Nataru-dan-Januari-Effect-PJAA

Terakhir diperbarui Pada 22 Januari 2024 at 10:28 am

PJAA adalah salah satu yang paling terpengaruh momentum Nataru dan Januari Effect. Hal itu tidak lepas dari posisi bisnis PJAA yang bergerak pada sektor pariwisata yaitu Pembangunan Jaya Ancol. Pertanyaannya, benarkah pengaruh Nataru dan Januari Effect mendongkrak kinerja PJAA? Bagaimana kinerja dan valuasi saham di sektor pariwisata ini?

 

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

 

 

 

 

Sebelum masuk pada pembahasan mengenai kinerja PJAA, ada baiknya kita melihat pergerakan harga saham PJAA terlebih dulu dalam jangka panjang. Apabila kita lihat pergerakan harga sahamnya sebelum terjadi pandemi covid-19 bisa dikatakan cukup menarik. Di mana harga saham PJAA sebelum pandemi covid-19 menyentuh level harga 1400 di tahun 2019.

Kemudian di tahun 2016-2017 berhasil menyentuh level 2000. Hingga di tahun 2015, harga sahamnya menyentuh all time highnya di level harga 2800an. Oleh karena itu, jika kita lihat secara histori maka harga saat ini masih ada potensi kenaikan yang cukup bagus. Saat artikel ini ditulis harga saham PJAA ditutup di harga 960 an…

 

 

Berikutnya, kita juga akan melihat harga saham PJAA dalam jangka pendek. Di mana harga saham PJAA saat ini, secara tahunan tergolong sudah naik, dari level 700an hingga akhirnya di akhir di tahun 2024 harga saham PJAA ditutup dilevel 960. Dengan itu, bisa kita katakan bahwa harga saham PJAA ini sedang masuk dalam konsolidasi alias masih sideways. Lantas, apakah ada potensi harga sahamnya naik di level harga 1400 atau bahkan 2000?

 

 

Nah untuk dapat menjawab itu, maka kita perlu lihat struktur kepemilkan dari PJAA. Berdasarkan porsi kepemilikan saham PJAA, mayoritas saham dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta sebesar 72%, bisa diartikan PJAA ini menjadi Badan Usaha Milik Daerah. Kemudian 18% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 9,99% dimiliki oleh masyarakat.

Terlepas dari porsi kepemilikan saham tersebut, PJAA beroperasional melalui 4 entitas anak usaha: 1. Taman Impian Jaya Ancol; 2. Jaya Ancol; 3. Sarana Tirta Utama; 4. Seabreez Indonesia. Di mana untuk Taman Impian Jaya Ancol dan Jaya Ancol memiliki usaha turunan yaitu Taman Impian, Genggam Anugrah Lumbung Kuliner dan Jaya Ancol Pratama Tol.

 

 

 

Sementara dari sisi milestone atau perjalanan dari PJAA, perusahaan sektor pariwisata ini mulai berdiri sejak tahun 1960. Kemudian di tahun 1966 diserahkan kepada Pemerintah daerah DKI Jakarta. Barulah di tahun 1992, dibentuk badan hukum sendiri yaitu PT Pembangunan Jaya Ancol. Hingga akhirnya tahun 2004, PT Pembangunan Jaya Ancol melakukan IPO.

 

 

Lalu, jika kita lihat segmen usaha, PJAA ini bergerak pada 5 segmen, yaitu: 1. Properti; 2. Tourism; 3. Resort; 4. Culinary; 5. MICE. Dengan pendapatan terbesar berasal dari segmen Tourism, tercatat total omset PJAA per September tahun 2023 lalu didominasi oleh pendapatan tiket, baik tiket wahana wisata maupun tiket masuk pintu gerbang.

Lalu untuk kontribusi pendapatan terbesar kedua berasal dari penyewaan kios lahan dan gedung. Asumsinya, semakin banyak pengunjung yang datang ke Ancol, maka akan semakin banyak revenue yang didapatkan.

 

Data di atas adalah data Per November tahun 2023

 

 

Berdasarkan data di atas, kita dapat melihat total kunjungan PJAA. Di mulai dari pintu gerbang, hingga November 2023 sudah ada 9.8 juta pengunjung. Dengan pengunjung terbesar ada di Dunia fantasi, yang hingga November 2023 sudah ada 2 juta pengunjung. Berikutnya, ada Ocean Dream Samudra yang hingga November 2023 ada 1.2 juta pengunjung. Disusul Sea World Ancol ada 1.1 juta pengunjung, Atlantis Water Adventure ada 554 ribu pengunjung dan juga Jakarta Bird Land ada 145 ribu pengunjung.

Lantas bagaimana dengan momen liburan natal dan tahun baru 2023? Jika kita lihat berita bahwa Ancol menargetkan 600.000 kunjungan selama libur nataru. Kemudian jika kita lihat tanggal 24 Desember 2023 Pengunjung ancol sudah tembus  89.000 orang. Sehingga dapat kita perkirakan bahwa kinerja PJAA secara full year 2023 bisa sangat bagus.

 

 

 

LK-PJAA-Kuartal-III-2023-Bagus

[Baca lagi: Survive Ketika Pandemi, Laporan Keuangan PJAA Kuartal III-2023 Bagus?]

 

 

 

Kinerja Pos Pendapatan PJAA

Berdasarkan kinerja pendapatan per September tahun 2023, PJAA mencatatkan pendapatan yang naik 43% YoY dari Rp630 miliar menjadi Rp902 miliar. Kenaikan pendapatan tersebut, juga diikuti oleh kenaikan laba bruto sebesar 43%YoY dari Rp343 miliar menjadi Rp491 miliar. Sehingga laba bersih PJAA naik signifikan sebesar 131%YoY dari Rp74 miliar menjadi Rp170 miliar. Tentu saja ini kenaikan yang bagus di sisi kinerja perusahaan.

 

 

Sementara jika dilihat secara historis dari pendapatan dan laba bersih PJAA, terhitung sejak tahun 2013. Maka pada tahun 2023, kita dapat proyeksikan kenaikan pendapatan sebesar 25%, ini menjadi target yang konservatif. Lantaran, jika kita lihat per September tahun 2023 kenaikan pendapatannya naik 43%. Ternyata naik 25% di tahun 2023 ini masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi lalu.

 

Sedangkan sebelum pandemi tahun 2019, pendapatan PJAA tercatat sebesar Rp1.3 triliun, yang pada range inilah harga saham PJAA mencapai harga tertingginya di level 2600an. Dan dari sisi laba bersih, kita juga dapat proyeksikan bahwa laba bersihnya naik ±50%. Jika skenario ini berjalan dengan sesuai prediksi, maka  bukan tidak mungkin laba PJAA akan menyentuh Rp231 miliar. Sehingga laba bersih tersebut, sudah sama dengan sebelum pandemi.

 

 

 

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan

 

 

 

 

 

Oya artikel mengenai PJAA ini, adalah salah satu emiten yang ada di ebook watchlist dan channel youtube The Investor tahun 2023 lalu. 5 ebook tersebut bisa di download gratis melalui youtube di channel The Investor.

Bagaimana dengan valuasinya? Di harga 960 menunjukan PBV 0,92x dengan ROE 13,84% dimana ROE tersebut lebih tinggi dibandingkan saat sebelum pandemi covid-19 lalu. menurut kami level PBV saat ini masih tergolong Undervalue. Pada harga 960 menunjukan valuasi PE Ratio 6x. Dimana jika kita melihat historis saat harga sahamnya menyentuh level 2000, saat itu PE rationya berada di sekitar 12x. Jadi menurut kami harga saham PJAA saat ini masih bisa melanjutkan kenaikan dengan catatan growth kinerjanya masih terus terjaga.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *