Rekomendasi Saham Undervalue Ajaib

Menjelang penghujung tahun 2025, pasar saham Indonesia terus menunjukkan dinamika yang cukup tinggi. Disusulnya tingginya penantian investor terhadap rilisnya laporan keuangan kuartal IV-2025, termasuk untuk mulai menyusun rencana investasi di tahun 2026. Tentunya hal tersebut akan memicu volatilitas pasar yang lebih besar, namun juga akan membuka peluang besar bagi investor yang fokus pada strategi investasi jangka panjang. Namun di lain sisi, meski ada banyak saham yang sudah mengalami kenaikan signifikan sepanjang 2025 berjalan. Tetapi masih terdapat saham-saham yang belum mencerminkan nilai fundamentalnya (undervalued). Lantas apakah ada rekomendasi saham undervalued yang bisa dipantau menjelang akhir tahun 2025?

 

Artikel dipersembahkan oleh:

 

Mengenal Saham Undervalued!

Sebuah saham dapat dikatakan undervalued, apabila harga pasarnya yang saat ini berada di bawah nilai intrinsik atau “fair value” perusahaan. Jadi sederhananya, perusahaan yang memiliki fundamental relatif solid, mencakup: pendapatan yang tumbuh positif, laba bersih stabil, utang terkendali. Tetapi harga sahamnya justru belum mencerminkan kondisi tersebut.

Jika di breakdown, maka terdapat sejumlah penyebab saham menjadi undervalue, antara lain:

  • Rasa khawatir dan ketakutan investor terhadap prospek makroekonomi

Seperti halnya: arah suku bunga yang tinggi, lonjakan inflasi yang berdampak pada keputusan wait and see.

  • Sektor industri yang sedang lesu dan/atau kurang mendapat perhatian pasar

Padahal sebenarnya perusahaan memiliki kinerja fundamental yang baik dan tim manajemen yang solid.

  • Informasi tentang perusahaan yang belum tersebar luas (less coverage)

Akibatnya harga saham belum mengalami “kenaikan”, meski kinerja fundamentalnya bagus.

  • Regulasi dan/atau sentimen negatif

Adanya regulasi yang tidak memihak dan/atau sentimen negatif yang terjadi dalam jangka pendek berpotensi menekan harga saham. Meskipun sebenarnya dalam prospek jangka menengah maupun panjang, saham masih memiliki potensi yang menarik.

Jadi sebenarnya, menemukan saham undervalued bukan tentang mendapatkan “saham murah” saja. Tetapi juga perlu memiliki marginal up-side, sebagai peluang kenaikan yang cukup – apabila pasar kembali terapresiasi.

 

💥 Era Suku Bunga Rendah Dimulai!
Kebijakan moneter yang kini longgar membuka peluang besar di pasar saham, inilah momentum terbaik bagi investor!
Sektor-sektor unggulan siap mencetak multibagger baru — apakah itu Anda?

💡 Temukan jawabannya di Stockademy by RK Team: “Find The Winning Stock in Low Interest Rate Era” (November 2025)
Anda akan belajar strategi memilih sektor dan saham unggulan, menggunakan analisis sektoral dan fundamental terkini, dan mempersiapkan portofolio yang siap tumbuh di era baru!

Stockademy November 2025

Join Now and Redeem Your Voucher!!

Voucher Diskon Stockademy Rp300.000

 

Tren Pasar Menjelang Akhir Tahun 2025

Terdapat beberapa faktor penting yang berpotensi memengaruhi tren pasar di penghujung tahun 2025, seperti:

  • Suku bunga global dan domestik

Yang belakangan mulai menunjukkan sinyal pelonggaran. Imbasnya prospek pasar saham menjadi lebih menarik, dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti pendapatan tetap.

  • Volatilitas pasar tetap tinggi

Sebab investor tengah menunggu laporan keuangan rilis. Ditambah lagi dengan prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

  • Sektor-sektor saham yang jarang dilirik memiliki potensi

Jika selama ini suatu saham kurang mendapat perhatian investor, justru di penghujung tahun biasanya mulai bisa menjadi pertimbangan untuk “diakumulasi” oleh investor yang mencari peluang. Terutamanya jika ternyata saham tersebut memiliki valuasi yang undervalue.

  • Tidak semua saham mengalami lonjakan harga

Meski ada banyak saham yang harganya melonjak, namun masih banyak pula saham yang harganya belum naik.

Dengan memperhatikan faktor di atas, maka fokus pada saham undervalue dapat menjadi strategi investasi yang relevan menjelang akhir tahun dan bersiap di tahun berikutnya.

 

Daftar Rekomendasi Saham Undervalued 2025

Di bawah ini terdapat sejumlah saham yang dianggap tengah berada pada ‘valuasi yang murah’ alias undervalue dalam beberapa bulan terakhir. Oya, disclaimer: penyebutan saham-saham di bawah ini bukan ajakan untuk membeli, melainkan sekedar informasi yang mengedukasi. Langsung saja bahas beberapa daftar rekomendasi saham undervalue di penghujung 2025, antara lain:

  • Sektor Perbankan

    • BMRI

Salah satu bank dengan aset terbesar, menawarkan potensi pertumbuhan berkualitas. Dengan keunggulan yang didominasi oleh pendapatan dari segmen korporat dan ekosistem digital bernama, Livin’ by Mandiri. BMRi turut dikenal sebagai perbankan besar yang mampu menjaga profitabilitas dan sukses dalam melakukan berbagai inovasi digital, dalam upaya menarik dana murah. BMRI layak dipertimbangkan menjadi saham dengan pertumbuhan yang konsisten.

Historical PER dan PBV BMRI LK 3Q 2025. Source: Cheat Sheet by RK Team Analyst

 

    • BBNI

BBNI salah satu saham value investing, dikenal dengan valuasi PBV yang murah di antara perbankan besar lainnya. BBNI memiliki prospek yang menarik, dari sisi potensi re-rating valuasi oleh pasar, seiring dengan keberhasilannya melakukan transformasi bisnis secara internal yang berfokus kepada perbaikan kualitas aset. BBNI memiliki ruang besar untuk kenaikan harga saham signifikan, selama investor sabar menunggu pasar untuk mengapresiasi kinerja fundamentalnya.

Historical PER dan PBV BBNI LK 3Q 2025. Source: Cheat Sheet by RK Team Analyst

 

  • Sektor Energi

    • ADRO

Emiten energi ini, menjadi salah satu saham dengan valuasi yang undervalue. Dengan segmen bisnis batubara yang selama ini menjadi mesin pergerakan kas nya. Dan saat ini, ADRO tengah menjalankan transformasi hijau yang mencakup diversifikasi bisnis batubara, menjadi fokus pada bisnis ekonomi hijau dan energi baru terbarukan (EBT). Yang didukung oleh tiga pilar bisnis, antara lain: Adaro Energy (bisnis energi tradisional), dan Adaro Minerals (mineral dan aluminium hijau), serta Adaro Green (EBT).

 

  • Sektor Infrastruktur Telekomunikasi

    • TLKM

Emiten telekomunikasi ini memiliki prospek cerah yang didukung oleh sinergi dan efisiensi dari diterapkannya strategi Fixed Mobile Convergence (FMC). Usai dilaksanakannya integrasi IndiHome ke Telkomsel. TLKM termasuk saham defensif yang memiliki valuasi wajar dan rutin membagikan dividen. Lantaran TLKM ini menawarkan kestabilan kinerja, ditambah lagi dengan peluang pertumbuhan digital nasional yang terbuka lebar, baik itu di segmen seluler maupun internet rumah.

    • TOWR

PT Sarana Menara Nusantara Tbk menawarkan model bisnis yang stabil, dengan dominasi pendapatan berasai dari kontrak sewa menara dalam jangka panjang. Didukung prospek pertumbuhan yang didorong oleh permintaan trafik data yang terus dibutuhkan dan perkembangan jaringan 5G di masa mendatang. Harga saham TOWR memang sempat terkoreksi akibat suku bunga, namun hal itu yang membuat valuasinya menarik. Diikuti dengan peluang investasi yang besar di sektor infrastruktur digital.

 

  • Sektor Infrastruktur Jalan Tol

    • JSMR

Emiten di bidang penyediaan layanan jalan tol dan bisnis lainnya ini, dikenal sebagai pemimpin di industri jalan tol nasional. Sekaligus sebagai salah satu indikator aktivitas ekonomi nasional, lantaran prospek bisnisnya sangat tergantung pada peningkatan volume trafik kendaraan yang melalui jalan tol. Hal tersebut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya mobilitas masyarakat. Pertumbuhan pendapatan jangka panjang saham JSMR ini dapat diperhitungkan dari mekanisme penyesuaian tarif secara berkala, sehingga profitabilitasnya tetap terjaga. Valuasi JSMR yang masih undervalue, memberikan potensi kenaikan didorong dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Historical PER dan PBV JSMR LK 3Q 2025. Source: Cheat Sheet by RK Team Analyst

 

  • Sektor Industri Alat Berat

    • UNTR

Saham United Tractors merupakan saham siklikal, yang dikenal familiar dengan bisnis inti alat-alat berat. Namun ke depan, prospek bisnis UNTR ditopang oleh diversifikasi yang secara agresif ke pertambangan emas dan nikel. Langkah tersebut, berhasil menjadikan UNTR sebagai pemain kunci dalam ekosistem bahan baku baterai EV. Sebagai mesin pertumbuhan baru dalam mengurangi ketergantungan perusahaan pada siklus harga batubara.

 

  • Sektor Otomotif

    • ASII

Lebih dikenal sebagai Astra Internasional, menjadi barometer ekonomi Indonesia. Berdiri dengan diversifikasi bisnis yang tangguh, di mulai dari otomotif, jasa keuangan, hingga ke segmen pertambangan. ASII masih memiliki valuasi PBV yang menarik, mendekati 1x – cukup terdiskon. Prospek bisnis ASII sendiri didukung oleh pulihnya penjualan mobil, dan kinerja yang kuat dari entitas anak usaha yakni UNTR, serta komitmen pembagian dividen yang tinggi terhadap investor. Hal ini membuat ASII layak menjadi pilihan investasi yang menarik, dengan potensi imbal hasil yang solid.  

 

  • Sektor Konsumer

    • MAPI

PT Mitra Adiperkasa Tbk sebagai salah satu pintu utama bagi kelas menengah di Indonesia yang masih terus bertumbuh, dalam mengakses merek-merek gaya hidup global. Ditambah lagi dengan prospek bisnis yang ditopang peningkatan daya beli, pulihnya pusat perbelanjaan, hingga ekspansinya merek-merek baru. MAPI menawarkan eksposur langsung terhadai aktivitas belanja konsumer, hingga berpotensi menangkap pertumbuhan ekonomi ke depannya.

    • INDF

Indofood salah satu perusahaan barang konsumen raksasa, dengan model bisnis yang resilien, lantaran permintaan produknya selalu stabil. Valuasi yang dimiliki INDF juga murah, baik PER dan PBVnya. Sedangkan prospeknya didukung kekuatan konsumsi yang mulai pulih dari sisi domestik.

Kendati begitu, dari masing-masing saham di atas masih butuh analisis secara mendalam, seperti apakah manajemen perusahaan baik? apakah aset yang dimiliki berkualitas? bagaimana prospek sektor bisnis ke depan?

 

Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

Banner Monthly Investing Plan 2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

Voucher Monthly Investing Plan RK

 

Tips Memilih Saham Undervalue

Untuk mempermudah Anda mencari saham undervalue yang potensial, maka ada beberapa tips yang dapat dilakukanmenjanjikan, berikut beberapa tip dari penasihat investasi profesional:

  • Hitung valuasi saham, melalui rasio-rasio berikut PBV (Price to Book Value), PER (Price to Earnings Ratio), EV/EBITDA, yang kemudian lakukan pembandingan dengan rata-rata historis dan per sektornya.
  • Pahami kualitas bisnis, apakah yang menjadi keunggulan kompetitif perusahaan, apakah asetnya produktif dan berkualitas, arus kas sehat dan cukup, utang dalam porsi yang wajar, serta manajemen perusahaan yang kredibel.
  • Analisis prospek sektor bisnis, meski secara valuasi sudah menarik. Namun, jika sektor sedang dalam tekanan panjang tentu akan berisiko. Begitu juga sebaliknya, sektor dengan katalis positif berpotensi menjadi peluang yang baik bagi investor.
  • Likuiditas pasar, saham undervalue biasanya kurang diperhatikan (less coverage), akibatnya likuiditas akan menipis. Oleh sebab itu, penting memastikan risiko likuiditas dan perdagangannya.
  • Margin of Safety, usahakan membeli saham ketika harganya jauh di bawah nilai intrinsiknya. Supaya risiko penurunan terbatas, namun potensi kenaikan menjadi lebih besar.
  • Fokus pada investasi jangka menengah dan panjang, lantaran saham-saham undervalue ini lebih membutuhkan waktu, hingga pasar kembali mengapresiasi harga saham tersebut.

 

Beli Saham Undervalued di Ajaib

Anda yang tertarik untuk memulai investasi pada saham-saham undervalue, dapat menggunakan platform investasi – Ajaib. Manfaatkan kode referral RIVAN ketika registrasi untuk mendapatkan hadiah 1 lot saham dari Ajaib! Aplikasi investasi online – Ajaib selalu memastikan kemudahan akses pada perdagangan saham, dilengkapi pula dengan riset analis, dan edukasi investasi. Ajaib hadir sebagai opsi yang berbeda, dengan beragam kemudahan yang ditawarkan hanya dalam satu aplikasi. Terutama ketika Anda memutuskan untuk menjalankan strategi diversifikasi portofolio, baik itu untuk saham-saham Bursa Efek Indonesia maupun saham US Stock.

 

Kesimpulan

Menjelang akhir tahun 2025, mencari saham-saham undervalue dapat menjadi strategi investasi yang tepat, terutamanya dalam melakukan persiapan menyambut peluang yang lebih baik di tahun 2026. Di mulai dengan langkah-langkah konkrit sebagai investor saham, mulai dari menganalisa kinerja fundamental saham, mengamati sektor bisnis yang potensial, hingga menerapkan diversifikasi portofolio secara disiplin. Dengan begitu, bukan tidak mungkin Anda lebih mudah dalam menemukan saham-saham dengan valuasi yang murah, namun tetap berkualitas.

Jadi, mulailah investasi saham dengan memantau saham-saham undervalued lainnya di aplikasi investasi Ajaib. Unduh Ajaib, di Play Store dan App Store, wujudkan segera perjalanan investasi dengan dukungan kemudahan dan informasi yang tepat.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *