
Memahami perbedaan ekonomi mikro dan makro, merupakan bagian yang perlu dipelajari oleh investor. Mengingat pasar modal adalah wadah yang mempertemukan investor dengan banyak emiten, untuk kemudian terjadi transaksi jual beli efek. Sekaligus menawarkan ragam instrumen investasi jangka panjang yang banyak dilirik oleh masyarakat. Oleh sebab itu, pasar modal turut memegang peranan strategis terhadap penguatan ketahanan ekonomi. Tidak heran, bila kemudian fluktuasi harga saham terjadi, karena didalamnya banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi mikro dan makro. Lantas bagaimana strateginya jika memilih berinvestasi di pasar modal?
Daftar Isi
Apa Itu Ekonomi Mikro Dan Makro?
Berdasarkan pengertiannya, ekonomi mikro merupakan ilmu ekonomi yang fokus mempelajari perilaku produsen maupun konsumen. Variabel didalamnya mencakup pembentukan harga pasar atau kuantitas faktor input, permintaan dan penawaran, hingga produk maupun jasa yang diperdagangkan di pasar. Termasuk didalamnya lapangan usaha dan tingkat produksi. Dalam skala pengaruh, ekonomi mikro ini akan sangat berpengaruh pada pembentukan kebijakan harga terendah dan harga tertinggi.
Berbeda halnya, dengan ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhan perekonomian secara nasional. Dengan kata lain, fenomena perekonomian yang mencakup berbagai lapisan kehidupan, mulai dari masyarakat, perusahaan, hingga pasar. Ekonomi makro terdiri dari berbagai macam variabel ekonomi, antara lain: Pendapatan Nasional Negara, Pertumbuhan Ekonomi Negara dalam periode kuartalan dan tahunan, Pertumbuhan Inflasi, Neraca Perdagangan, Kebijakan moneter, hingga Iklim investasi.
Ekonomi makro sangat berpengaruh besar terhadap kebijakan ekonomi, yang akan dibuat oleh Pemerintah. Mengingat kebijakan yang dibuat akan mempertimbangkan berbagai aspek sosial, yang pada gilirannya bertujuan untuk mendongkrak kesejahteraan ekonomi negara.
[Baca lagi: Mengapa Indonesia Disebut Mengalami Resesi Teknikal?]
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Meskipun sama-sama ilmu dan fenomena ekonomi, namun keduanya memiliki perbedaan spesifik yang membuatnya tidak sama, berikut perbedaannya:
Komponen | Ekonomi Mikro | Ekonomi Makro |
Ruang Lingkup | Cakupan ekonominya lebih kecil dan khusus, antara konsumen dan produsennya | Cakupan ekonominya lebih luas, besar, dan menyeluruh. Dengan cakupan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan, inflasi. |
Objek Kajian | Individu dan Lembaga atau Perusahaan | Objek kajian terhadap pertumbuhan perekonomian menyeluruh |
Analisis | Bottom Up Yang berarti ranah analisis ekonomi mikro ini di mulai dari individual, permintaan dan penawaran pasar, perilaku konsumen dan produsen, biaya dan laba. | Top Down Cakupan analisis ekonomi makro dimulai dari paling besar, pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah pengangguran, iklim investasi, hingga pembentukan kebijakan ekonomi, baik moneter maupun fiskal. |
Tujuan Analisis | Ekonomi mikro lebih fokus pada pengalokasian sumber daya, dengan berbagai kombinasi yang tepat. | Ekonomi makro berfokus pada bagaimana pengaruh kegiatan ekonomi pada sistem ekonomi yang menyeluruh dalam cakupan Negara. |
Bagaimana Faktor-faktor Ekonomi Mikro Memengaruhi Investasi
Ekonomi mikro memiliki sejumlah faktor yang dapat berpengaruh signifikan pada pencapaian kinerja sebuah perusahaan. Beberapa faktor tersebut adalah:
Inflasi
Faktor pertumbuhan inflasi ini merupakan tolok ukur kenaikan harga umum, baik itu barang maupun jasa yang terjadi secara berkelanjutan dalam satu periode tertentu, yang kemudian dinyatakan ke dalam persentase. Inflasi yang melonjak dapat memicu penurunan daya beli. Bahkan seiring laju pertumbuhan ekonomi, inflasi ini dapat membuat jumlah uang untuk pembelian yang sama, namun hanya dapat membeli sedikit barang maupun jasa, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Suku Bunga
Faktor ekonomi mikro yang kedua adalah tingkat suku bunga. Suku bunga ini adalah besaran biaya yang harus dibayarkan oleh pihak peminjam, kepada pihak yang memberi pinjaman, sebagai bentuk imbalan terhadap uang yang digunakan pada jangka waktu tertentu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, suku bunga ini berarti harga atas uang yang telah dipinjam maupun yang disimpan pada lembaga perbankan. Dampak dari tingkat suku bunga ini sendiri adalah:
- Jika tingkat suku bunga tinggi, maka bunga tabungan akan menarik, namun bunga kredit pinjaman akan lebih besar (mahal).
- Jika tingkat suku bunga rendah, maka bunga tabungan menjadi lebih rendah (kecil), namun bunga kredit pinjaman menjadi lebih murah (ringan).
Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar yang merupakan harga dari sebuah mata uang, jika diperbandingkan pada mata uang Negara lain. Dalam hal ini, nilai tukar menjadi sebuah jembatan antara perbedaan mata uang di masing-masing Negara, untuk dapat melakukan transaksi ekonomi. Nilai tukar ini dapat berubah-ubah sesuai dengan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara, dengan dampak berikut:
- Jika mata uang mengalami penguatan
Maka biaya impor jadi murah, namun ekspor akan lebih mahal.
- Jika mata uang mengalami pelemahan
Maka biaya impor menjadi mahal. Sedangkan untuk ekspor akan cenderung kompetitif, namun bagi Negara lain akan lebih murah.
Nah dari ketiga faktor ekonomi mikro di atas, erat kaitannya dengan kondisi internal dari sebuah perusahaan. Umumnya kondisi perubahan dari kinerja perusahaan itu sendiri akan dapat terlihat dari dalam laporan keuangannya, yang merupakan alat ukur kinerja perusahaan itu sendiri. Di mana sebagai hasil akhirnya akan tercermin dari rasio Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), hingga Return on Asset (ROA).
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

Strategi Investasi Berdasarkan Ekonomi Mikro dan Makro
Dengan memahami perbedaan ekonomi mikro dan makro, maka seorang investor dapat memanfaatkannya untuk merancang strategi investasi.
Strategi Investasi Berdasarkan Ekonomi Mikro
Dengan cakupan ekonomi mikro yang kecil, hanya antara konsumen dan produsen. Maka strategi yang dibutuhkan dapat dimulai dari:
Melakukan Analisis Fundamental Perusahaan
- Analisis kondisi keuangan perusahaan, untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang potensial. Ini terlihat dari pendapatan dan juga labanya yang terus tumbuh positif.
- Pastikan juga bahwa perusahaan rajin membagikan dividen, sehingga dapat dijadikan sebagai investasi dalam jangka panjang.
- Periksa bahwa manajemen perusahaan memiliki kinerja yang efektif dan transparan
- Valuasi saham perusahaan menarik, berdasarkan rasio PER, ROE, PBV, hingga DER dan atau lainnya.
Analisis Kondisi Industri
- Pilih perusahaan hanya dari industri yang bertumbuh dan memiliki keunggulan yang kompetitif, sehingga dapat bertahan dalam berbagai fase ekonomi.
- Pelajari juga situasi persaingan perusahaan dengan kompetitor lain yang berada dalam satu industri.
Analisis Potensi Permintaan dan Penawaran
Pahami potensi permintaan akan produk maupun jasa yang ditawarkan perusahaan. Karena kemampuannya dalam menawarkan produk dan jasa dapat memengaruhi pertumbuhan nilai investasi perusahaan.
- Apakah produk merupakan kebutuhan pokok, atau sebaliknya barang mewah.
- Apakah ada siklus tertentu di mana penjualan atau pendapatan perusahaan melonjak signifikan. Dan lain sebagainya.
Analisis Kemampuan Efisiensi Operasional Perusahaan
- Apakah perusahaan mampu mengendalikan biaya secara baik, sehingga efisiensi operasional tercipta dan pada gilirannya dapat mendongkrak profitabilitas.
- Seberapa mampu perusahaan menerapkan efisiensi produksi, untuk dapat menekan pembengkakan biaya produksi. Misalnya dengan memulai transformasi teknologi berbasis digital
- Bagaimana kondisi rantai pasokan perusahaan, apakah rantai pasok rentan terganggu.
Terapkan Strategi Diversifikasi
- Lakukan investasi pada beberapa saham perusahaan yang potensial dari berbagai macam sektor.
- Jangan hanya fokus pada investasi saham. Sebarkan juga modal investasi ke beberapa instrumen investasi lain, seperti Obligasi, Reksadana, maupun Emas.
[Baca lagi: Cara Menghadapi Resesi Ekonomi, Kenali Dulu Tanda-tandanya!]
Strategi Investasi Berdasarkan Ekonomi Makro
Seorang investor yang paham betul akan perekonomian makro, cenderung akan mengatur strategi investasi berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi ekonomi makro. Beberapa diantaranya, seperti:
Investasi yang Berdasarkan pada Siklus Ekonomi
Ekspansi Ekonomi, ketika ekonomi mulai meningkat
Dengan ciri-ciri: Pertumbuhan ekonomi Negara meningkat, inflasi cenderung stabil, jumlah pengangguran rendah, dan suku bunga tetap.
Strategi investasi: Bisa berinvestasi pada saham perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan/atau sektor komoditas.
Puncak Ekonomi, ketika ekonomi melambat
Ciri-ciri: Inflasi melambung, suku bunga dinaikkan, diwaktu yang sama permintaan mengalami penurunan.
Strategi investasi: Berinvestasi pada saham-saham dari kategori defensif. Bisa juga berinvestasi pada Obligasi Pemerintah dan/atau Emas.
Resesi Ekonomi, ketika ekonomi mengalami penurunan
Ciri-ciri: Pertumbuhan ekonomi turun, jumlah pengangguran naik, daya beli menurun. Namun bukan tidak mungkin suku bunga akan diturunkan, guna menjaga kestabilan pertumbuhan.
Strategi investasi: Tetap fokus pada investasi saham defensif, dan hindari berinvestasi pada saham di sektor siklikal. Obligasi jangka panjang juga bisa menjadi alternatif, begitu juga dengan Emas maupun Reksadana Pasar Uang.
Pemulihan Ekonomi, ketika ekonomi bangkit kembali
Ciri-ciri: Pertumbuhan ekonomi mulai naik, inflasi terkendali, dan jumlah pengangguran turun. Serta tingkat suku bunga yang dijaga stabil atau tetap rendah.
Strategi investasi: Bisa mulai berinvestasi pada saham dari kategori siklikal. Saham dari sektor properti juga mulai menarik untuk dilirik, demikian pula dengan saham dari sektor perbankan maupun multifinance.
Kesimpulan
Dari artikel mengenai perbedaan ekonomi mikro dan makro, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk berinvestasi saham sangat perlu memahami mengenai kondisi perekonomian. Dengan paham betul kondisi ekonomi terkini, maka investor dapat lebih bijak dalam menentukan strategi investasi dan menetapkan keputusan berinvestasi pada saham yang lebiih tepat. Jelas hal ini dapat membantu investor dalam mengurangi potensi risiko, sehingga keuntungan dari berinvestasi saham dapat lebih maksimal.
Jangan sampai, alih-alih bisa meraup keuntungan dengan berinvestasi saham. Namun hanya karena abai pada kondisi perekonomian saat ini, pemilihan saham bisa menjadi salah dan merugikan karena dilakukan pada waktu yang salah.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.