Terakhir diperbarui Pada 6 Agustus 2024 at 2:42 pm
Investasi saham sektor keuangan menjadi pilihan yang menjanjikan dan layak dipertimbangkan. Sektor keuangan memiliki potensi pertumbuhan dan imbal hasil yang signifikan. Ini mengapa saham di sektor keuangan bisa menjadi alternatif bagi teman-teman investor, mendapatkan dividen dan capital gain secara teratur di masa depan. Benarkah investasi saham sektor keuangan berpotensi menguntungkan?
Daftar Isi
Mengenal Sektor Keuangan di Pasar Saham Indonesia
Sektor keuangan, lebih dari sekedar penggerak aktivitas ekonomi. Di pasar saham, sektor keuangan memegang peranan penting dengan kontribusinya yang terbilang besar.
Di samping itu, dalam beberapa tahun terakhir, inovasi teknologi dan transformasi digital telah membentuk wajah baru sektor keuangan. Mulai dari layanan perbankan daring, fintech (financial technology), dan investasi berbasis platform.
Dampak dari perkembangan tersebut, ada banyak perusahaan-perusahaan di sektor keuangan yang beradaptasi dengan tren baru. Tidak jarang diantaranya, justru menciptakan peluang investasi yang menarik bagi para pelaku pasar. Salah satunya adalah investasi saham di sektor keuangan.
Ya, sampai dengan sekarang ini investasi saham sektor keuangan terus mengalami pertumbuhan signifikan, bahkan dengan berbagai macam jenis layanan keuangan berikut ini:
- Perbankan
- Lembaga Pembiayaan Konsumen.
- Modal Ventura.
- Asuransi
- Jasa Investasi dan/atau Perusahaan Holdings.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Saham Sektor Keuangan
Pergerakan saham sektor keuangan, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
Kebijakan dan regulasi pemerintah dalam industri keuangan
Segala bentuk kebijakan maupun regulasi yang ditetapkan pemerintah dalam sektor keuangan, secara keseluruhan akan berdampak signifikan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Beberapa contohnya seperti perubahan dalam aturan perbankan, permodalan, dan tata kelola mampu memengaruhi perubahan situasi maupun kinerja perusahaan di sektor keuangan.
Kebijakan suku bunga bank sentral
Dalam setiap bulannya, Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia, akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menetapkan keputusan tingkat suku bunga bank. Ketetapan suku bunga ini akan memengaruhi suku bunga kredit perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya, seperti simpanan maupun pembiayaan.
Situasi ekonomi makro
Faktor, pertumbuhan ekonomi (GDP), tingkat inflasi, hingga stabilitas ekonomi juga mampu memengaruhi kinerja saham sektor keuangan.
Perkembangan teknologi dan transformasi digital
Telah membawa perubahan operasional perusahaan di sektor keuangan, untuk mampu beradaptasi dengan tren teknologi dan memberi layanan yang efisien, serta inovatif.
Faktor-faktor tersebut, menjadi kunci performa perusahaan sektor keuangan untuk lebih berdaya saing di pasar saham yang dinamis.
Potensi Pertumbuhan Saham Sektor Keuangan
Potensi pertumbuhan saham sektor keuangan, mampu menawarkan peluang yang menarik bagi para pelaku pasar. Terlebih sektor keuangan akan mendapatkan keuntungan dari tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang tinggi, sehingga akan memperbesar potensi net interest margin (NIM) perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Potensi pertumbuhan lainnya, juga datang dari berbagai bentuk dukungan pemerintah, baik itu regulasi maupun transformasi digital. Yang diharapkan dapat menciptakan lingkungan ekosistem keuangan yang inovatif, sehingga mampu mendorong performa saham sektor keuangan di pasar saham.
Lalu apa saja potensi pertumbuhan saham sektor keuangan, jika dilihat secara lebih deep?
Tingkat kredit dan DPK yang masih akan tumbuh positif
Ketika awal memasuki tahun 2023 ini, Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan kredit sektor keuangan masih akan tumbuh di kisaran 10%-12%. Dengan mempertimbangkan likuiditas lini bisnis perbankan yang masih cukup, terutama perbankan besar seperti BBCA, BBRI, BBNI. Bahkan perbankan besar tersebut tengah menggenjot kembali penyaluran kredit di tahun ini.
Kebijakan moneter yang masih akan dilanjutkan
Sampai dengan artikel ini ditulis, Bank Indonesia masih menahan laju suku bungan acuan di level 5.75%. Penahanan suku bunga acuan ini sudah terjadi 7x berturut-turut, sejak Januari 2023. Apa yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, jelas akan berdampak pada suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit.
Tren perbankan going smaller
Di tahun ini ada banyak perbankan yang mengupayakan penyaluran kredit meningkat, baik itu dengan menyasar segmen korporasi besar, maupun segmen komersial medium, hingga segmen terkecil.
Salah satu bentuk strategi yang marak dilakukan adalah going smaller yang menyasar perputaran uang lebih cepat, dengan yield loan yang tinggi (imbal hasil), namun loan ticket size yang kecil. Untuk mempermudah jalannya strategi, perbankan banyak melakukan kerja sama dengan e-commerce dan fintech agar bisa menyalurkan kredit atau menawarkan produk BNPL alias buy now pay later.
Transformasi bank digital dan kolaborasi an-organik maupun organik
Sejalan dengan transformasi digital, banyak perusahaan di sektor keuangan melakukan kolaborasi strategis. Bukan hanya perbankan kecil yang bertransformasi menjadi bank digital, perbankan besar juga menarik diri masuk ke ranah bank digital. Setelah itu perbankan ini giat melakukan berbagai kolaborasi untuk melancarkan layanan berbasis digitalnya tersebut.
Contohnya seperti BBCA yang mempunyai Blu by BCA:
BBRI mempunyai Hybrid Bank melalui Bank Raya (AGRO):
BMRI mempunyai Livin dan juga Kopra:
Kolaborasi lain juga dilakukan melalui e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, hingga Shopee untuk menyediakan akses pembayaran.
Contoh Emiten Saham Sektor Keuangan
Bicara contoh emiten saham di sektor keuangan, maka kita bisa mengambil contoh saham perbankan yang seringkali menjadi penopang IHSG, berikut ini:
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), adalah salah satu saham yang selalu berhasil masuk ke indeks LQ45, dengan harga saham yang premium di kisaran Rp9000an – Rp9200an per artikel ini ditulis (September 2023). BBCA memiliki reputasi dan kapitalisasi dengan predikat baik. Hal yang menariknya lagi, BBCA konsisten mencatatkan pertumbuhan laba yang meningkat setiap tahunnya…
Laba Bersih BBCA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2023
Berikutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menjadi emiten yang rajin masuk indeks LQ45. BBRI adalah salah satu saham big caps, yang memiliki fokus penyaluran pembiayaan untuk segmen UMKM. BBRI berhasil membuktikan ketahanan bisnisnya, di tengah maraknya small bank yang menjadi bank digital. Harga saham BBRI pun dibanderol premium di kisaran Rp5600an – Rp5700an per artikel ini ditulis (September 2023). Bukan hanya itu, kinerja laba bersih BBRI juga konsisten tumbuh, meski sempat turun menjadi sebesar Rp18.6 triliun di tahun 2020.
Laba Bersih BBRI. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2023
Dan masih ada banyak lagi contoh emiten saham sektor keuangan seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Atau mungkin lembaga jasa keuangan lain (non bank) seperti BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan saham-saham sektor keuangan lainnya yang tercatat di BEI.
Strategi Investasi Saham Sektor Keuangan
Untuk mencapai keuntungan yang maksimal, maka dalam berinvestasi saham sektor keuangan juga ada strateginya, seperti berikut:
- Melakukan analisis mendalam terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan dalam sektor keuangan, termasuk pertumbuhan pendapatan.
- Memahami tren industri dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi sektor keuangan, seperti layanan perbankan digital dan fintech.
- Memperhatikan regulasi dan kebijakan pemerintah yang berdampak pada operasi dan pertumbuhan perusahaan.
- Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi pada berbagai perusahaan di sektor keuangan, termasuk bank, asuransi, dan lembaga keuangan.
- Memahami risiko-risiko terkait sektor keuangan, seperti risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko.
- Mengikuti perkembangan ekonomi makro dan kondisi pasar global.
- Menganalisis manajemen perusahaan, termasuk pengalaman dan rekam jejak tim manajemen dalam mengelola risiko dan menghadapi tantangan.
- Mengadopsi pendekatan jangka panjang dan sabar dalam menghadapi fluktuasi harga saham sektor.
Keuntungan dan Risiko Investasi Saham Sektor Keuangan
Investasi saham sektor keuangan memiliki potensi keuntungan yang menarik, sehingga bisa dipertimbangkan untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan:
- Mendapatkan dividen yang stabil dari perusahaan-perusahaan keuangan yang memiliki kinerja yang
- Mengalami peningkatan pendapatan dan nilai saham yang
- Memberikan diversifikasi yang baik dalam portofolio
Namun, investasi saham sektor keuangan juga memiliki risiko yang perlu diperhitungkan agar tidak terjebak kerugian:
- Fluktuasi suku bunga yang dapat mempengaruhi margin keuntungan perusahaan
- Risiko kredit yang terkait dengan kualitas peminjam dan kualitas aset yang dimiliki
- Adanya perubahan regulasi dan kondisi ekonomi dapat memengaruhi operasi dan pertumbuhan perusahaan keuangan, serta berdampak pada nilai
Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan, bahwa investasi saham sektor keuangan memang memiliki prospek menarik sejalan dengan potensi-potensi, tingkat kredit dan dpk yang masih akan tumbuh positif, kebijakan moneter yang masih akan dilanjutkan, tren perbankan going smaller, dan transformasi bank digital dan kolaborasi an-organik maupun organik.
Hal itu menjadikan sektor keuangan layak dipertimbangkan sebagai investasi di masa depan, meski akan ada banyak tantangan. Namun, terlepas dari itu sektor keuangan sendiri, sampai dengan saat ini masih memimpin kinerja pasar saham. Tercatat kinerja sektor keuangan berhasil meraih keuntungan (profit) sebesar Rp105.1 triliun, dengan porsi sebesar 34.1% dari total akumulasi keuntungan seluruh emiten saham. Nilai keuntungan sektor keuangan itu pun tumbuh sekitar 6.54% YoY dari periode kuartal II-2023.
Jelas hal tersebut, menegaskan bahwa investasi saham sektor keuangan mampu menawarkan keuntungan tinggi, selama dilakukan dengan strategi yang benar.***