Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Emiten PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) kembali melakukan ekspansi bisnis. Setelah pada tahun 2019, sukses mendirikan AnterAja bahkan ketika terjadi pandemi Covid19. Yang memicu semakin tingginya kebutuhan akan ekspedisi. Dan kini ASSA kembali memperkuat bisnis logistik melaui brand CargoShare Logistics. Akankah ini menjadi angin segar bagi prospek bisnis ASSA?
Alasan ASSA Ekspansi Lini Bisnis
ASSA merupakan perusahaan di bawah naungan Triputra Group. Tercatat ada beberapa perusahaan lain di bawah Triputra Group, yang juga telah mencatatkan sahamnya di BEI. Sebut saja diantaranya: DSNG, KMTR, TAPG, DRMA, ESSA, ADRO dan ASSA.
ASSA sendiri adalah salah satu perusahaan yang tengah berupaya meningkatkan kembali kinerjanya, melalui ekspansi. Berikut ini beberapa alasan yang dapat melatarbelakangi keputusan ASSA ekspansi lini binis, yakni:
Turunnya kinerja pendapatan jasa pengiriman
Berdasarkan laporan keuangan ASSA pada kuartal III-2023, tercatat bahwa lini bisnis sewa kendaraan mobil penumapang memegang proporsi pendapatan terbanyak sebesar Rp1.14 triliun atau naik 10.67% YoY. Kemudian oleh pendapatan dari penjualan kendaraan bekas sebesar Rp639.1 miliar atau naik 27.03% YoY. Berikut ini proporsi pendapatan ASSA secara rinci:
Pendapatan ASSA Catatan Kaki. 26. Source Laporan Keuangan ASSA Kuartal III-2023
Sayangnya, dari laporan pendapatan tersebut, lini bisnis jasa pengiriman ASSA justru mengalami penurunan kinerja sebesar Rp1.13 triliun atau sekitar -57.03%, dari periode kuartal III-2022 yang tembus Rp2.63 triliun.
Penurunan yang terjadi pada lini bisnis jasa pengiriman, tentunya menjadi perhatian khusus bagi manajemen ASSA. Di tengah kenaikan kinerja beberapa segmen lain, mulai dari Sewa kendaraan mobil penumpang (10.67% YoY), penjualan kendaraan bekas (27.03% YoY), sewa juru mudi (4.6% YoY), jasa logistik (27.02%) dan jasa lelang yang juga naik (38.47% YoY).
Sampai di sini, dapat dikatakan bahwa ASSA ingin mengupayakan kembali kenaikan kinerja pada lini bisnis logistik, terutamanya pada jasa pengiriman.
Kesinambungan dengan pilar bisnis ASSA
Tidak hanya itu, jika dilihat lebih deep dengan mengacu pada pemaparan public expose. Maka ASSA memiliki pilar bisnis “Transportasi yang mengintegrasikan mobilitas orang dan mobilitas barang”.
Pilar Bisnis ASSA. Souce: Public Expose ASSA Tahun 2023
Sehingga untuk dapat meningkatkan mobilitas barang, salah satu sektor bisnis yang akan diperkuat adalah mobilitas barang melalui lini bisnis logistiknya.
Riset World Bank atas Logistics Performance Index (LPI)
Pertimbangan lain yang juga memicu ASSA ekspansi lini bisnis, adalah adanya riset dari World Bank mengenai pertumbuhan Logistics Performance Index (LPI). Riset yang dirilis World Bank tersebut, mengungkapkan bahwa telah terjadi penurunan kinerja sektor logistik, dibandingkan dengan LPI 2018. Akibatnya saat ini Indonesia mengalami penurunan peringkat.
Kendati demikian, khusus untuk Indonesia masih memiliki peluang perbaikan. Menurut data Kementerian Perhubungan, biaya logistik di Indonesia sudah mencapai angka 23% PDB Nasional. Berbeda dengan negara maju lainnya, di mana biaya logistik berada di kisaran 10% dari PDB Nasional.
Tidak heran, jika ASSA ekspansi lini bisnis dengan optimisme yang tinggi. Melalui CargoShare Logistics, ASSA berkomitmen menerapkan strategi efisiensi dan juga low cost economy.
Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Januari 2024 yang telah terbit…
Danai Ekspansi dengan Pinjaman Senilai Rp150 Miliar
Adapun untuk mendukung berlangsungnya ekspansi, ASSA rupanya telah mendapatkan pinjaman investasi dari PT Bank Mestika Dharma Tbk. Di mana nilai pinjaman tersebut sebesar Rp150 miliar.
Berdasarkan keterangan Direktur ASSA Suryadi Tjoeng, pada pers Rabu, 22 November 2023 lalu, menyebutkan bahwa diperolehnya fasilitas kredit investasi tersebut. Secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa kapasitas dan kualitas bisnis ASSA, di nilai tetap kredibel di mata perbankan.
Sehingga ASSA layak untuk mendapatkan dan memanfaatkan fasilitas kredit investasi, yang diberikan PT Bank Mestika Dharma Tbk. Dengan itu, ASSA optimis untuk memperkuat bisnis mid-mile logisticnya, yang juga diharapkan turut mendukung lini bisnis Jasa Pengiriman. Sehingga kinerjanya bisa meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya.
Realisasi CargoShare Logistics
Rencana alokasi dari keseluruhan pinjaman Rp150 miliar tersebut. Akan digunakan ASSA, untuk memperkuat lini bisnis logistik yang direalisasikan melalui CargoShare Logistics.
Nantinya CargoShare Logistics ini difokuskan untuk memperkuat supply chain terhadap layanan logistik perusahaan, secara end-to-end dari ASSA Group. Saat ini CargoShare Logistics telah memiliki jumlah armada ±2000 unit.
CargoShare Logistics merupakan bisnis yang cukup unik, yang menawarkan layanan logistik terintegrasi, di mulai dari first, mid, hingga last mile. CargoShare Logistics milik ASSA ini juga telah memanfaatkan automasi, melalui in house Transportation Management System (TMS). Hal itu memungkinkan ASSA mampu menerapkan sistem operasional yang efisien dan juga dengan biaya rendah.
Dengan adanya CargoShare Logisticks, ASSA semakin mendapatkan peluang untuk berkolaborasi dengan para pemain express logistics lainnya. Sebut saja, untuk di tahun ini ASSA sudah menjajaki sejumlah pelanggan dari segmen korporasi. Beberapa di antaranya MOSTRANS – yang mengembangkan logistic pharmaceutical dan juga eFishery.
Bahkan ASSA juga tengah meningkatkan investasi minoritas pada sebuah perusahaan – Coldspace. Dalam hal pengembangan ekosistem logistic cold chain yang end-to-end.
Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member!
Prospek Bisnis Logistik
Sementara dari sisi, prospek bisnis logistik di Indonesia. Bisa kita katakan, sejauh ini masih cukup cerah. Bahkan semakin diperkuat dengan perkiraan dari Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), bahwa ada potensi pertumbuhan bisnis jasa logistik di Indonesia pada tahun 2024 ini. Nilainya bahkan fantastis mencapai Rp 4.000 triliun.
Tidak hanya itu, angin segar dari masa Pemilu 2024 yang sekarang ini tengah gencar, di nilai mampu memberi efek positif, untuk mendongkrak kinerja sektor logistik. Sejalan dengan meningkatnya daya beli dan konsumsi masyarakat terhadap makan dan minum. Disusul untuk kebutuhan pakaian dan tekstil. Hingga beragam lat yang mendukung berlangsungya kampanye. Seperti halnya baliho, dan lain-lainnya.
Bukan itu saja, sektor logistik sendiri memiliki peran yang vital dalam menggerakkan ekonomi. Ya, bagaimana tidak, sektor logistik mampu mendukung sektor-sektor penyokong utama perekonomian.
Source: sera.astra.co.id
Kesimpulan
Langkah dari ASSA ekspansi lini bisnis, memang ditujukan untuk memperkuat lini bisnis logistik – sebagai salah satu pilihan yang tepat. Seiring dengan prospek bisnis logistik yang mendapat dukungan pemerintah. Bahkan terus semakin membaik setelah pandemic Covid19.
Hanya saja dari aksi ASSA ekspansi lini bisnis ini, hal yang perlu kita sorot adalah bertambahnya utang yang dimiliki ASSA. Tercatat saat ini ASSA memiliki liabilitas jangka panjang, yang terbilang timpang jika dibandingkan dengan ekuitasnya…
Pos Neraca ASSA. Source: Laporan Keuangan ASSA Kuartal III-2023
ASSA sendiri saat ini memiliki rasio DER yang cukup besar 2.47x. Belum lagi, jika ditambahkan pinjaman tadi yang diperoleh dari PT Bank Mestika Dharma Tbk sebesar Rp150 miliar. Tentu semakin memperburuk rasio DER dari ASSA.
Historical DER ASSA. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team
Selain menggunakan DER, kita juga dapat melihat seberapa kuat pendapatan operasional ASSA, dalam mengcover beban bunga yang wajib dibayarkan, berikut ini Interest Coverage Ratio dari ASSA:
Historical Interest Coverage Ratio ASSA. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team
Terlihat bahwa ASSA memiliki Interest Coverage Ratio yang tidak stabil. Bahkan rata-rata masih di bawah 1.5 per kuartal III-2023. Hal ini berarti pendapatan ASSA, masih belum cukup stabil untuk mengcover biaya bunga yang ditimbulkan.
Sementara dari sisi valuasi, saat ini ASSA belum cukup murah secara rasio PBV 1.6x dan PER 19.3x. Jika harus dibandingkan dengan risiko DER 2.47x dan ROA di kisaran 2.17%, yang membuat kita perlu berpikir ulang memperhitungkan kemampuan ASSA terhadap kewajibannya.
Nah, bagaimana menurut teman-teman investor? Selain karena liabilitas jangka panjang yang membengkak, apa ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dari ASSA?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!