.
#3 Memulai Langkah Pertama
Seorang pecandu alkohol yang ingin pulih perlu mengubah pemikiran dan emosinya. Langkah pertama yang harus diambil seorang alkoholik adalah mengakui bahwa dia telah dikendalikan oleh alkohol.
Dia harus mengakui bahwa hidupnya menjadi tidak terkendali, dan alkohol itu lebih kuat dari dirinya. Kebanyakan pecandu alkohol tidak dapat mengambil langkah itu, dan terus menghancurkan kehidupan mereka.
Jika alkohol lebih kuat dari Anda, maka Anda tidak boleh menyentuhnya lagi, bahkan meskipun hanya seteguk untuk seumur hidup Anda. Anda harus berhenti minum selamanya. Sebagian besar pecandu tidak mau melepaskan kesenangan itu.
Mereka lebih memilih menghancurkan hidup mereka. Hanya ketika mereka telah menemui titik terendah dalam hidupnya, baru mereka termotivasi untuk mengakuinya.
Demikian pula dengan trader yang kecanduan trading, Dr. Alexander sangat menyarankan untuk mengikuti metode AA, dimulai dari langkah pertama, yaitu mengakui bahwa pasar lebih kuat dari Anda, dan Anda tidak mungkin mengendalikan ke arah mana pasar bergerak.
Dengan mengganti kata “alkohol” dengan kata “trading” atau “kerugian” dalam pembahasan kasus pecandu alkohol di atas, para pecandu trading pun pastinya akan menemukan korelasi di antara trading dan alkohol.
Kekalahan Trading dan Alkohol
Dari ulasan di atas kita mengetahui bahwa seorang pecandu alkohol sangat bergantung pada alkohol. Dia menyangkal bahwa alkohol mengendalikan dan menghancurkan hidupnya, sampai dia menyentuh titik terendahnya.
Setelah pecandu tersebut mengalami hal yang dapat mengubah pemikirannya, barulah dia bisa memulihkan dirinya, di mana langkah pertamanya adalah mengakui bahwa dia tidak mampu mengatasi alkohol. Seorang pecandu alkohol yang sudah pulih pun tidak akan pernah minum lagi.
Kerugian bagi seorang trader pecundang yang kecanduan sama halnya seperti alkohol bagi seorang pecandu alkohol. Pecandu trading terus menerus berganti pasar, tekniktrading, hingga panutan trading.
Kekayaannya akan terkikis pelan-pelan bila dia mencari sensasi kesenangan dari kemenangan dalam trading. Bila kecanduan alkohol dapat disembuhkan, begitu pula dengan kecanduan trading. Pecandu trading juga bisa memulihkan dirinya.
#1 Dorongan untuk Trading
Sama halnya dengan peminum alkohol biasa yang menyadari kapan waktu berhenti untuk meminum, seorang trader yang sukses juga memberlakukan hal yang sama terhadap trading. Mereka tahu kapan waktu untuk berhenti trading.
Dan bila mereka mengalami beberapa kerugian berturut-turut, mereka akan menyadari adanya sesuatu yang salah, kemudian mereka berhenti dan memikirkan ulang analisa dan metodenya.
Berbeda dengan trader pecundang yang terus menerus trading karena mengalami kecanduan, dan berharap untuk menang dalam jumlah banyak. Trader pecandu mengambil risiko yang besar dan semakin besar.
Mereka sudah tak bisa membedakan apa itu risiko bisnis dan sekedar berjudi. Beberapa di antaranya mungkin tidak menyadari perbedaannya. Trader pecundang merasakan dorongan untuk trading sama halnya seperti pecandu alkohol merasakan dorongan untuk minum. Mereka melakukan trading secara impulsif.
#2 Kecanduan Trading Akut
Trader pecundang tidak pernah tahu mengapa dia kalah. Jika dia tahu, dia pasti akan melakukan sesuatu dan menjadi pemenang. Dia terus trading dalam ketidakpastian, dan mencoba mengendalikan trading-nya seperti pecandu alkohol mencoba mengelola kebiasaan minumnya.
Ketika kerugian meningkat dan modalnya menyusut, trader seringkali bertingkah seperti pecandu alkohol yang terancam dipecat. Pecundang tersebut pun putus asa dan mengubah posisinya berulang-ulang, seperti pecandu alkohol yang beralih dari alkohol ke bir.
Sebetulnya, perlu Anda sadari bahwa metode trading baru, rekomendasi beli, dan software yang mutakhir tidak dapat membantu Anda mengendalikan trading Anda. Anda harus mengubah cara berpikir Anda agar dapat menghentikan kerugian Anda dan memulihkan diri Anda sebagai traderatau investor.
Pecundang mabuk karena kehilangan; Mereka kecanduan pada kerugian. Trader memang lebih memilih memperoleh keuntungan, namun kerugian juga memberi sensasi tersendiri. Sensasi trading tidak bisa dipungkiri bagi orang yang telah kecanduan di dalamnya.
Semakin tergerus kekayaannya, semakin akut kecanduan tradingnya, dan menasihati trader pecandu tersebut sama saja seperti merebut botol alkohol dari seorang pecandu alkohol. Trader terkadang perlu mencapai titik terendahnya sebelum dia bisa mulai pulih.
#3 Titik Terendah
Terjatuh ke titik terendah memang terasa mengerikan dan memalukan. Banyak dari trader yang tidak mau mengakui kekalahannya, disebabkan oleh harga dirinya, apalagi bila trader tersebut telah membangun sebuah reputasi yang baik di masyarakat.
Mereka menjumpai titik ini ketika mereka mempertaruhkan uang yang tidak sepantasnya dipertaruhkan, yaitu seluruh tabungannya. Mereka mencapai titik terendah ini saat pasar meneriaki: “Anda Bodoh!”.
Beberapa trader pecundang akan mencoba memperbaiki diri mereka, kemudian kembali melakukan trading. Setelah baru mempelajari sedikit, mereka akan takut, dan ketakutan mereka akan semakin merusak transaksi mereka.
Sangat sedikit trader yang akan memulai proses perubahan dan pertumbuhan. Bagi orang-orang yang sedikit ini, rasa sakit dari jatuh ke titik terendah akan menyadarkan mereka dari proses kecanduan yang tidak semestinya.
Bila Anda mengakui bahwa Anda memiliki masalah pribadi yang menyebabkan Anda mengalami banyak kerugian, Anda bisa mulai membangun kehidupan trading yang baru. Anda bisa mulai mengembangkan sikap disiplin yang dibutuhkan oleh seorang pemenang.
#4 Memulai Langkah Pertama
Seperti pecandu alkohol yang harus mengakui bahwa dia tidak bisa mengendalikan minumnya, seorang trader harus mengakui bahwa dia tidak dapat mengendalikan kerugiannya. Dia harus mengakui bahwa dia memiliki masalah psikologis dengan kerugiannya.
Seorang trader bisa memulihkan dirinya dari kecanduan trading dengan membatasi waktu tradingnya. Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana jika setelah membeli lalu harganya turun? Bagaimana jika setelah menjual lalu harganya naik?
Bahkan trader terbaik pun pernah mengalami kekalahan di pasar modal. Trader pun harus memperhitungkan risiko secara rasional, dan jangan pernah membiarkan kerugian bengkak lebih besar dari risiko yang diperhitungkannya.
Seorang pemilik toko mengambil risiko setiap kali dia membeli barang dagangan baru. Jika tidak laku, ia akan kehilangan uang. Pengusaha yang cerdas hanya mengambil risiko yang tidak akan membuatnya keluar dari bisnis bahkan jika dia membuat beberapa kesalahan berturut-turut.
Menyimpan stok barang mungkin adalah risiko bisnis, namun menumpuk banyak sekali barang sama halnya dengan berjudi.
Sebagai trader, anda sedang menjalani bisnis trading. Anda perlu menentukan batasan risiko yang dapat Anda terima dalam sebuah transaksi. Anda perlu mempertimbangkan kembali profil risiko Anda. Trading di dalam area batasan risiko seperti hidup tanpa alkohol, di mana Anda tahu batasan Anda untuk tidak mengulangi kecenderungan Anda dalam kecanduan trading.
Anda pun disarankan menyimpan catatan trading yang baik, yang menunjukkan tanggal dan harga setiap transaksi, komisi broker, alasan untuk bertransaksi, keuntungan dan kerugian, serta hal-hal lainnya, sehingga Anda bisa memantau pergerakan trading Anda.
Anda pun perlu berdisiplin dalam bertransaksi, jangan biarkan emosi berbalik menguasai diri Anda, terutama setelah Anda mengetahui bahwa hal tersebut bisa menghancurkan Anda nantinya.
Menangani Kecanduan Trading Akut
Seorang trader harus mengakui bahwa dia adalah seorang pecundang ketika dia mulai mengalami kecenderungan untuk kecanduan dalam aktivitas trading-nya, sama seperti mabuk harus mengakui bahwa dia adalah seorang pecandu alkohol.
Dengan mengakui dan mengenali kelemahan diri sendiri, barulah dia bisa mulai membenahi dirinya dan bisa memulai aktivitas trading yang baru dengan batasan risiko yang ditetapkannya.
Trader yang kecanduan dapat memulai pemulihannya dengan mengubah cara pikirnya dalam trading, di mana bukan hanya metode saja yang dititikberatkan, namun juga pengelolaan uang, dan terutama adalah kondisi psikologis dirinya sendiri.
Sumber : Finansialku. 18 Mei 2017. Mengatasi Kecanduan Trading : Belajar dari Kasus Pecandu Alkohol. https://www.finansialku.com/mengatasi-kecanduan-trading/
Info:
- Monthly Investing Plan Juli 2018 akan segera terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
- Join Our Telegram Channel : t.me/ValueInvestingIndonesia untuk mendapatkan update tentang Value Investing. Gratis !
- Jadwal Workshop Value Investing 7 Juli 2018 (Jakarta) dan 21 Juli 2018 (Surabaya) dapat dilihat di sini. Info lebih lanjut WA 0896-3045-2810 (Johan)
Pak memang apa saja kerugian yg paling fatal untuk orang yg hobbynya trading?