Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
TRIS untuk gigi di 3Q2024 dengan mencatatkan penjualan sebesar Rp1.08 triliun atau naik 3.8% YoY. Begitu juga dengan pertumbuhan laba bersih yang berhasil diraiih TRIS, yakni sebesar Rp31.92 miliar atau naik 13.7% YoY. Performa kinerja yang positif tersebut, berhasil diraih TRIS di tengah industri tekstil Indonesia yang tengah menghadapi tantangan yang mengancam kelangsungan bisnisnya. Lantas seperti apa strategi yang ditetapkan TRIS? Dan bagaimana pula prospeknya di tengah tantangan global saat ini?
Sekilas Bisnis TRIS
PT Trisula International Tbk (sticker code: TRIS) merupakan sebuah perusahaan investasi induk yang bergerak pada bisnis garmen. Sekaligus mengelola merk pakaian populer yang tidak hanya dijual di Indonesia, melainkan di beberapa negara lain.
Produk garmen dan tekstil yang diproduksi TRIS telah terintegrasi secara andal. Mulai dari produk fashion seperti:
- Jaket kasual unisex.
- Rok, celana panjang, rompi, seragam perusahaan, hingga berbagai pakaian fungsional.
- Pakaian bagian bawah dan untuk olahraga golf.
- Memproduksi kain-kain berkualitas tinggi untuk kebutuhan busana dan seragam.
- Mengelola merk-merk pakaian populer.
- Dan lain sebagainya.
TRIS menjadi anggota Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2012, sehingga pasang surut kinerja telah dilewati dan berhasil menunjukkan ketahanannya sampai sekarang. Meski dari sisi pergerakan harga sahamnya berada dalam tren bearish sekitar -62.8%, dari harga 485 an di April 2023 hingga menyentuh 180an per artikel ini ditulis.
Historical harga saham TRIS. Source: finance.yahoo.com
Review TRIS Unjuk Gigi di 3Q2024!
Mengacu pada laman website resmi TRIS – trisula.co.id, perusahaan ini memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun sebagai penyedia pakaian. Lantas bagaimana dengan pertumbuhan asset dan ekuitasnya?
Neraca Keuangan TRIS
Mengacu pada laporan keuangan 3Q2024, TRIS memiliki total Asset sebesar Rp1.25 triliun, naik 7.7% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp1.16 triliun. Kenaikan total Aset ini didukung oleh kenaikan Aset Lancar menjadi Rp860.33 miliar (+6.7% YoY) dan Aset Tidak Lancar menjadi Rp395.74 miliar (+8.8% YoY).
Pada Aset Lancar, di periode 3Q2024 TRIS memiliki kas sebesar Rp118.63 miliar, naik 7.2% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp110.64. Hasil ini diperoleh atas rata-rata kenaikan simpanan dalam Rupiah dan Dolar Singapura, sedangkan Dolar Amerika Serikat sedikit menurun, berikut rinciannya:
Catatan 4. Kas dan Setara Kas TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Selain itu, TRIS juga menerima Piutang usaha sebesar Rp229.60 miliar (+5.6% YoY). Lalu penambahan Persediaan sebesar Rp421.65 miliar (+13.1% YoY), berupa barang-barang kebutuhan operasional, seperti berikut:
Catatan 9. Persediaan TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Berikutnya pada Aset Tidak Lancar, TRIS memiliki kenaikan terbesar dari Aset Tetap sebesar Rp328.07 miliar (+9.8% YoY). Karena perusahaan melakukan penambahan beberapa asset seperti di bawah ini:
Catatan 13. Aset Tetap Rincian. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Pertumbuhan total Aset TRIS di 3Q2024 menjadi hal yang positif bagi prospek pertumbuhan perusahaan. Namun perlu diperhatikan dari sisi total Liabilitas di periode 3Q2024, yang tercatat sebesar Rp501.35 miliar (membengkak +12.7% YoY). Dengan rincian Liabilitas jangka pendek Rp422.57 miliar (+9.9% YoY) dan Liabilitas jangka panjang Rp78.77 miliar (+30.5% YoY).
Jika dilihat seksama pada Liabilitas jangka pendek, terdapat dua pos yang menyebabkan kenaikan signifikan, pertama ada Pinjaman bank jangka pendek Rp158.40 miliar yang berasal dari entitas anak usaha MI, TSC, BELL, TMS, MU, PBM, SL, TBM, CK, SAC, TBAM. Kedua ada Utang usaha pihak ketiga Rp156.97 miliar. Di bawah ini adalah rincian dari Pinjaman bank jangka pendek:
Rincian Liabilitas Jangka Pendek. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Dengan begitu, maka secara Liquidity ratio TRIS berada di level 2.0x. Dengan perbandingan total liabilitas jangka pendek yang sebesar Rp422.57 miliar VS total Aset lancar Rp860.33 miliar. Ini berarti TRIS memiliki kemampuan dua kali lipat, terhadap kewajiban jangka pendeknya.
History Liquidity Ratio. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Akan tetapi cukup disayangkan dari sisi Debt to Equity ratio yang ada di level 1.03x. Di mana total Liabilitas TRIS yang mencapai Rp501.35 miliar VS total Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas sebesar Rp486.02 miliar. Jelas Ekuitas yang dimiliki TRIS tidak mumpuni untuk memenuhi seluruh Liabilitasnya di 3Q2024.
History DER. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Sama halnya dengan Cash ratio TRIS yang hanya sebesar 0.3x, menjadi ‘warning’ terhadap kemampuan kas perusahaan yang sebesar Rp118.63 miliar, tidak dapat untuk membayar Liabilitas jangka pendek Rp422.57 miliar.
History DER. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Secara keseluruhan Neraca keuangan TRIS masih baik, karena didukung pertumbuhan perusahaan dan penambahan asset. Hanya saja, tidak dapat ditampik bahwa TRIS cukup dibebani dengan posisi kas yang rendah, namun total Liabilitasnya meningkat. Terlebih lagi Liabilitas dalam jangka pendeknya terbilang besar, yang membuat kemampuan perusahaan cukup berisiko.
Profitabilitas TRIS
Pertumbuhan pada Neraca keuangan, juga diikuti oleh penjualan yang positif di 3Q2024 menjadi sebesar Rp1.08 triliun, atau naik 3.8% YoY dari periode sebelumnya 3Q2023 sebesar Rp1.04 triliun. Dengan rincian kontribusi terbesar terhadap total pendapatan TRIS, berasal dari Segmen Manufaktur 81.5%; kontribusi terbesar kedua dari Segmen Distribusi 20.7%; kontribusi ketiga dari Segmen Ritel 12.4%; dan kontribusi terakhir Segmen Seragam 10.1%. Di bawah ini adalah rincian penjualan masing-masing segmen:
Informasi segmen operasi TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Jika mengacu pada keuntungan penjualan berdasarkan pasar lokal dan ekspor. Maka kontribusi penjualan TRIS terbesar berasal dari pasar ekspor, rincian kontribusi pasar ekspor pihak ketiga 52.9% terhadap total pendapatan dan kontribusi pasar ekspor pihak berelasi 6.06% terhadap total pendapatan. Untuk diketahui, cakupan pasar ekspor TRIS mencapai 60%. Beberapa negara dengan ekspor terbesar dari TRIS antara lain Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Catatan 29. Penjualan Ekspor Lokal TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Hal menarik dari kenaikan penjualan TRIS adalah Beban pokok penjualan yang dapat ditekan menjadi sebesar Rp796.40 miliar, naik tipis 0.6% YoY dari periode sebelumnya Rp791.27 miliar. Capain tersebut, membuat TRIS dapat meraup laba kotor mencapai Rp286.21 miliar, naik 12.6% dari periode sebelumnya Rp253.96 miliar.
Tidak hanya itu, TRIS juga mampu menekan sejumlah bebannya, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan lebih solid. Seperti Beban Umum dan administrasi Rp105.24 miliar (+4.4% YoY), yang seluruh komponennya dijaga tetap stabil; Beban Penjualan dan pemasaran Rp85.10 miliar (+17.1% YoY), dengan kenaikan terbesar pada Gaji dan tunjangan sebesar Rp27.62 miliar (+26.2% YoY).
Sedangkan Beban keuangan TRIS tercatat turun menjadi -Rp12.85 miliar (-1.2% YoY). Penurunan bunga pinjaman bank ini terjadi pada pinjaman jangka pendek dan jangka panjang para entitas anak usaha. Berikut rinciannya:
Catatan 33. Beban Keuangan TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Pendapatan Lain-lain
Komponen lain yang mendukung TRIS unjuk gigi di 3Q2024, seperti Laba atas penjualan asset tetap Rp188.02 miliar:
Catatan 13. Aset Tetap – Bagian penyusutan asset tetap. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
TRIS juga memiliki Pendapatan keuangan Rp758.01 juta (-39.6% YoY), salah satunya yang diperoleh dari PT Inti Nusa Damai. Selain itu, TRIS juga memiliki pendapatan sewa Rp1.53 triliun (+4.7% YoY), rinciannya di bawah ini:
Pendapatan sewa TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Termasuk dengan pendapatan Lain-lain neto sebesar Rp1.95 triliun (+3.7% YoY), yang tidak dirinci oleh perusahaan. Namun jika mengacu pada catatan 35, maka pendapatan lain-lain ini berasal dari transaksi Grup dengan pihak-pihak berelasi.
Capaian tersebut, membuat Laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan di 3Q2024 sebesar Rp31.92 miliar, naik 13.7% YoY dari periode sebelumnya Rp28.07 miliar. Dengan capaian laba dua digit dan pertumbuhan positif di seluruh segmen bisninya, TRIS unjuk gigi di 3Q2024.
Arus Kas TRIS
Pada kas operasi tercatat positif Rp112.87 miliar, menandakan penerimaan perusahaan jauh lebih besar dari pengeluaran.
Arus kas operasi TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Pada kas investasi tercatat negatif -Rp63.19 miliar, di mana pada periode 3Q2024 TRIS banyak melakukan aksi investasi. Mulai dari tanah, mesin, peralatan pabrik, bangunan dan prasarana, kendaraan, hingga peralatan dan perabotan kantor. Termasuk investasi pada Aset Keuangan berupa Reksa dana, Efek ekuitas, Deposito jangka panjang, dan lainnya.
Arus kas investasi TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Sedangkan untuk kas pendanaan tercatat negatif -Rp41.68 miliar, karena TRIS banyak melakukan pembayaran. Meski ada Penerimaan pinjaman bank jangka panjang Rp15.72 miliar dan Penerimaan atas penjualan saham treasuri Rp53.96 juta.
Arus kas pendanaan TRIS. Source: Laporan Keuangan TRIS Kuartal III-2024
Pada periode 3Q2024, TRIS memiliki arus kas dengan ‘best indicator’. Dengan kas operasi positif karena penerimaan lebih besar, didukung dengan kas investasi negatif akibat beberapa investasi yang dilakukan. Hingga kas pendanaan negatif, karena perusahaan yang berupaya memenuhi tanggung jawabnya.
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…
Industri Tekstil Tidak Stabil VS TRIS Unjuk Gigi
Industri Tekstil yang Tidak Stabil
Industri tekstil saat ini sedang menghadapi tantangan global dan ketidakstabilan ekonomi. Sehingga meninmbulkan ancaman terhadap kelangsungan bisnis perusahaan-perusahaan tekstil secara keseluruhan. Mengacu pada data Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara alias KSPN – sepanjang 9 bulan 2024 ini cukup banyak perusahaan tekstil yang memberlakukan PHK terhadap karyawannya, antara lain:
Nama PT yang tutup operasi | Lokasi | Jumlah PHK per 9M2024 |
PT S Dupantex | Jawa Tengah | ±700an orang |
PT Alenatex | Jawa Barat | ±700an orang |
PT Kusumahadi Santosa | Jawa Tengah | ±500an orang |
PT Kusumaputra Santosa | Jawa Tengah | ±400an orang |
PT Pamor Spinning Mills | Jawa Tengah | ±700an orang |
PT Sai Apparel | Jawa Tengah | ±8.000an orang |
PT Sinar Panca Jaya | Jawa Tengah | ±3.000an orang |
Nama PT yang melakukan efisiensi | Lokasi | Jumlah PHK per 9M2024 |
PT Biratex | Jawa Tengah | ±400an orang |
PT Johartex | Jawa Tengah | ±300an orang |
PT Pulomas | Jawa Barat | ±214an orang |
PT Daliatex | Jawa Barat | ±500an orang |
PT Delta Merlin 1 | Karanganyar | ±200an orang |
PT Delta Merlin 2 | Karanganyar | ±100an orang |
PT Agung Tex | Karanganyar | ±50an orang |
PT Samwon | Jawa Tengah | ±350an orang |
Besarnya angka PHK yang terjadi pada perusahaan-perusahaan tekstil, dipicu oleh beberapa persoalan:
- Kebijakan impor yang membuat serbuan barang luar tidak terkendali
Salah satu poin kebijakan impor yang membebani perusahaan tekstil dalam negeri adalah dihapusnya persyaratan pertimbangan teknis atau pertek terhadap impor tekstil dan juga berbagai produk tekstil. Imbas dari kebijakan tersebut, perusahaan lokal harus mengalami persaingan yang sengit. Lantaran pasar tekstil dibanjiri oleh produk tekstil yang dijual murah.
- Adanya Impor Ilegal
Mulai dari praktik penyelundupan yang dilakukan dalam beberapa skema. Seperti modus impor Borongan, hingga under invoicing yang serba memudahkan masuknya produk tekstil ke Indonesia secara illegal.
- Masih minumnya keberpihakan Pemerintah pada sektor tekstil
Misalnya berupa peningkatan investasi pada sektor tekstil; atau peningkatan fasilitas untuk konveksi/garmen/tekstil; dan/atau pemberlakuan insentif untuk memajukan industri tekstil dalam negeri. Keberpihakan Pemerintah pada sektor tekstil ini besar pengaruhnya terhadap kemajuan inovasi tekstil dan juga penggunaan teknologi modern pada proses produksi. Sehingga dapat mendorong daya saing pasar tekstil lokal, terhadap serbuan impor.
Dampaknya pun secara langsung berimbas pada turunnya penjualan tekstil dalam negeri. Disusul banyaknya pemutusan hubungan kerja secara massal (PHK), yang diakibatkan efisiensi operasional, pailit dan/atau bangkrutnya perusahaan tekstil.
TRIS Unjuk Gigi di 3Q2024
Meski begitu, justru tidak menyurutkan upaya TRIS untuk mencatatkan kinerja keuangan yang positif di 3Q2024. TRIS memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan seluruh entitas anak usaha dan sistem operasional yang terintegrasi secara penuh. Sehingga mendukung perusahaan untuk memberikan produk-produk garmen dan tekstil yang berkualitas tinggi.
Terlebih lagi penjualan TRIS didominasi oleh pasar ekspor, yang memiliki profil ekonomi berbeda dengan Indonesia. Sehingga masih dapat menjamin adanya permintaan dan penjualan ke pasar ekspor, dibandingkan lokal. Tak pelak, situasi ini mendukung posisi TRIS untuk bertahan di tengah guncangan industri tekstil sejenis yang mengalami penurunan.
Perbandingan Industri IDXCYCLIC | |||
Emiten | Revenue | Net Profit | Indikator |
TRIS | Rp1.08 Triliun | Rp31.92 Miliar | ↑ |
MYTX | Rp974.36 Miliar | -Rp50.87 Miliar | ↓ |
ESTI | Rp285.8 Miliar | -Rp1.9 Miliar | ↓ |
SSTM | Rp162.15 Miliar | Rp10.02 Miliar | ↓ |
Tentu pencapaian TRIS unjuk gigi di 3Q2024 ini, berbeda jauh dengan kondisi yang dialami oleh emiten SRIL yang justru terus mengalami penurunan kinerja. Sehingga berada dalam kerugian secara berturut-turut, hingga menyebabkan SRIL dikenakan status pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang.
[Baca lagi: Sritex Pailit! Potensi Delistin dari BEI Makin Besar?]
Strategi TRIS Mempertahankan Kelangsungan Bisnis
Tren fashion yang menggunakan bahan daur ulang ramah lingkungan, yang tengah berkembang massif di Eropa. Nampaknya mulai digandrungi oleh banyak konsumen dari berbagai negara lain, termasuk Indonesia. Alhasil dalam beberapa waktu terakhir dunia fashion berlomba-lomba menciptakan produk fashion:
- Produk dengan benang daur ulang
- Produk yang menggunakan bahan organik ramah lingkungan
Dengan harapan produk-produk fashion ke depannya akan memiliki add value yang lebih baik dan memiliki dampak ke lingkungan yang dapat diminimalisir.
Tren fashion bahan daur ulang ramah lingkungan ini lahir, bukan tanpa sebab. Mengacu pada laporan sebuah lembaga riset, mengungkapkan bahwa saham tekstil merupakan salah satu jenis sampah dengan kontribusi besar dalam mempengaruhi kualitas lingkungan. Dengan banyaknya sampah tekstil yang menumpuk pada tempat pembuangan sampah atau TPS, yang memicu awal masalah lingkungan. Kondisi tersebut menyedot perhatian dunia, bahwa sampah tekstil bisa berimbas buruk pada lingkungan.
Operasional TRIS. Source: insight.kontan.co.id
Oleh sebab itu, sebagian besar negara sudah mulai mengatur dan memberlakukan beberapa kebijakan. Salah satunya seperti regulasi yang mengharuskan konsumen memanfaatkan sebagian bahan baku yang berasal dari produk-produk daur ulang yang ramah lingkungan.
Hal tersebutlah yang saat ini sedang menjadi fokus TRIS sebagai produsen tekstil – yang masih bertahan di Indonesia. Widjaya Djohan – selaku Direktur Utama TRIS, mengungkapkan bahwa TRIS yang merupakan produsen tekstil, garmen beserta turunin lainnya sangat memperhatikan aspek-aspek lingkungan. Dengan cara melakukan berbagai upaya mitigasi dampak lingkungan, seperti:
- Mengelola lingkungan yang baik dari limbah tekstil.
- Menciptakan produk tekstil yang tahan lama, agar masa pakainya menjadi lebih panjang.
- Menciptakan mekanisme penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan untuk seluruh produk tekstil.
- Melahirkan konsep desain tekstil yang berkelanjutan.
- Lebih selektif dalam memilih bahan kimia yang digunakan dalam produksi tekstil. Di mana TRIS hanya akan menggunakan bahan kimia ramah lingkungan dalam mengolah tekstil dan produk tekstil.
- Memastikan bahan baku kimia, memiliki sertifikat eco-passport yang dijamin oleh Lembaga Standar seperti Bluesign. Contohnya bahan baku benang yang sudah memiliki sertifikat ‘Oeko-Tex Standard 100’; atau produk jadi lolos sertifikai Oekotex Standard 100 dan SPPT SNI 56:2017; atau juga registrasi produk K3L (keamanan-keselamatan-kesehatan-dan lingkungan).
- Memproduksi berbagai produk yang terbuat dari bahan baku daur ulang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan kinerja keuangan yang dihasilkan produsen tekstil ini terbilang positif, sehingga tidak heran jika TRIS unjuk gigi di 3Q2024 ini. Penjualannya yang meningkat, didukung oleh pasar ekspor nya yang paling mendominasi, dibandingkan pasar lokal. Diikuti efisiensi pada biaya-biaya operasionanya dan sejumlah beban usaha yang dapat ditekan oleh TRIS. Yang pada gilirannya memberikan pertumbuhan positif pada kinerja laba bersihnya. Hal tersebut rupanya, mendukung TRIS unjuk gigi di 3Q2024.
Disamping itu, TRIS juga memiliki strategi bisnis yang diyakini akan mampu menjaga kelangsungan bisnis. Di mana TRIS akan beradaptasi dan mengikuti tren fashion yang menggunakan bahan-bahan daur ulang ramah lingkungan, seperti yang sudah dilakukan negara-negara lain.
Source: google search tren fashion
Meski begitu, kelemahan yang dimiliki TRIS berada pada kemampuan perusahaan cukup riskan bagi TRIS, dengan Debt to Equity ratio (DER) 1.03x dan Cash ratio 0.3x. Ini berarti risiko terbesar TRIS berada pada kemampuan pengelolaan utang dan pinjaman perusahaan. Posisi liabilitasnya sendiri melampai ketersediaan modal yang dimiliki perusahaan. Ditambah lagi dengan posisi kas yang justru lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan investasi Aset Keuangan, sedangkan porsi utang dalam jangka pendek cukup besar.
Lantas dengan kemampuan TRIS yang terbatas tersebut, apakah TRIS unjuk gigi di 3Q2024 akan berakhir di periode berikutnya? Mengingat target penjualan 10% dan laba bersih 30% sampai di akhir tahun 2024 ini…***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.