Terakhir diperbarui Pada 15 Maret 2023 at 3:10 pm
Pembayaran menggunakan QRIS telah marak digunakan di kalangan masyarakat Indonesia khususnya kaum millennials. Langkah Bank Indonesia mengaplikasikan pembayaran dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) telah berbuah manis. Perlukah untuk ditingkatkan kembali?
Artikel ini dipersembahkan oleh :
Total transaksi yang dicatatkan lewat penggunaan QRIS telah mencapai Rp 100 Triliun dengan total transaksi lebih dari 1 Miliar kali pada akhir tahun 2022.
Dikutip dari Kontan.co.id, menurut Ketua Umum ASPI, Santoso menyatakan potensi QRIS akan semakin besar dengan ekspansi yang telah sampai ke luar negeri. Saat ini QRIS sudah bisa digunakan di Thailand, selanjutnya akan melakukan uji coba di Singapura dan Malaysia. Transaksi yang dilakukan orang Indonesia di Thailand dengan QRIS telah mencapai 14.555 kali dengan total transaksi tercatat sebesar Rp 8,54 miliar.
Di Indonesia sendiri sudah terdapat 24 juta merchant yang menggunakan QRIS dan untuk pengguna sudah tercatat lebih dari 28 juta orang terhubung dengan layanan digital QRIS.
Dari Bank PT. Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN) sendiri mengatakan pertumbuhan pengguna QRIS di BBTN sudah mencapai 100% YoY di Januari 2023 dan transaksi terbesar berasal dari pembayaran di merchant – merchant sebesar 41,93%. Hal ini disampaikan oleh Andi Nirwoto selaku Direktur Operasi, Teknologi Informasi (TI) & Digital Banking Bank BTN.
BBTN menargetkan pertumbuhan QRIS diatas 30% pada tahun 2023. BBTN terus mengusahakan penambahan banyak merchant QRIS dalam ekosistem pasar maupun kuliner. BBTN juga tengah mengembangkan QRIS untuk transaksi lintas negara demi mendukung pertumbuhan transaksi dalam dan luar negeri, menurut portal berita Kontan.co.id.
Selanjutnya transaksi QRIS di PT Bank Central Asia, Tbk (BBCA) masih tergolong kecil. BBCA sendiri baru memberikan kontribusi sebesar 3%-4% secara nasional. BCA berharap transaksi QRIS di BBCA dapat tumbuh menjadi Rp 12 Triliun di 2023 jelas Santoso Direktur Bank Central Asia.
Pertumbuhan transaksi QRIS di PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Sekretaris Perusahaan BBRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan selama tahun 2022 pertumbuhannya telah mencapai 12,18% YoY dengan nominal transaksi QRIS mencapai Rp 7,4 Trilliun. Sektor pendukung kenaikan tersebut ditopang dari tingginya transaksi di Makanan & Minuman, serta Groseri. Disamping itu BRI telah menerapkan QRIS sebagai fitur dasar untuk merchant yang menggunakan mesin EDC BBRI.
BBRI juga telah meluncurkan BRI Merchant Apps untuk mempermudah pelanggan melakukan monitoring transaksi. Produk ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat dengan lebih luas dan mudah dalam menggunakan QRIS.
QRIS Perlu Ditingkatkan
Mengutip Bisnis.com, penggunaan fitur QRIS di Indomaret masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat, pasalnya tidak semua gerai Indomaret bisa melayani pembayaran melalui QRIS via beberapa Bank. Bank Indonesia sebenarnya telah memprogramkan penggunaan QRIS bisa dilakukan melalui satu sistem pembayaran yang bisa digunakan oleh seluruh platform Bank.
Seorang pengguna sosial media mengeluhkan harus berbelanja minimal Rp 50.000,- terlebih dahulu baru bisa menggunakan QRIS. Dan di salah satu merchant penjual kopi juga hanya bisa menerima QRIS Mandiri dan BNI. Sejumlah konsumen juga mengeluhkan tidak bisa menggunakan QRIS di semua gerai Indomaret.
Senior Vice President IT PT. Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Adi Prasetyo menanggapi hal tersebut, menjelaskan bahwa BCA telah menerapkan standar QR yang ditetapkan oleh pemerintah. Adi menerangkan pihaknya telah mengikuti standar QR yang berlaku sesuai standar nasional dan sepanjang penyedia layanan mengikuti standar nasional yang berlaku seharusnya QRIS nya bisa digunakan. Ia melanjutkan bahwa QR terdiri dari 2 tipe yaitu QR Static dan Dynamic.
Nailul Huda selaku peneliti ekonomi digital institut for Development of Economics and Finance (Indef) pembayaran digital QRIS masih meninggalkan masalah interoperabilitas yaitu QRIS hanya tersedia untuk transaksi di bank atau penyedia layanan keuangan tertentu saja. Huda menyarankan interoperabilitas penggunaan QRIS harus didoran dengan menghapuskan minimal transaksi di merchant serta konektivitas antara penyedia layanan QRIS harus lebih dioptimalkan kembali agar lebih efisien. Menurutnya penyedia platform harus mengikuti semangat Bank Indonesia untuk menjadikan QRIS sebagai sistem pembayaran yang bisa digunakan semua platform mengacu pada Peraturan Anggota Dewan Gubernur No. 21/18/PADG/2019.
DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.
###
Info: