Dilution-Saham

Dilution atau dalam bahasa Indonesia disebut “dilusi” adalah istilah pasar modal yang akan kita cari tahu, baik dari sisi konsep maupun faktor-faktor penyebabnya. Mengingat efek dilution dalam investasi saham ini dapat berimbas kepada para pemegang saham. Yuk simak pembahasan mengenai dilution!

Ilustrasi dilusi pada porsi kepemilikan. Source: thebalancemoney.com

 

Konsep Dilution dalam Investasi

Dilution (dilusi) dalam konteks investasi merujuk pada pengurangan kepemilikan atau nilai relatif dari saham atau instrumen keuangan lainnya. Sebagai dampak dari meningkatnya jumlah saham beredar di publik.

Konsep dilution ini umumnya muncul dalam dua situasi utama:

  • Pertama, ketika perusahaan menerbitkan saham tambahan melalui penawaran umum perdana (IPO) atau penawaran saham tambahan untuk mendapatkan dana tambahan.
  • Kedua, ketika perusahaan menerbitkan opsi saham kepada karyawan atau memberi saham kepada pemegang obligasi sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan.

Dalam kedua kasus ini, penambahan saham baru dapat mengakibatkan dilusi bagi pemegang saham yang ada. Karena kepemilikan mereka sekarang merupakan bagian dari jumlah saham yang lebih besar.

 

 

Faktor-faktor yang Menyebabkan Dilusi

  • Penawaran umum perdana (IPO):

Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan penawaran umum perdana sahamnya di pasar modal untuk pertama kalinya, mereka biasanya menerbitkan saham tambahan. Ini dapat mengakibatkan dilusi karena jumlah saham yang beredar meningkat, yang dapat menurunkan kepemilikan relatif dari pemegang saham yang ada.

  • Opsi saham karyawan:

Perusahaan sering memberikan opsi saham kepada karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi atau insentif. Ketika opsi saham ini dieksekusi, saham tambahan diterbitkan, yang dapat menyebabkan dilusi bagi pemegang saham yang ada.

  • Konversi obligasi:

Ketika perusahaan mengkonversi obligasi menjadi saham, itu juga menghasilkan penambahan saham baru ke dalam jumlah saham yang beredar. Ini dapat mempengaruhi kepemilikan relatif dari pemegang saham yang ada dan menyebabkan dilusi.

  • Penawaran hak:

Ketika perusahaan memberi hak pada para pemegang saham, agar membeli saham tambahan saat harga masih diskon. Maka penambahan saham baru tersebut, dapat menyebabkan dilusi bagi pemegang saham yang ada karena jumlah saham yang beredar meningkat.

  • Penggabungan atau akuisisi:

Dalam situasi penggabungan atau akuisisi, perusahaan yang lebih besar biasanya menerbitkan saham tambahan untuk membeli perusahaan target. Ini juga dapat mengakibatkan dilusi bagi pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi jika jumlah saham yang beredar meningkat secara signifikan.

Ilustrasi dilusi pada pemegang saham. source: hrreview.co.id

 

Efek Dilution Terhadap Saham

Efek dilusi terhadap saham adalah fenomena di mana nilai kepemilikan relatif dari pemegang saham yang ada dalam sebuah perusahaan mengalami penurunan. Hal ini terjadi akibat penambahan saham baru ke dalam jumlah saham yang beredar.

Dalam konteks ini, dilusi dapat memiliki beberapa dampak yang signifikan terhadap nilai saham dan posisi pemegang saham yang ada, yakni:

  • Pertama, dilusi dapat menyebabkan penurunan nilai saham karena adanya peningkatan persediaan saham tanpa peningkatan yang proporsional dalam nilai perusahaan. Hal ini dapat mengurangi pendapatan per saham dan kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen kepada pemegang saham.
  • Kedua, dilusi dapat mengurangi pengendalian yang dimiliki oleh pemegang saham yang ada, karena kepemilikan mereka akan menjadi lebih kecil dalam jumlah saham yang lebih besar. Ini dapat mengubah dinamika kekuasaan dalam pengambilan keputusan perusahaan dan mengurangi kepentingan pemegang saham yang ada.

 

Dilusi Saham

[Baca lagi: Dilusi Saham dan Contoh Kasus!]

 

Dilution vs Anti-Dilution

Dilusi dan anti-dilusi merupakan dua konsep yang saling berlawanan dalam dunia investasi. Dilusi terjadi ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham baru yang mengakibatkan pemegang saham yang sudah ada mengalami penurunan kepemilikan relatif terhadap perusahaan.

Sebaliknya, anti-dilusi terjadi ketika sebuah perusahaan mampu meningkatkan nilai per sahamnya tanpa harus mengeluarkan lebih banyak saham. Contohnya, jika sebuah perusahaan meningkatkan laba bersihnya tanpa menambah jumlah saham yang beredar, maka nilai per saham akan naik, dan pemegang saham yang sudah ada akan mendapatkan manfaat dari kenaikan nilai tersebut tanpa mengalami dilusi.

Oleh karena itu, Anda perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kedua konsep ini, sebelum akhirnya mengambil keputusan investasi.

Faktor yang Perlu Diperhatikan oleh Investor

  • Memahami tujuan investasi secara jelas.

Kenal dan tahu apa yang menjadi tujuan investasi, apakah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Termasuk dengan toleransi risiko yang dimiliki. Selain itu, analisis terhadap kondisi pasar dan tren ekonomi secara menyeluruh juga penting. Di mana didalamnya ada banyak faktor-faktor makro ekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar.

  • Riset mendalam terhadap perusahaan atau instrumen investasi yang diminati.

Riset ini bisa dengan melakukan analisis fundamental maupun teknikal. Di mana untuk riset fundamental akan memberikan Anda gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan dan juga prospek bisnis yang dijalankan.

  • Diversifikasi

Selalu ingat untuk menerapkan strategi diversifikasi portofolio investasi, agar risiko dapat tersebar dengan baik. Sehingga ketika ada saham yang merugi, setidaknya Anda masih berada dalam posisi yang aman. Lantaran Anda masih memiliki saham di sektor lain yang dapat memberikan keuntungan.

  • Pantau berkala dan mengevaluasi performa investasi secara berkala.

Ketika Anda memantau pertumbuhan portofolio investasi, maka Anda dapat melakukan evaluasi dan memanfaatkan waktu untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, maka Anda sebagai seorang investor dapat meningkatkan peluang keuntungan yang lebih optimal.

 

Contoh Kasus Dilusi

Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi yang berhasil meraih pertumbuhan pesat, mungkin memutuskan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO). Di mana tujuannya ialah untuk mendapatkan tambahan modal, sebagai bentuk dukungan terhadap ekspansi bisnis. Dalam proses IPO tersebut, perusahaan tersebut menerbitkan saham baru dan menjualnya kepada investor untuk mengumpulkan dana.

Akibatnya, jumlah saham yang beredar di pasaran meningkat, yang dapat menyebabkan dilusi bagi pemegang saham yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, jika seorang investor memiliki 10% saham perusahaan sebelum IPO, tetapi perusahaan menerbitkan saham baru yang setara dengan 20% dari total saham yang beredar. Maka kepemilikan investor tersebut akan terdilusi menjadi sekitar 8% setelah IPO.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai investasi mereka karena pemegang saham yang lebih baru akan memiliki hak yang sama dengan mereka. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami potensi dilusi dalam situasi seperti ini dan mengevaluasi dampaknya terhadap portofolio investasi mereka.

 

ACST Lakukan Right Issue

[Baca lagi: ACST Melakukan Right Issue Sampai Terdilusi 89%, Gimana Ceritanya?]

 

Strategi Investor Menghadapi Dilusi

  1. Diversifikasi Portofolio:

Salah satu strategi utama adalah dengan mendiversifikasi portofolio investasi. Dengan memiliki sejumlah investasi yang beragam di berbagai sektor dan industri, maka Anda dapat mengurangi dampak dilusi dari satu investasi tertentu pada portofolio.

  1. Evaluasi Potensi Pertumbuhan:

Sebelum berinvestasi, penting untuk Anda melakukan evaluasi mendalam terhadap potensi pertumbuhan perusahaan. Jika penawaran umum perdana atau penambahan saham baru diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. Maka dilusi mungkin dapat diterima sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

  1. Rencana Investasi Jangka Panjang:

Anda juga dapat mengadopsi pendekatan jangka panjang dalam rencana investasi, caranya dengan fokus pada tujuan jangka panjang dan keseluruhan kinerja portofolio. Maka bukan tidak mungkin Anda dapat meminimalisir dampak dilusi yang terjadi dalam jangka pendek.

  1. Pantau Kinerja Perusahaan:

Penting bagi Anda untuk terus memantau kinerja perusahaan tempat berinvestasi. Dengan memahami rencana dan strategi perusahaan, serta bagaimana pasar merespons penambahan saham baru. Hal ini akan sangat membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.

  1. Konsultasi dengan Profesional Keuangan:

Terakhir, jika merasa perlu, Anda juga dapat mencari saran dari profesional keuangan atau penasihat investasi untuk membantu Anda memahami dampak dilusi. Sekaligus untuk mengembangkan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan. Tentunya dengan pendekatan yang hati-hati dan pemahaman yang baik tentang situasi pasar. Hal ini dapat membantu Anda dalam mengelola dampak dilusi dan mencapai tujuan investasi yang diinginkan.

 

Kesimpulan

Dilution atau dilusi dalam investasi saham merupakan istilah yang merujuk pada pengurangan kepemilikan atau nilai relatif dari saham atau instrumen keuangan lainnya. Sebagai dampak dari meningkatnya jumlah saham beredar di publik.

Sederhananya, dilusi adalah turunnya jumlah kepemilikan saham investor yang disebabkan oleh masuknya penambahan modal, namun tidak disertai dengan partisipasi dari para pemegang saham lama. Sehingga memicu turunnya jumlah kepemilikan saham dalam porsi persentase. Sayangnya dalam situasi tersebut, jumlah lembar asset milik investor tetaplah sama.

Oleh sebab itu, dilusi dari kacamata investor merupakan salah satu bentuk risiko yang sebaiknya dihindari, terutama saat perusahaan tengah dan/atau akan melakukan rencana penambahan modal. Dilusi yang terjadi dalam investasi saham memang situasi yang hampir tidak dapat dihindari. Terlebih lagi dilusi ini terjadi lantaran didorong oleh corporate action yang berimbas pada hilangnya hak suara pemegang saham lama, sehingga tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan. Tentu saja ini akna menimbulkan risiko kerugian, jika Anda sebagai investor tidak mampu mengenali dengan cermat dan mengambil tindakan tepat.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

Untuk memantapkan wawasan Anda dalam mengenal dan menghitung valuasi sebuah saham. Yuk, jangan sampai ketinggalan untuk join Valuation Class yang diadakan secara Hybrid Class pada 18 – 19 Mei 2024.

Melalui Valuation Class ini Anda akan mendapatkan sejumlah materi mengenai valuasi, antara lain:

  1. Materi tanggal 18 Mei 2024
    • Slow Grower Companies
    • Stalwars Companies
    • Fast Growers Companies
    • Cyclical Companies
  1. Materi tanggal 19 Mei 2024
    • Turnaround Companies
    • Asset Play Companies
    • Technology Companies
    • Net Loss Companies (Perusahaan dengan Rugi Bersih)
    • New Listed Companies (IPO)

Pastikan bahwa Anda adalah salah satu value investor yang beruntung mengikuti Valuation Class yang RK Team selenggarakan hanya satu tahun sekali! Pendaftaran Early Bird sudah dibuka hari ini!!!

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *