Terakhir diperbarui Pada 27 Februari 2019 at 3:48 pm
Tips menghdapai market bearish
Berhubung 2 – 3 bulan belakangan ini market sedang kurang bersahabat. Dan beberapa minggu lagi kita akan memasuki periode Lebaran. Maka kali ini kita akan membahas hal yang ringan terlebih dahulu. Dalam beberapa kali kesempatan Penulis berinteraksi dengan peserta dalam setiap Workshop ataupun Event lainnya. Ketika Penulis mendapat kesempatan sebagai Pembicara, cukup banyak pertanyaan yang diajukan kepada Penulis mengenai “Bagaimana tips agar bisa menjaga mental ketika market sedang dalam masa bearish?”.
Sebagai investor saham, pastinya kita ingin setiap investasi yang kita lakukan membuahkan hasil alias profit. Jika pasar bersahabat dan saham-saham yang kita beli naik. Investasi saham akan tampak menyenangkan bagi investor dan trader mana pun. Namun bagaimana kalau gilirannya saham Anda turun?. Apakah Anda masih bisa menyusun porto Anda dengan suasana happy dan santai?.
Kejadian yang sering terjadi adalah ada investor / trader yang kemudian menjadi emosional hanya karena mengalami rugi. Dalam kondisi emosional, maka biasanya kita tidak bisa menganalisa lagi dengan baik. FYI, seorang Warren Buffett maupun Pak Lo Kheng Hong pun pernah rugi juga. Namun yang menjadi masalah bukan di kerugian yang ditanggung. Melainkan bagaimana agar kita bisa tetap menjaga mood agar tetap happy dan tetap mampu menganalisa dengan baik. Bukannya down karena terpengaruh oleh kerugian yang dialami.
Menjadi emosional (dalam pengertian takut dan cemas) adalah hal yang normal terjadi ketika market bearish. Penulis pun demikian. Ketika awal baru mulai berinvestasi, sering sekali Penulis larut dalam mood ini. Pokoknya kalau saham lagi turun mood nya jelek terus bawaannya. However, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang. Mental Penulis juga semakin terlatih dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Tahun 2015 kemarin misalkan, IHSG ditutup minus 12.1% sepanjang tahun. Pastinya banyak investor yang mengalami rugi di atas 12.1%. Penulis sendiri pun juga terpaksa cut loss beberapa saham pegangan. Namun karena Penulis tetap berusaha agar kepala tetap dingin dalam menganalisa. Beberapa saham pegangan lainnya justru menuai profit yang cukup signifikan. Sehingga secara overall portfolio investasi bisa tetap bertumbuh secara positif.
Dan inilah yang Penulis coba lakukan..
Ketika market sedang lesu dan mayoritas saham bergerak turun, Penulis mengubah suasana kerja dari yang biasanya di ruang kerja Penulis, menjadi misalkan di tempat yang lebih terbuka. Tempatnya bisa di mana saja asalkan suasana nya bisa tetap nyaman. Dengan mengubah suasana tempat kerja, mood kita bisa tetap terjaga, karena kita bisa tetap berinteraksi dengan banyak orang di sekitar.
Selain itu, Penulis adalah penyuka musik.. Oleh karena itu, ketika menganalisa Laporan Keuangan, Penulis suka memutar musik (either itu melalui laptop, iPod, atau Spotify), dan biasanya musik yang diputar adalah yang ada beat – nya sehingga membuat mood Penulis menjadi tetap semangat dan happy.
Penulis juga menjaga mood dengan membuat artikel-artikel seperti yang sedang Anda baca saat ini, untuk mengalihkan kejenuhan saat lagi penat, karena melalui website ini Penulis bisa sharing dan menuangkan pemikiran Penulis.
Hal yang tidak kalah penting adalah jangan pernah memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood Anda lagi jelek (misalkan karena baru saja cut loss, atau karena sedang ada masalah keluarga). Jika Anda melakukan transaksi beli atau jual saham menggunakan emosi atau perasaan, maka biasanya analisanya akan kacau. Padahal, analisa yang dilakukan seharusnya menggunakan logika dan pikiran yang jernih. Istilah keren nya : If… then… else… Misalkan : kalau laba bersih naik dan valuasinya murah, maka seharusnya sahamnya naik, namun kalau masih turun mungkin ada faktor lain yang perlu diperhatikan. Atau, kalau saham saya turun 10% maka saya akan cut loss, tapi kalau naik target saya minimal 30%. Jika Anda tetap menganalisa dengan kepala dingin, Anda mungkin justru akan menemukan peluang emas di balik penurunan saham-saham.
Penulis juga bukan tipe investor yang melihat ticker harga setiap hari, sehingga jujur saja itu cukup membantu Penulis agar tidak emosional, apalagi sampai stress ketika market lagi turun. Lalu apa yang Penulis lihat? Penulis lebih suka menghabiskan waktu untuk mempelajari laporan keuangan terbaru yang dirilis emiten. Dengan melihat laporan keuangan, Penulis menjadi lebih memahami peluang dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing emiten, dan sejujurnya hal itu membuat Penulis lebih tenang ketika market sedang turun. Koq bisa? Karena dengan memahami isi laporan keuangan, Penulis menjadi yakin bahwa saham-saham yang Penulis invest adalah saham-saham yang fundamental nya bagus dan saya mendapatkannya dengan harga murah. Sehingga ketika harga sahamnya bergerak turun, saya percaya bahwa hal tersebut hanya SEMENTARA.
Sebaliknya, ketika kita tidak memahami isi laporan keuangan (dan hanya berpatokan pada ticker harga), kita menjadi tidak percaya diri dengan saham yang kita pegang. Ilustrasinya begini, saham yang anda pegang saat ini harga nya terus turun, kalau Anda hanya berpatokan pada ticker besar kemungkinan Anda akan menjadi gelisah dan stress. Namun kalau Anda memahami bahwa laporan keuangannya positif (laba bertumbuh, ekuitas bertumbuh, dll), bukankah itu artinya adalah PELUANG? Sehingga Anda justru happy ketika harga saham tersebut turun dan justru Anda bisa membeli lebih banyak. Make sense?
Penulis juga biasanya merangkum laporan keuangan ini di dalam cheat sheet yang Penulis buat secara customized, sehingga mempermudah Penulis untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan setiap kuartal dari “helicopter view”. Jika harga sahamnya saat ini masih jauh di bawah harga wajar sahamnya, Penulis akan merasa lebih tenang memegang saham tersebut.
Terakhir, percayalah pada Analisa diri sendiri. Banyak sekali investor yang memutuskan membeli saham karena mendengar rekomendasi dari orang lain. Misal si A menyebut saham XYZ, namun ternyata saham XYZ malah turun, biasanya investor yang seperti itu akan menyalahkan (dalam hati) orang yang memberi rekomendasi saham XYZ. Padahal, mungkin timeframe orang yang memberikan rekomendasi saham XYZ itu lebih panjang. Namun, karena investor tersebut hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui alasan membeli saham tersebut, biasanya akan mudah untuk cut loss dan menjadi kecewa. Well, it’s time buat Anda untuk mulai levelling up analisa Anda.
Kurang lebih itu yang dapat Penulis share tips-tips untuk tetap dapat menganalisa dengan baik di saat market sedang naik ataupun turun. Jika Anda memiliki tips lain yang dapat membuat Anda untuk tetap dapat menganalisa dengan baik untuk dishare, silakan masukkan ke dalam comment di bawah ini.
Info :
Tags : | tips menghdapai market bearish | tips menghdapai market bearish | tips menghdapai market bearish | tips menghdapai market bearish | tips menghdapai market bearish |
Artikel yang menarik pak Rivan 🙂 Ketika ihsg turun, pasti ada saatnya kembali ke angka sebelumnya atau menjdi naik. Saat turun adalah saat mengevaluasi apakah sistim trading yg kita jalankan selama ini sudah tepat atau belum. Adalah hal yang paling menggembirakan membeli harga saham disaat turun tentu saja pada perusahaan2 yang fundamentalnya bagus. Metode value investing dari pak Rivan membuat saya PEDE memilih saham bahkan saat kondisi IHSG drop sekalipun. Membeli disaat harga jauh dibawah nilai intrinsik dan menjual nya disaat harga melambung jauuuuh diatas nilai intrinsik. Terimakasih telah berbagi ilmu tentang value investing pada bbrp kesempatan yang lalu. Sukses selalu pak Rivan, cheat sheet nya dasyat. IHSG turun- stabil – naik buat saya sama sama saja. Tiap menit tiap detik selalu ada trik yang berbeda untuk menyikapinya dan berakhir dengan hasil yang sama, ekuitas yg berlebih alias untung alias cuan.
makin pede dengan metode value investing…. thanks ilmunya