Terakhir diperbarui Pada 21 Februari 2019 at 4:58 pm
Di saat IHSG sedang mencapai titik tertingginya seperti sekarang ini, memang agak sulit untuk menemukan saham dengan fundamental bagus pada harga murah. Kalau pun ada saham yang murah, bisa jadi karena kinerja nya memang tidak bagus (sehingga memang tidak pernah dihargai mahal). Namun, ketika saya sedang melihat-lihat lagi pilihan yang ada. Hingga saya teringat akan Saham supermarket yang bagus yang satu ini. Saham yang dimaksud adalah PT Supra Boga Lestari (RANC).
RANC (yang diambil dari merk usaha Ranch Market), didirikan pada tahun 1997 dan memulai usahanya di tahun 1998 dengan membuka supermarket pertamanya dengan nama “Ranch Market”, yang awalnya merupakan lisensi dari Ranch Market USA. Seiring berjalannya waktu, RANC menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia, dan pada tahun 2010 perusahaan memutuskan perjanjian lisensi tersebut dan membeli Merk Ranch Market untuk digunakan sebagai merk supermarket perusahaan di Indonesia.
Bagi yang belum familiar dengan nama Ranch Market, ini adalah supermarket dengan target pasar menengah ke atas (segment premium). Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia lebih familiar dengan Carrefour, Giant, atau Hypermart ketika mau berbelanja barang kebutuhan. Namun, bagi segmen masyarakat menengah ke atas, Ranch Market merupakan pilihan utama bagi mereka. Mengapa? Karena Ranch Market memiliki diferensiasi produk dibandingkan dengan Carrefour, Giant, atau Hypermart. Diferensiasi tersebut antara lain, Ranch Market menjual produk-produk yang unik dan sulit didapat di supermarket lain, seperti misalkan makanan impor dan fresh products. Perusahaan menyadari bahwa peta kompetisi antara supermarket dan minimarket yang sudah ada saat ini menawarkan produk yang kurang lebih sama, namun berusaha memenangkan pasar dengan cara perang harga, atau dengan claim bahwa mereka menawarkan harga paling murah.
Perusahaan melihat bahwa ada potensi segmen yang belum digarap oleh ketiga merk tersebut, yaitu segment menengah ke atas, di mana segment tersebut merupakan segmen konsumen yang tidak price sensitive, namun lebih menginginkan produk-produk unik yang sulit didapat di supermarket lain. Oleh karena itu, RANC lebih memilih untuk bermain di level segmen konsumen dengan tingkat pendapatan menengah ke atas.
Usaha RANC bukan hanya Ranch Market. Perusahaan menyadari bahwa jika hanya mentargetkan segmen kelas premium, maka potensi untuk bertumbuh mungkin agak terbatas. Oleh karena itu, untuk mengembangkan pangsa pasar baru, pada tahun 2007 perusahaan membentuk konsep supermarket lain dengan nama “Farmers Market”. Farmers Market dikembangkan dengan konsep supermarket yang lebih luas, serta juga menjual produk lokal. Jadi, tidak hanya produk impor saja seperti Ranch Market. Farmers Market ini lebih ditujukan untuk segmen kelas menengah.
Jadi, RANC ini memiliki dua brand supermarket, yaitu Ranch Market dan Farmers Market. Ranch Market merupakan supermarket untuk segment kelas premium yang lebih banyak menjual produk-produk impor, sedangkan Farmers Market merupakan supermarket yang ditujukan untuk pangsa pasar kelas menengah dengan juga menjual produk-produk lokal. Masing-masing brand (Ranch Market dan Farmers Market) memiliki keunikan tersendiri dalam hal pemilihan produk, maupun promosi untuk kedua brand tersebut.
RANC baru melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 yang lalu pada harga perdana Rp 500. Sejak RANC melakukan pencatatan saham Perdana (IPO) pada tahun 2012, RANC terus melakukan ekspansi, sehingga jumlah outlet Ranch Market maupun Farmers Market saat ini (34 outlet) sudah 2x lipat dibandingkan saat pertama kali IPO (17 outlet). Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat pertumbuhan jumlah outlet Ranch Market dan Farmers Market di bawah ini :
2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017* | |
Ranch Market | 10 | 11 | 11 | 11 | 13 | 14 |
Farmers Market | 7 | 11 | 14 | 15 | 17 | 20 |
TOTAL | 17 | 22 | 25 | 26 | 30 | 34 |
Jumlah Outlet Ranch Market dan Farmers Market 2012 – 2017
Jumlah outlet yang terus meningkat ini terlihat dari jumlah arus kas dari investasi (investing cash flow) yang negatif. Setelah mendapatkan Rp 149.8 miliar dari IPO di tahun 2012, perusahaan terus-menerus melakukan ekspansi dengan menambah jumlah outlet Ranch Market dan Farmers Market (termasuk investasi di e-commerce keSupermarket.com pada tahun 2016)
Jika kita perhatikan secara lebih detail, ada hal menarik yang dapat kita lihat dari laporan arus kas RANC. Di tahun 2013, ketika perusahaan mengeluarkan Rp 114.9 miliar untuk investasi, arus kas dari operasi nya “hanya” mampu menghasilkan Rp 51.4 miliar, meskipun perusahaan melakukan aktivitas pendanaan (pinjaman) sebesar Rp 13.6 miliar. Namun, secara keseluruhan jumlah kas tetap berkurang Rp 49.9 miliar.
Demikian pula di tahun 2014, di mana perusahaan kembali mengeluarkan Rp 122.3 miliar untuk investasi, dan kembali arus kas dari operasional nya “hanya” mampu menghasilkan Rp 100.2 miliar, sehingga perusahaan melakukan aktivitas pendanaan (pinjaman) sebesar Rp 42.2 miliar. Meskipun secara keseluruhan laporan arus kas positif, namun kenaikan jumlah kas lebih disebabkan pinjaman tersebut, bukan dari aktivitas operasional nya.
Kita bisa mengatakan bahwa arus kas RANC di tahun 2013 dan 2014 tadi lebih banyak ditopang oleh pinjaman, bukan karena kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional. Dengan kata lain, jumlah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi belum mampu untuk menutupi pengeluaran perusahaan untuk melakukan investasi (termasuk penambahan jumlah outlet).
Nah hal yang mulai menarik adalah sejak tahun 2015 – pertengahan 2017 ini, arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional telah mampu untuk menutupi jumlah kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan investasi. Bahkan sejak tahun 2016, kelebihan jumlah kas dari aktivitas operasional ini juga mampu untuk membayar jumlah pinjaman. Perhatikan, sejak tahun 2015 arus kas dari aktivitas pendanaan (financing cash flow) menunjukkan angka negatif. Artinya, perusahaan memanfaatkan kelebihan kas dari aktivitas operasional tersebut untuk membayar pinjaman.
In Rp miliar | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | Q2 2017 |
Operating Cash Flow | 31.7 | 51.4 | 100.2 | 59.1 | 96.5 | 109.9 |
Investing Cash Flow | -38.5 | -114.9 | -122.3 | -27.9 | -35.3 | -14.7 |
Financing Cash Flow | 108.8 | 13.6 | 42.2 | -29.0 | -48.1 | -12.4 |
Kenaikan / (Penurunan) Kas | 102.0 | -49.9 | 20.1 | 2.2 | 13.1 | 82.8 |
Laporan Arus Kas RANC 2012 – Q2 2017 (source : idx.co.id)
Apa artinya? Dalam bahasa bisnis, kita bisa mengatakan bahwa sejak 2016 perusahaan telah mencapai yang namanya economies of scale. Di mana ketika perusahaan masih terus berekspansi, namun kebutuhan dana nya mampu ditutupi dari arus kas operasional, tanpa harus melakukan pinjaman dari bank (bahkan bisa untuk membayar pinjaman tersebut). Yang paling jelas terlihat di tahun 2017 (Q2) ini, di mana perusahaan menghasilkan kas sebesar Rp 111.3 miliar (sudah dipotong pembayaran kepada supplier, gaji karyawan, dll). Jumlah ini jauh melebihi kebutuhan investasi perusahaan sebesar Rp 14.7 miliar, dan juga membayar jumlah pinjaman sebesar Rp 12.4 miliar. Sehingga perusahaan mencatat kenaikan kas yang cukup signifikan sebesar Rp 82.8 miliar.
Setelah kita melihat arus kas RANC, bagaimana dengan profitabilitas RANC? Jika kita melihat dalam jangka pendek (2016 VS 2017) memang rata-rata emiten perusahaan retail mencatat penurunan laba bersih, tak terkecuali RANC. Namun jika kita melihat dalam perspektif jangka panjang, RANC mencatat rata-rata pertumbuhan laba bersih 9.1%. Hasil ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kompetitor nya seperti HERO dan MPPA. Untuk lebih jelasnya, Anda kembali bisa melihat table berikut ini.
In Rp miliar | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 (Anlz) |
RANC | 22 | 36 | 35 | (17) | 41 | 37 |
HERO | 303 | 671 | 44 | (144) | 121 | 143 |
MPPA | 220 | 445 | 554 | 183 | 38 | (340) |
Laba Bersih RANC, HERO, MPPA 2012 – 2017 (source : idx.co.id)
Terlepas dari kinerja RANC yang cukup baik, baik dari segi arus kas dan juga profitabilitas nya, harga saham nya ketika artikel ini ditulis terjun bebas dari 550 an ketika di awal tahun 2017 menjadi di bawah 300 an saat ini, atau sudah terdiskon sekitar 45%. Lalu, apakah bisa dibilang saham RANC ini termasuk saham undervalued?
Jika kita melihat dari valuasi nya, pada harga 296, perusahaan mencatatkan PBV 1.1 atau sebenarnya tidak murah-murah amat. Namun, jika kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, RANC ini lebih banyak dihargai pada PBV 1.7x – 2.7x. Jadi dengan PBV 1.1 tersebut, bisa dikatakan harga nya masih cukup murah.
Hanya saja, RANC ini termasuk saham yang kurang likuid, di mana transaksi per harinya saat ini rata-rata di bawah Rp 100 juta (bahkan dalam waktu-waktu tertentu hanya beberapa juta rupiah saja per hari nya). Jadi, memang RANC ini tidak disarankan untuk trading. Namun, jika Anda berencana untuk mencari saham dengan fundamental bagus dan bisa membuat Anda berinvestasi dengan tenang setidaknya dalam waktu 1 tahun ke depan, RANC ini bisa menjadi salah satu perusahaan yang patut untuk Anda pertimbangkan.
Disclosure : RANC telah menjadi bagian dari portfolio Penulis pada average 296. Perubahan posisi dana average dapat terjadi sewaktu-waktu. Pembahasan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Do Your Own Research.
Info :
- Dapatkan ringkasan Laporan Keuangan dari 500+ perusahaan di BEI serta kalkulator untuk mengetahui harga wajar sebuah saham dengan berlangganan Cheat Sheet. Untuk info lebih lanjut, silakan klik di sini.
- Monthly Investing Plan November 2017 sudah terbit, Anda bisa berlangganan di sini.
- Jadwal Workshop Value Investing Roadshow, info selanjutnya dapat dilihat di sini :
- 28 Oktober 2017 : Bandung
- 11 November 2017 : Jakarta
- 25 November 2017 : Surabaya
Pendaftaran dan informasi lebih lanjut :
Daftar Isi