Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Saham nikel merupakan salah satu sektor industri bisnis pertambangan yang banyak diincar oleh pelaku pasar. Saham nikel dianggap sangat potensial dalam memberi keuntungan kepada para pemegang sahamnya. Namun dari sisi komoditas, nikel ini sangat rentan oleh berbagai faktor global yang membuatnya memiliki volatilitas yang tinggi. Nah bagaimana penjelasannya? Mari kita simak faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saham nikel, beserta dengan risikonya dalam artikel berikut ini!
Daftar Saham Nikel yang Terdaftar di BEI
Di Bursa Efek Indonesia sampai dengan saat ini ada cukup banyak perusahaan yang menjalankan bisnis pertambangan nikel/feronikel/bijih nikel/mineral nikel. Beberapa diantaranya dengan cakupan bisnis relatif besar adalah
Emiten dan Sticker Code | Keterangan Bisnis | |
1. | PT Merdeka Battery Materials Tbk – MBMA
| Perusahaan induk atas grup usaha yang menjalankan bisnis pertambangan nikel dan mineral lainnya. Termasuk dengan pengolahan dan kegiatan usaha lain yang terintegrasi dalam rantai nilai mineral dan juga bahan baku baterai kendaraan motor listrik. |
2. | PT Trimegah Bangun Persada Tbk – NCKL
| Perusahaan dengan kegiatan usaha utama: Pertambangan bijih nikel dan Kawasan industri. Dengan jenis nikel yang diproduksi: Jenis Nikel yang dihasilkan NCKL. Source: Laporan Tahunan NCKL 2023 |
3. | PT Aneka Tambang Tbk – ANTM | Perusahaan menjalankan usaha pada bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian dan menjalankan usaha pada bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa pertambangan.
|
4. | PT Vale Indonesia Tbk – INCO | Kegiatan bisnis utama yang dijalankan perusahaan: Operasi pertambangan bijih nikel, produksi nikel dalam matte, dan juga penjualan nikel matte. Jenis Nikel Matte. Source: Laporan Tahunan INCO 2023 |
5. | PT Central Omega Resources Tbk – DKFT | Perusahaan pertambangan bijih nikel yang terintegrasi secara langsung dengan smelter Feronikel |
6. | PT Harum Energy Tbk – HRUM | Perusahaan bergerak pada bidang aktivitas jasa pertambangan batubara, perdagangan, industri, manajemen konsultasi dan aktivitas perusahaan holding. Adapun di tahun 2023, HRUM melakukan diversifikasi usaha ke bidang pertambangan dan pengolahan nikel yang teringrasi. |
7. | PT. Ifishdeco Tbk – IFSH | Kegiatan bisnis utama yang dijalankan perusahaan: Bidang pertambangan bijih nikel yang mencakup penambangan dan pengolahan bijij nikel. Termasuk dengan usaha pemanfaatan bijih nikel. |
8. | PT Resource Alam Indonesia Tbk – KKGI | Diawali bisnis produksi adhesive kayu, tepat pada tahun 2003 perusahaan ekspansi ke bidang bisnis pertambangan Batubara. Kemudian di tahun 2015 ekspansi ke bisnis pembangkit listrik melalui akuisisi PT Khatulistiwa Hidro Energi dan mendirikan PT Bumi Hidra Energi di tahun 2016. Setelahnya, KKGI juga menekuni bisnis real estate. Dan kembali berekspansi pada bisnis Jasa Kontraktor dan Jasa Trader Tambang Nikel lewat akuisisi 70% saham PT Buton Mineral Indonesia dan PT Bira Mineral Nusantara. Produk yang dihasilkan:
|
9. | PT Timah Tbk – TINS | Perusahaan bergerak pada sektor pertambangan yang terintegrasi, mulai dari: Eksplorasi, Penambangan, Pengelolaan Mineral. Produk yang dihasilkan:
|
10. | PT PAM Mineral Tbk – NICL | Perusahaan bergerak pada bidang pertambangan dan penggalian mineral nikel, yang dilakukan secara langsung dan melalui anak usaha, khususnya bijih nikel. |
Prospek Saham Nikel
Saham-saham nikel di atas berhasil memikat minat pelaku pasar dalam beberapa tahun terakhir. Hal utamanya didorong oleh meningkatnya permintaan nikel untuk mendukung perkembangan industri baterai kendaraan listrik.
Berdirinya Pabrik Baterai Listrik
Pasalnya hasil produksi dari industri nikel, saat ini banyak digunakan untuk memproduksi stainless steel dan juga baterai untuk kendaraan listrik. Terlebih lagi belum lama ini, Pemerintah telah meresmikan Pabrik Baterai Listrik dengan nama PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power. Pabrik Baterai Listrik yang berada di Karawang – Jawa Barat tersebut, diklaim sebagai yang terbesar se-ASEAN yang akan menjadikan Indonesia pemain global di era kendaraan listrik (EV) saat ini.
Situasi di sekitar Pabrik Baterai Listrik HLI Green Power. Source: oto.com
Pabrik Baterai Listrik yang dimiliki oleh Konsorsium LG Energy Solution (LG) dan juga Hyundai Motor Group ini, ditaksir mampu melakukan produksi sebesar 50.000unit Battery System Assemblies yang diperuntukkan bagi BEV, untuk produk Hyundai Kone EV.
Situasi di sekitar Pabrik Baterai Listrik HLI Green Power. Source: oto.com
Potensi meningkatnya permintaan kendaraan listrik
Berdirinya Pabrik Baterai Listrik erat kaitannya dengan masa depan kendaraan listrik (EV) yang permintaannya akan terus meningkat. International Energy Agency pada awal tahun 2024 mengungkapkan perkiraannya, bahwa ada lebih dari separuh penjualan mobil secara global akan mengalami pengalihan ke mobil listrik di tahun 2035 mendatang. Sementara Pemerintah sendiri telah mematok target produksi kendaraan listrik sebanyak 600.000 unit sampai tahun 2030 nanti.
Smelter Nikel terbanyak di Indonesia
Berdasarkan pada informasi yang disampaikan Taufik Bawazier – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), bahwa jumlah keseluruhan industri smelter nikel yang sudah beroperasi sampai Maret 2024 kemarin adanya sebanyak 44 unit smelter. Dengan smelter nikel yang masih dalam proses konstruksi ada 19, dalam proses analisis (feasibility study) ada 7, sehingga secara total ada 70 unit smelter nikel. Hal ini diklaim mampu mendukung pertumbuhan industri nikel dalam memenuhi pasokan untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar global di tahun 2023
Berdasarkan data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar ±55 juta metrik ton di tahun 2023. Angka tersebut setara 42.3% dari total cadangan nikel global, yang diperhitungkan akan mencapai 130 juta metrik ton.
Daftar negara dengan cadangan nikel terbesar di tahun 2023. Source: databoks.katadata.co.id
Tantangan dan Risiko Saham Nikel
Terlepas dari prospek saham nikel yang terbilang menarik pada beberapa tahun ke depan. Sebaiknya juga perhatikan adanya potensi risiko pada saham nikel, yang antara lain dipengaruhi berbagai dinamika:
Berubahnya regulasi Pemerintah
Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang menghambat pertumbuhan industri nikel. Jika terjadi risiko regulasi, maka harga saham perusahaan nikel akan menurun.
Perkembangan teknologi baterai listrik
Bukan tanpa kompetitor, tren dunia pabrikasi baterai kendaraan listrik saat ini sudah mulai mengembangkan jenis Baterai Lithium Ferro Phospate (LFP), yang diklaim bebas nikel dan kobalt. Bahkan memiliki nilai lebih murah dan aman, dibandingkan Lithium Ion dengan katoda yang mengandung nikel, mangan atau aluminium, kobalt (NMC). Sehingga Baterai LFP ini akan menjadi alternatif lain selain NMC yang sekarang banyak digunakan. Sebagai tambahan informasi, Tesla dan CATL berencana untuk membangun pabrik baterai LFP di Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, kompetitor lain juga datang dari BYD yang merilis baterai generasi baru berupa Baterai Blade LFP yang memiliki kepadatan energi sebesar 190Wh/kg. Angka ini naik signifikan dari densitas saat ini yang sebesar 150 Wh/kg yang dirilis pada tahun 2020.
Baterai Blade milik BYD. Source: ekonomi.republika.co.id
Kendaraan listrik yang beralih pada penggunaan Baterai Lithium Ferro Phospate (LFP)
Sebut saja beberapa diantaranya: Kendaraan listrik asal pabrikan China seperti BYD, Chery, Wuling, dan SAIC. Ada juga Neta, GAC, dan Aion, hingga Tesla.
Potensi oversupply
Bercermin dari banyaknya smelter nikel yang beroperasi saat ini, tentu hal ini dapat meningkatkan potensi oversupply nikel. Sementara di waktu yang sama pasokan untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik, masih dalam pengembangan bertahap. Ditambah dengan semakin tingginya kompetisi dalam industri nikel.
Sebagai dampak dari oversupply ini, tidak heran jika harga komoditas nikel masih tertekan sampai dengan saat ini menyentuh level $15.973 per ton.
Harga nikel terendah dalam 5 bulan terakhir. Source: tradingeconomics.com
Tantangan-tantangan di atas, berpotensi menimbulkan kenaikan biaya energi di luar estimasi yang sudah diperhitungkan. Belum lagi dengan risiko harga jual yang berada jauh di bawah target, mengingat Baterai jenis LFP ini memiliki harga yang lebih murah dari Baterai berbahan nikel.
Faktor yang Memengaruhi Harga Saham Nikel
Sementara dari sisi faktor yang mempengaruhi harga saham nikel juga cukup banyak, baik itu internal maupun eksternal perusahaan. Beberapa diantaranya:
Faktor Internal:
- Kinerja keuangan perusahaan, seperti laba bersih, arus kas, dan rasio keuangan.
- Strategi bisnis perusahaan, mulai dari ekspansi, diversifikasi usaha, dan inovasi berbagai produk.
- Pengelolaan perusahaan, mulai dari manajemen (GCG), manajemen risiko, dan kepatuhan hukum.
Faktor Eksternal:
- Permintaan dan pasokan nikel, besar kecilnya jumlah permintaan dan pasokan nikel di pasar global.
- Kondisi ekonomi global, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kebijakan suku bunga.
- Kebijakan pemerintah, seperti perpajakan, perdagangan, hingga kebijakan lingkungan.
Persiapan Berinvestasi Saham Nikel
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan berinvestasi pada saham nikel:
Pahami risiko
Investasi saham nikel memiliki risiko yang cukup tinggi, kinerja perusahaan sangat rentan dipengaruhi oleh faktor-faktor global. Salah satunya pergerakan harga nikel global.
Lakukan riset fundamental
Penting untuk melakukan riset mendalam terhadap emiten nikel yang akan diinvestasikan. Misalnya, apakah pasar nikel yang dimiliki hanya domestik atau juga ada pasar ekspor?
Siapkan dana
Pastikan Anda memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi pada saham nikel.
Siapkan mental
Siapkan diri untuk memantau pergerakan harga nikel dan jumlah permintaan pasokan nikel karena ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Termasuk pada pergerakan harga saham nikel itu sendiri.
[Baca lagi: DRMA Garap Produksi Battery Casing Hyundai]
Kesimpulan
Prospek saham nikel di masa depan dapat dikatakan ‘akan menarik’, dengan berbagai upaya Pemerintah mulai dari beroperasinya Pabrik Baterai Listrik dan banyaknya smelter nikel yang dimiliki Indonesia. Ditambah dengan terjalinnya, kerja sama antara Indonesia dengan Hyundai sendiri, juga menjadi peluang menarik bagi ruang pertumbuhan saham nikel. Lantaran kerja sama keduanya sebagai mitra sudah tidak terelakkan lagi. Ditambah saat ini sedang dalam proses pembangunan Ibukota Nusantara, yang akan menggunakan kendaraan listrik (EV) sebagai transportasi utamanya.
Hanya saja hal itu, tidak lepas dari tantangan dan juga risiko yang mungkin dihadapi dalam beberapa waktu ke depan. Seiring dengan kehadiran competitor pabrikasi baterai listrik berjenis LFP atau/juga dengan jenis lain seperti Baterai Blade LFP, yang diklaim lebih aman dan cenderung murah dibandingkan baterai berbahan nikel atau NMC.
Nah dari daftar saham nikel di atas, kira-kira saham mana yang akan sangat diuntungkan dengan prospek industri baterai kendaraan listrik (EV) yang berkembang saat ini?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.