DeepSeek-Aplikasi-AI-Asal-China

Dalam beberapa hari terakhir, DeepSeek aplikasi AI asal China berhasil merebut perhatian pengguna secara global, tak terkecuali dengan Indonesia. DeepSeek menjadi aplikasi yang terbanyak diunduh dalam App Store, baik itu di China, Amerika Serikat, hingga Inggris sejak dirilis pada bulan Juli 2023 yang lalu. Namun melalui model AI yang terbaru, yakni DeepSeek R1 aplikasi AI ini berhasil menjadi kompetitor sengit bagi ChatGPT. Benarkah pamor DeepSeek ini telah memukul mundur popularitas ChatGPT yang diusung oleh Negara Adidaya Amerika Serikat?

 

Latar Belakang DeepSeek

DeepSeek tercipta dari visi ambisius sang pendiri, Liang Wenfeng. Seorang pria yang berusia sekitar 40 tahun, dari lulusan Teknik Informasi dan Elektronik. Di mana Liang Wenfeng mendirikan sebuah Startup Dana Lindung Nilai (Hedge Fund), yang bernama High-Flyer di Hangzhou – kota di Tenggara China pada tahun 2015. Startup High-Flyer tersebut berfokus terhadap pengembangan dan penggunaan algoritma dalam strategi perdagangan yang berbasis kecerdasan buatan (AI). Untuk dapat memprediksi tren pasar, sekaligus mengoptimalkan keputusan investasi. Liang Wenfeng sendiri, merupakan seorang yang sudah berpengalaman dalam perdagangan sejak masa krisis finansial periode 2007 – 2008.

Liang Wenfeng memiliki visi untuk dapat mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam aktivitas perdagangannya. Sehingga membawa perusahaan startupnya untuk seterusnya mengadopsi dan menerapkan teknologi AI, ke dalam seluruh aktivitas perdagangan perusahaannya mulai tahun 2021. Dengan menggunakan model pembelajaran mesin, untuk dapat memprediksi arah tren pasar, sekaligus membuat keputusan investasi yang berbasis data.

Jadi di tahun 2021, Liang Wenfeng menjalankan strategi dengan membeli ribuan prosesor grafis Nvidia, agar bisa bereksperimen AI secara pribadi. Rupanya hal itu berhasil, membuat Liang Wenfeng mampu menimbun Chip Nvidia A100 sebanyak 10.000 GPU, dengan beberapa perkiraan angka mencapai 50.000 unit. Sebagai informasi tambahan, Chip Nvidia A100 itulah yang telah dilarang oleh Pemerintahan Joe Biden untuk di ekspor ke China. Dengan keberhasilan Liang Wenfeng menimbun Chip Nvidia tadi, secara tidak langsung telah menjadi fondasi bagi pengembangan DeepSeek sebagai AI yang dapat diandalkan. Bahkan rumornya, Liang Wenfeng melakukan pemasangan Chip Nvidia dengan Chip yang harganya lebih murah dari kelas bawah yang masih dapat diimpor olehnya.

Laman depan website DeepSeek. Source: deepseek.com

Kemudian pada April 2023, menjadi momen penting akan perkembangan DeepSeek AI, di mana Liang Wenfeng juga mendirikan laboratorium kecerdasan buatan umum (AGI). Hingga selanjutnya berkembang menjadi perusahaan yang independen, yakni DeepSeek pada Mei 2023 yang berfokus kepada penelitian AI. Tujuannya ialah untuk dapat memajukan bidang kecerdasan buatan umum (AGI) dan dirancang sebagai platform penelitan jangka panjang, serta mendalam.

Meskipun di awalnya cukup menantang dalam mendapatkan sumber pendanaan venture capital. Lantaran dianggap sulit untuk dapat menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat. Namun DeepSeek terus melakukan inovasi pengembangan. Salah satu bentuk inovasi yang diadopsi oleh DeepSeek adalah fokusnya yang murni terhadap penelitian yang tanpa rencana komersial mendetail. Fokus tersebut membuat DeepSeek kian leluasa untuk berinovasi. Serta dapat melindungi perusahaan dari regulasi AI China yang cenderung ketat, untuk teknologi yang memiliki orientasi konsumen.

 

Momentum Boomingnya DeepSeek

Hadirnya DeepSeek ditengarai oleh keputusan Amerika Serikat yang membatasi penjualan teknologi Chip canggih, Nvidia. Di mana Chip tersebut sangat mendukung perkembangan AI di China.

Seperti kita tahu, bahwa pada 2 Desember 2024 Amerika Serikat sempat mengumumkan sejumlah rangkaian pembatasan ekspor baru yang menyasar industri semikonduktor China. Keputusan tersebut adalah upaya ketiga dari Amerika Serikat dalam tiga tahun kebelakang, dalam membatasi kemampuan China untuk mendapatkan supply dan menghambat produksi Chip canggih. Lantaran tujuan utama AS adalah membuat Negeri Tirai Bambu tersebut tertinggal dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Yang dinilai AS dapat dipergunakan ke dalam sistem persenjataan modern.

 

 

Tanpa adanya pasokan impor Chip canggih dari AS tersebut, China cukup kesulitan dalam melanjutkan proyek Chip. Hal ini rupanya mampu mendorong para pengembang AI di China untuk saling membuka dapur produksi Chip. Termasuk bereksperimen dengan mengandalkan pendekatan baru. Dengan hasil akhir, tercipta model AI lain yang membutuhkan daya komputasi lebih efisien dan ongkos pembuatan yang jauh lebih murah senilai USD6 juta saja, yakni DeepSeek aplikasi AI asal China. Tentunya, ongkos pembuatan DeepSeek itu, lebih murah dibandingkan ongkos pengembangan ChatGPT yang nilainya mencapai miliaran.

Dari capaian itu, membuktikan bahwa pembatasan Chip dari Amerika Serikat tidak serta merta membuat DeepSeek menghentikan langkah produksi Chipnya. Bahkan DeepSeek akan terus merilis model AI yang 20 sampai 50 kali lebih murah dibandingkan model OpenAI.

Diketahui pada Juli 2024 yang lalu, Liang Wenfeng hadir dalam wawancara The China Academy. Dalam momen wawancara itu, ia mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap reaksi khalayak atas model AI gagasannya.

“Kami tak sangka harga akan menjadi masalah cukup sensitif. Padahal kami hanya mengikuti laju kami sendiri, memperhitungkan biaya dan juga menetapkan harga yang sesuai,” ungkap Liang Wenfeng.

 

Review DeepSeek Aplikasi AI asal China

DeepSeek merupakan Chatbot AI asal China yang dikembangkan oleh DeepSeek AI. Dalam perkembangannya sejak startup berdiri, sudah beberapa kali merilis model AI, antara lain:

  • DeepSeek Coder rilis November 2023

Seri model AI ini adalah yang pertama kali dirilis, dengan fokusnya terhadap pemrograman. Mulai dari menulis kode, melengkapi kode dengan otomatis, dan paham konteks pemrograman. DeepSeek Coder ini tersedia secara gratis bagi para peneliti dan juga pengguna komersial dengan lisensi MIT.

  • DeepSeek LLM rilis November 2023

Seri model AI dengan parameter 7B dan 67B, yang dikembangkan untuk dapat bersaing dengan LLM lain. DeepSeek LLM mampu menunjukkan hasil benchmark lebih tinggi, dibandingkan LLM lain dengan sistem open source di saat itu.

  • DeepSeek-VL rilis Maret 2024

DeepSeek-VL model AI dengan Vision-Language (VL) menggunakan sistem open source, yang dirancang untuk aplikasi visi dan juga pemahaman yang baik pada bahasa dunia nyata. DeepSeek-VL ini mampu memahami multimoda secara umum, dapat memproses diagram logis, halaman web, mengenal rumus, literatur ilmiah, gambar alami, hingga kecerdasan yang berupa skenario kompleks.

  • DeepSeekMath Rilis April 2024

Model AI khusus yang diperuntukkan bagi pengerjaan matematika, mencakup Base, Instruct, dan RL. DeepSeekMath diinisialisasi dengan DeepSeek-Coder-v1.5 7B, membuatnya mencapai skor yang mengesankan di angka 51.7% untuk tolok ukur MATH tingkat kompetisi, tanpa perlu bergantung pada perangkat eksternal dan juga teknik pemungutan suara. Termasuk didalamnya solusi pemecahan masalah matematika dan juga penalaran numerik.

  • DeepSeek V2 rilis Juni 2024

Sebagai bentuk terobosan baru dalam arsitektur, dengan implementasi multi-head latent attention (MLA) dan juga model bahasa Mixture-of-Experts (MoE). Sehingga DeepSeek V2 mampu menawarkan performa tinggi, namun ongkos yang lebih rendah. DeepSeek V2, memiliki 4 model AI berbeda yakni, DeepSeek Coder V2, V2 Base, V2 Lite Base, V2 Instruct, dan V2 Lite Instruct.

  • DeepSeek-Coder-V2

DeepSeek-Coder-V2 menggunakan model bahasa Mixture-of-Experts (MoE) dengan sumber terbuka, yang membuat kinerjanya setara GPT4-Turbo. DeepSeek-Coder-V2 dapat diandalkan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus kode, melakukan penalaran, dan menunjukka kemampuan umum lain. Dan untuk memperluas pangsa pasar, DeepSeek-Coder-V2 sudah memperluas bahasa pemrograman, dari semula 86 kini menjadi 338. Tidak hanya itu DeepSeep-Coder-V2 juga memperpanjang konteks dari semula 16K menjadi 128K.

  • DeepSeek V3 rilis Desember 2024

DeepSeek V3 merupakan model AI dengan 671 miliar parameter yang sudah dilatih, hanya dalam waktu 55 hari dan biaya sebesar USD5.58 juta. DeepSeek V3 mampu memberikan efisiensi yang luar biasa di dalam penggunaan sumber daya. Model AI dari DeepSeek V3 ini terbagi menjadi, model dasar DeepSeek V3 Base, dan model obrolan DeepSeek V3.

  • DeepSeek R1 rilis Januari 2025

DeepSeek R1 memiliki dua model AI, DeepSeek R1 dan DeepSeek R1 Zero. Keduanya diinisiasi dari DeepSeek V3 Base, dan arsitektur sama. Untuk model terbaru DeepSeek-R1 sendiri, diklaim memiliki kinerja setara dengan model AI terbaru milik OpenAI, yakni ChatGPT yang merupakan model AI internasional terkemuka. Chatbot AI milik DeepSeek ini, diklaim memiliki fungsi serupa dengan ChatGPT. Kemampuannya dirancang untuk dapat memahami, melakukan proses, dan memberi respon pada beragam konteks bahasa manusia. Hingga membantu pemrograman dan analisis data.

Dari beberapa model AI di atas, terlihat bahwa setiap model AI yang dikembangkan dirancang DeepSeek berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan spesifik pengguna pada berbagai domain. DeepSeek juga memastikan bahwa perusahaan akan terus menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan solusi kecerdasan buatan (AI) yang lebih beragam dan canggih.

Logo DeepSeek. Source: deepseek.com

Adapun untuk model AI DeepSeek-R1 secara langsung diperkenalkan oleh DeepSeek, pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahun 2025. DeepSeek-R1 menjadi terobosan besar dalam penggunaan pembelajaran mendalam atau deep learning yang murni.

Berkat terobosannya, tak pelak DeepSeek mampu memukul mundur popularitas ChatGPT. DeepSeek menjadi aplikasi gratis yang banyak diunduh di AppStore, sehingga menduduki nomor urut 1 dari sisi downloader aplikasi.


 

Keunggulan yang Ditawarkan DeepSeek Aplikasi AI Asal China

DeepSeek menawarkan sejumlah keunggulan yang antara lain:

  1. Harga Langganan yang Lebih Murah dan Efisien

DeepSeek menawarkan alternatif harga yang lebih murah dan efisien, dibandingkan ChatGPT. Biaya berlangganan DeepSeek di mulai dari $0.5 per bulan, jauh lebih terjangkau bagi pengguna. Berbeda dengan biaya berlangganan ChatGPT yang di mulai dari $20 per bulan.

Harga langganan DeepSeek yang lebih ini, dikarenakan dalam pengembangannya DeepSeek hanya menghabiskan ongkos sekitar US$5.6 juta untuk melatih model AI tersebut. Sedangkan Perusahaan AI asal Amerika Serikat seperti halnya Nvidia, Alphabet, dan Meta dalam pengembangannya menghabiskan ongkos miliaran dolar.

 

  1. Teknologi AI Lebih Canggih

Keberhasilan DeepSeek bukan hanya soal ongkos produksi yang lebih murah. Tetapi juga terletak pada kualitas teknologi AI DeepSeek yang diklaim setara dengan teknologi OpenAI, Google, dan Meta. Jadi DeepSeek memanfaatkan Chip canggih yang memang tidak diimpor China dari AS. Misalnya saja, DeepSeek-V3 telah menggunakan arsitektur MoE (Mixture of Experts), yang memungkinkan model besar dengan miliaran parameter untuk dapat mengaktifkan bagian tertentu saat memproses token, sehingga lebih hemat daya.

Sementara itu, DeepSeek-R1 menerapkan CoT (Chain of Thought), teknik CoT ini memecah pertanyaan kompleks menjadi langkah-langkah kecil, sebelum akhirnya menghasilkan jawaban. Imbasnya dapat meningkatkan keakurasian dan logika respon.

Model DeepSeek terbaru hanya membutuhkan sepersepuluh daya komputasi, yang sebelumnya digunakan oleh model LIama 3.1 – yang sebanding dengan Meta. Itu mengapa, DeepSeek termasuk aplikasi teknologi AI yang berkinerja terbaik pada papan peringkat yang berafiliasi dengan UC Berkeley yang disebut Chatbot Arena.

 

  1. Sistem Open Source

DeepSeek lebih bersifat open-source. Berbeda dari ChatGPT yang bersifat eksklusif. Pendekatan sistem Open Source pada DeepSeek ini, memberikan berbagai keuntungan yang tidak hanya bermanfaat bagi pengembang. Namun juga dapat mendorong inovasi yang lebih luas, dalam skala global.

Dengan sifat sistemnya yang Open Source, memungkinkan para pengembang dari seluruh dunia dapat mengakses teknologi DeepSeek dengan mudah untuk dapat memahami cara kerjanya. Dan karena sistemnya yang open source tadi, si pengguna juga dapat memodifikasi DeepSeek, agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.

Teknologi AI yang diusung oleh DeepSeek, secara langsung telah membuka peluang bagi para pengembang untuk dapat menciptakan aplikasi baru, berdasarkan pada teknologi DeepSeek. Dengan pendekatan open-source, DeepSeek tidak hanya menjadi alat yang bermanfaat bagi individu dan perusahaan. Melainkan juga telah ikut serta memperkuat ekosistem pengembangan teknologi AI secara keseluruhan.

Tiga keunggulan di atas, telah menjadikan DeepSeek sebagai aplikasi teknologi AI pilihan yang sangat menarik bagi para pengguna secara global. Khususnya bagi mereka yang membutuhkan solusi AI yang lebih hemat biaya, namun tetap powerful dari sisi manfaat.

 

Popularitas ChatGPT Turun?

Meski DeepSeek diminati secara global, namun kehadirannya justru menjadi ancaman yang sangat serius bagi beberapa Raksasa Teknologi asal Amerika Serikat. Dampaknya bahkan tak main-main, belum lama ini investor global beramai-ramai melakukan Sell-off, untuk melepas saham-saham sektor teknologi di 27 Januari 2025 kemarin. Aksi itu dipicu oleh kekhawatiran para investor atas hadirnya DeepSeek aplikasi AI asal China yang dinilai dapat mengancam nyawa bisnis para pemimpin AI di Amerika Serikat (AS).

DeepSeek vs ChatGPT. Source: suarasurabaya.net

Sebagai dampak negatif dari aksi Sell-off, rata-rata keseluruhan harga saham Perusahaan Teknologi AS mengalami penurunan cukup signifikan. Sebut saja seperti Alphabet (GOOG), META, Oracle, Broadcom, hingga Marvell. Termasuk dengan Nvidia yang sempat melampaui Apple, harus rugi karena kehilangan kapitalisasi pasar sebesar USD593 miliar dalam satu hari. Harga saham Nvidia juga anjlok sekitar ±17%.

Rontoknya harga saham Perusahaan Teknologi di AS, turut mendorong Donald Trump – Presiden AS saat ini mengeluarkan statement, bahwa fenomena kehadiran DeepSeek adalah Wake Up Call. Yang berarti munculnya kompetisi yang sangat keras dari China dan DeepSeek tidak dapat dianggap remeh oleh AS. Lantaran popularitas DeepSeek sudah mulai mendominasi sektor teknologi secara global.

 

Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-MIP-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

Kesimpulan

DeepSeek aplikasi AI asal China yang berhasil merebut popularitas ChatGPT, sehingga menarik perhatian global dan menjadi kompetitor yang tak dapat dianggap remeh. Liang Wenfeng sebagai pendiri DeepSeek, berhasil menciptakan model bahasa besar (LLM) dalam model DeepSeek AI nya. Yang membuat DeepSeek memiliki kemampuan setara produk OpenAI, yakni ChatGPT. Namun dengan ongkos pengembnagan yang jauh lebih murah.

DeepSeek bukan hanya mengejutkan industri teknologi dan memukul mundur popularitas ChatGPT. Namun DeepSeek telah merubah persepsi pengembangan teknologi AI yang tak selalu membutuhkan sumber daya besar.

Kira-kira gimana ya nasib DeepSeek ke depan? Mengingat kehadirannya sekarang ini sudah menantang dominasi model AI milik AS.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Segala tulisan di luar konteks tentang Value Investing pada web/blog/situs ini tidak dimaksudkan sebagai suatu rekomendasi metode/cara/langkah/strategi investasi yang dianjurkan. Melainkan hanya berupa informasi mengenai ilmu dalam pasar saham. Penulis web/blog/situs ini tidak bertanggung jawab apabila ada kerugian yang terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung yang timbul atas tindakan pembaca.

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *