
Sebagai bentuk persiapan memasuki tahun 2026, pasar saham diperhitungkan akan tetap bergerak dinamis sejalan dengan arah kebijakan pemerintah, perubahan suku bunga, hingga rotasi industri bisnis yang terus terjadi. Di momentum pergantian tahun seperti ini, kebanyakan investor lebih fokus untuk mencari saham-saham baru, hingga melupakan satu strategi investasi yang krusial yakni rebalancing portofolio. Langkah rebalancing ini merupakan tahap menata ulang portfolio investasi, agar tetap selaras dengan profil risiko, tujuan investasi, dan perkembangan market. Mari simak strategi rebalancing yang tepat di 2026!
Daftar Isi
Memahami Rebalancing Portofolio
Rebalancing portofolio merupakan sebuah proses yang berfungsi untuk mengembalikan proporsi aset ke komposisi ideal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Melalui rebalancing ini, investor akan melakukan pengurangan porsi aset yang sudah terlalu besar, kemudian dialokasikan kembali ke dalam aset lain yang porsinya masih terbilang minim. Tujuan dari rebalancing bukan untuk mengejar timing market, melainkan bentuk upaya menjaga keseimbangan risiko dan return agar tumbuh secara konsisten.
Sebagai contohnya: Pak Tata mengalokasikan sebesar 60% dananya untuk berinvestasi saham dan 40% nya sebagai aset pendapatan tetap. Dan ketika pasar saham mengalami kenaikan secara signifikan, maka porsi saham juga akan mengalami kenaikan menjadi 75%. Artinya, di waktu yang sama risiko portfolio investasi juga ikut meningkat.
[adinserter block=”4″]
Alasan Pentingnya Rebalancing Portfolio!
Terdapat sejumlah alasan mengapa rebalancing portfolio menjadi hal yang penting untuk dilakukan setiap investor saham, antara lain:
Menjaga Profil Risiko Agar Tetap Terkendali
Seiring berjalannya waktu, kenaikan maupun penurunan harga saham dapat mengubah komposisi portfolio, sehingga tidak lagi sama dengan rencana awal. Nah, rebalancing akan membantu mengembalikan porsi saham yang sesuai dengan profil risiko di awal, dengan begitu investor akan terhindar dari risiko berlebihan yang tidak disadari.
Mengamankan Imbal Hasil yang Sudah Diperoleh
Ketika terdapat saham yang mengalami kenaikan signifikan, rebalancing dapat membantu investor merealisasikan sebagian imbal hasil yang sudah ada. Dengan begitu, profit dari investasi bukan hanya ‘di atas kertas’, tetapi benar-benar direalisasikan dan dapat dialokasikan kembali pada aset lain.
Mencegah Overexposure Hanya di Satu Saham dan/atau Sektor
Jika tanpa rebalancing, maka portfolio investasi akan menjadi terlalu bergantung hanya pada satu saham dan/atau sektor yang sedang naik daun. Hal ini akan berbahaya, jika sewaktu-waktu terjadi pembalikan tren. Oleh sebab itu, rebalancing ini dapat membantu investor menjaga diversifikasinya tetap sehat.
Menjaga Kedisiplinan Diri Menghadapi Siklus Pasar
Siklus pasar saham akan terus bergerak naik dan turun. Namun dengan rebalancing, maka secara tidak langsung akan melatih investor untuk tetap membeli saham, ketika valuasinya menarik. Sekaligus membantu mengurangi posisi saat harga sudah terlalu mahal (overvalued). Jadi keputusan mengurangi posisi bukan karena dipengaruhi oleh emosi, melainkan dengan strategi yang terukur dan matang.
Bentuk Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Pasar
Kondisi pasar yang anomali, imbas berubahnya kebijakan suku bunga, kebijakan fiskal pemerintah, hingga kondisi ekonomi global sangat mampu menggeser prospek suatu sektor saham. Nah dengan melakukan rebalancing, maka akan terjadi penyesuaian antara arah investasi dengan perubahan kondisi pasar. Yang artinya, portfolio investasi tetap relevan dengan kondisi pasar yang terkini.
Mempertahankan Portfolio Tetap Selaras dengan Tujuan Investasi
Dalam perjalanannya, tujuan investasi akan terus mengalami perubahan seiring waktu. Misalnya saja dari yang semula agresif, berubah jadi lebih konservatif. Di sinilah pentingnya rebalancing dalam memastikan arah pertumbuhan portfolio masih sejalan atau tidak dengan target finansial dalam jangka menengah maupun panjang ke depan.
Menekan Risiko yang Melibatkan Emosional dalam Pengambilan Keputusan
Jika berinvestasi saham, tanpa menjalankan rebalancing portfolio, maka investor cenderung mudah terjebak ‘fear and greed’. Untuk itu, pentingnya rebalancing portfolio perlu dilakukan oleh investor. Rebalancing dapat diibaratkan sebagai aturan yang jelas, sehingga membantu investor dalam membuat keputusan secara rasional dan terukur.
Meningkatkan Konsistensi Pertumbuhan Portfolio dalam Jangka Panjang
Rebalancing ini bukan hanya untuk mengejar imbal hasil dengan pencapaian yang tertinggi dalam waktu singkat. Melainkan untuk menjaga konsistensi imbal hasil investasi dalam jangka panjang, dengan risiko yang lebih terkelola.
[Baca lagi: Evaluasi Portfolio Saham Akhir Tahun]
Waktu yang Tepat Melakukan Rebalancing Portfolio
Dalam penerapan rebalancing, sebenarnya tidak ada waktu baku yang akan bisa cocok untuk semua investor. Namun terdapat waktu yang tepat untuk rebalancing portfolio melalui tiga pendekatan utama, yakni:
Rebalancing Periodik
Rebalancing periodik ini biasanya akan dilakukan berdasarkan waktu (time based), dengan frekuensi yang ideal setiap per 6 – 12 bulan sekali. Keunggulan rebalancing periodik ini sangat sederhana, jadwal yang mudah, dan dapat menjaga kedisiplinan tanpa harus terus memantau pasar.
Rebalancing Ambang Batas Deviasi (Threshold Based)
Rebalancing ini hanya akan dilakukan ketika alokasi aset menyimpang cukup besar sekitar 5% – 10% dari target awal. Rebalancing ini membantu penyesuaian portfolio menjadi lebih adaptif, terhadap pergerakan pasar. Bahkan keunggulannya, tidak akan memaksa investor untuk melakukan rebalancing ketika pasar tidak stabil.
Rebalancing Berdasarkan Peristiwa (Event Driven)
Rebalancing ini hanya akan dilakukan ketika terjadi peristiwa penting, seperti perubahan besar pada kondisi ekonomi atau bahkan perubahan finansial. Rebalancing ini memiliki keunggulan yang bersifat reaktif terhadap perubahan fundamental yang signifikan.
Dari ketiga pendekatan waktu rebalancing portfolio tersebut, tidak ada satu waktu yang mutlak. Namun ketiga waktu tersebut dapat dikombinasikan, sebagai strategi rebalancing terbaik dalam memastikan dan menjaga pertumbuhan portfolio tetap sejalan dengan profil risiko maupun tujuan investasi dalam jangka panjang. Sehingga strategi rebalancing portfolio menjadi lebih adaptif, tanpa harus kehilangan arah.
Strategi Rebalancing Portfolio yang Sehat
Dalam penerapannya, investor perlu memperhatikan beberapa hal agar rebalancing portfolio menjadi efektif, antara lain:
- Alokasi aset sudah ditentukan sejak awal, sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko.
- Evaluasi portfolio investasi secara menyeluruh, bukan hanya berdasarkan potensi imbal hasil di masa depan, melainkan juga dengan potensi risiko yang akan muncul.
- Mengacu pada kinerja fundamental dan valuasi sebagai acuan dasar, bukan berdasarkan sentimen dan/atau spekulasi pasar yang beredar.
- Hindari rebalancing yang terlalu sering dalam jangka pendek, hal ini dapat meningkatkan biaya transaksi yang membengkak dan menurunkan efektivitas strategi investasi jangka panjang.
Jadi, kunci rebalancing portfolio yang baik adalah yang dilakukan dengan penuh kesadaran, secara terukur, dan konsisten.
Kesalahan Umum Ketika Rebalancing Portfolio
Kendati terdapat waktu yang tepat untuk melakukan rebalancing, justru masih banyak investor yang melakukan rebalancing di waktu yang keliru. Misalnya saja yang paling sering terjadi, ialah menjual aset ketika panik (Panic Selling) atau bahkan membeli saham ketika euforia pasar berlangsung (FOMO).
Bukan hanya itu saja, bentuk kesalahan lain dari investor adalah hanya fokus pada satu saham tertentu, tanpa peduli untuk melihat korelasi antar aset di dalam portfolio. Bahkan investasi cenderung dilakukan tanpa kerangka berpikir yang matang dan benar. Jika ini dilakukan, maka rebalancing dapat berubah dari strategi manajemen risiko yang benar, menjadi aktivitas spekulatif yang terselubung.
RK Intensive Bootcamp 2026: Strategi Rebalancing Portfolio dengan Kerangka yang Tepat
Dari pembahasan di atas, sangat jelas alasan mengapa pemahaman rebalancing portfolio tidak cukup hanya dari teori saja. Dalam prosesnya, investor membutuhkan adanya pendekatan terstruktur, studi kasus yang nyata, bahkan bimbingan langsung supaya mampu menerapkan strategi secara konsisten.
Melalui program edukasi RK Intensive Bootcamp 2026, yang diselenggarakan oleh Rivan Kurniawan bersama Team, Anda akan mendapatkan pembelajaran yang antara lain:
- Menyusun alokasi aset yang sesuai dengan tujuan investasi.
- Membaca siklus pasar dan rotasi sektor industri bisnis.
- Menilai kinerja fundamental dan valuasi saham sebagai dasar untuk melakukan rebalancing.
- Menentukan kapan waktu harus mengurangi, menambah, dan/atau mempertahankan posisi saham.
- Membangun sistem investasi yang terus bertumbuh, berkelanjutan, dan disiplin.
Bootcamp yang digawangi oleh Rivan Kurniawan ini tidak hanya mengajarkan tentang saham apa yang harus dibeli. Tetapi juga tentang bagaimana cara mengelola portfolio investasi secara menyeluruh, agar tetap sehat dan tahan banting di berbagai kondisi pasar.
Kesimpulan
Di tahun 2026, tantangan Anda sebagai investor bukan hanya sekeda memilih saham yang tepat dan selesai begitu saja. Namun Anda perlu belajar dan tahu cara mengelola portfolio investasi menggunakan strategi yang matang. Rebalancing portfolio sendiri merupakan kunci yang efektif, dalam menjaga keseimbangan, mengendalikan risiko, hingga mengoptimalkan hasil investasi dalam jangka panjang.
Adapun, jika Anda ingin benar-benar memahami dan menerapkan strategi rebalancing portfolio secara profesional, terukur, berbasis fundamental dan matang, maka RK Intensive Bootcamp 2026 bersama Rivan Kurniawan merupakan langkah yang tepat! Pada akhirnya, investor sukses bukan siapa yang paling sering bertransaksi jual dan beli saham, melainkan investor mana yang paling disiplin dalam menjaga strategi investasi.
Tanpa rebalancing portfolio yang tepat, maka portfolio yang awalnya sehat dan bertumbuh positif. Dapat dengan mudah berubah menjadi tidak seimbang dan berisiko tinggi tanpa disadari. Gimana, sudah siap menjalankan berinvestasi saham dengan strategi yang kuat di 2026 nanti? Jika belum, segera bergabung dalam RK Intensive Bootcamp 2026!***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.






























































































































































































































































































































































































































































































