Kinerja Laporan Keuangan

Terakhir diperbarui Pada 4 Juli 2019 at 4:56 pm

Seperti biasanya Per akhir Maret 2017, lebih dari 500 emiten mengumpulkan Laporan Tahunan 2016 ke Bursa Efek Indonesia. Pastinya banyak investor yang menunggu-nunggu laporan tahunan ini, sebagai momentum pergerakan sahamnya. Okay, sekarang kita cek bagaimana kinerja laporan keuangan emiten di Indonesia sepanjang 2016.

 

Secara overall, kinerja laporan keuangan emiten di tahun 2016 lebih baik dibandingkan dengan 2015. Dari 534 emiten yang sudah mensubmit laporan keuangan emiten ke BEI, 330 emiten mencatatkan kenaikan laba bersih di tahun 2016, berbanding 204 emiten mencatatkan penurunan laba bersih di tahun 2016. Jika kita lihat sekilas, mayoritas emiten mencatatkan laporan keuangan yang lebih baik di 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun bagaimana dengan harga sahamnya? Ternyata, 260 dari 534 emiten (49%) justru harga sahamnya turun sepanjang 2016. Padahal, logika nya apabila mayoritas emiten mencatatkan laporan keuangan yang lebih baik di 2016, harus nya berpengaruh ke harga sahamnya donk? Nah Ini fakta yang menarik untuk disimak.

 

Jika dibreakdown lagi, dari 260 saham yang harga sahamnya turun sepanjang 2016, 134 di antaranya justru mencatatkan kinerja laba bersih yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.. Beberapa contoh di antara nya, misalkan :

  • SIDO
    • Laba Bersih naik dari Rp 437.5 Miliar (2015) ke Rp 480.5 Miliar (2016),
    • Harga saham nya turun dari 550 (akhir 2015) ke 520 (akhir 2016)

 

  • PNLF
    • Laba Bersih naik dari Rp 905.4 Miliar (2015) ke Rp 1.53 Triliun (2016)
    • Harga saham nya turun dari 185 (akhir 2015) ke 172 (akhir 2016)

 

  • BEST
    • Laba Bersih naik dari Rp 211.6 Miliar (2015) ke Rp 392 Miliar (2016)
    • Harga saham turun dari 294 (akhir 2015) ke 254 (akhir 2016)

 

Nah loh, koq bisa? Apakah berarti naiknya laba perusahaan ternyata tidak mempengaruhi harga saham? Di sini lah saya ingin mengatakan bahwa tidak semata-mata bahwa laba perusahaan naik, maka harga saham nya akan langsung naik juga… Banyak sekali investor yang salah pengertian, bahwa jika laba perusahaan naik, maka harga sahamnya pasti akan LANGSUNG naik. Padahal, banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham. Pertama, apakah kenaikan laba bersih itu dihasilkan dari operasional perusahaan? Atau kenaikan laba nya diperoleh dari non-operasional? seperti penjualan asset, pemecatan karyawan, selisih kurs, dll.

Kedua, apakah harga sahamnya berdasarkan laporan keuangan terbaru masih undervalued atau sudah overvalued? Karena banyak sekali emiten yang meskipun laba nya tumbuh, tapi harga sahamnya sudah overvalued.

Ketiga, apakah ada sentimen negatif dari sektor atau industri nya? Ingat, bahwa harga saham akan naik jika investor ramai-ramai membeli nya. Sekalipun laba perusahaan naik, tapi sentimen di sektor tersebut masih belum mendukung, maka saham tersebut BELUM saat nya untuk diapresiasi oleh investor.

 

Namun, jika memang tidak ada masalah dari ketiga hal di atas tadi, yang mana artinya 1) Laba perusahaan naik karena pendapatan perusahaan juga naik 2) saham tersebut masih undervalued berdasarkan laporan keuangan terbaru 3) tidak ada sentiment negatif apapun dari perusahaan ataupun sektor nya, maka itu artinya PELUANG, di mana saham tersebut bisa dikatakan sedang SALAH HARGA di pasar.

 

Sama hal nya dengan ketika Anda membeli sebuah apartemen untuk dijual kembali dengan harga Rp 500 juta, padahal harga pasaran nya adalah Rp 700 juta, belum apa-apa sebenarnya Anda sudah untung Rp 200 juta. Yang Anda lakukan selanjutnya tinggal menunggu, sampai ada harga penawaran di harga pasarannya Rp 700 juta atau di atas nya.

 

Sama hal nya dengan saham, ketika Anda membeli saham yang sedang salah harga di pasar, belum apa-apa sebenarnya anda sudah untung. Itu artinya, pasar belum menyadari bahwa saham tersebut berada jauh di bawah harga yang seharusnya. Yang Anda perlu lakukan tinggal menunggu sampai harga saham tersebut ke harga wajar nya atau di atas nya.

 

Semoga kiranya pandangan ini dapat membantu Anda untuk menemukan saham mana yang sedang salah harga di pasar. Apabila Anda tidak memiliki waktu untuk mempelajari laporan keuangan Kuartal IV 2016, saya sudah menyiapkan summary nya untuk Anda. Berikut adalah beberapa produk yang dapat membantu Anda :

  1. Cheat Sheet,yang berisi ringkasan kinerja laporan keuangan lebih dari 500 perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan laporan keuangan yang terbaru. Yang lebih enaknya lagi, seluruh kinerja keuangan lebih dari 500 perusahaan ini dapat anda pantau dalam satu file excel saja, PLUS sudah disiapkan untuk menghitung harga wajar saham, menarik bukan? Untuk info lengkapnya dapat dibaca di sini.

 

  1. E-Book Quarter Outlook, yang berisi kumpulan analisis terhadap 20 saham berdasarkan laporan keuangan terbaru (Q4 2016). Saham yang akan dibahas adalah saham-saham yang memenuhi kriteria Value Investing, yaitu : memiliki fundamental bagus serta valuasi sahamnya masih murah (undervalued). Untuk info lengkapnya dapat dibaca di sini.

 

  1. Monthly Investing Plan, di mana Anda dapat melihat Portfolio saya serta Anda juga akan mendapatkan notifikasi via email untuk setiap aktifitas jual dan beli saham yang saya lakukan. Untuk info lengkap nya dapat dibaca di sini.

 

 

Tags : Kinerja Laporan Keuangan Kinerja Laporan Keuangan, Kinerja Laporan Keuangan. Kinerja Laporan Keuangan Kinerja Laporan Keuangan, Kinerja Laporan Keuangan

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *