Per awal Juli 2021 kemarin, kita dikejutkan dengan kenaikan signifikan dari saham BBHI yang selama hampir 5 tahun terakhir harga sahamnya cenderung rendah di 84 an. Kenaikan tersebut bahkan sempat menyentuh level tertinggi di 3000 an. Lantas apa sebab yang mendorong kenaikan harga saham BBHI itu ?
Daftar Isi
Review Kinerja BBHI Kuartal I-2021
Menanggapi kenaikan harga saham BBHI yang melonjak signifikan ke kisaran 3000 an, sedikitnya membuat kita heran ‘kenapa bisa harga sahamnya terbang’. Padahal kalau dilihat dari sisi profitabilitas, kinerja BBHI pada kuartal I-2021 tidak terlalu baik dengan pencapaian Rp 8.86 miliar. Bahkan secara histori pun BBHI cenderung membukukan kerugian, dan kerugian paling besar hingga minus Rp 123 miliar terjadi pada tahun 2018.
Net Profit BBHI. Source : Cheat Sheet Kuartal I-2021
Dengan itu, BBHI kembali mencatatkan pertumbuhan ROE yang masih negatif di level 11%, dan berada di bawah batas wajar ROE yang seharusnya 15.00%.
BBHI sendiri masih mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih dari Rp 17.28 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 22.93 miliar per kuartal I-2021 (naik sekitar 32.69%). Sayangnya Pendapatan Non-Bunga Bersih BBHI tercatat minus yang sebelumnya Rp 16.45 miliar di kuartal I-2020, menjadi Rp 13.83 miliar per kuartal I-2021 (turun -15.92%).
Sementara berdasarkan perhitungan indikator perbankan, rasio permodalan BBHI masih mencatatkan kenaikan CAR (Capital Adequacy Ratio) dari 15.26% di kuartal I-2020 naik jadi 18.19% per kuartal I-2021. Artinya daya tahan BBHI dalam menganggung risiko kerugian sepanjang kuartal I-2021 kemarin mengalami peningkatan. Dengan posisi CAR BBHI yang berada di atas batas minimal CAR yang sebesar 14%.
BBHI Kuartal I-2020 | BBHI Kuatal I-2021 | Remarks | |
CAR/KPMM | 15.26% | 18.19% | Passed |
Permodalan BBHI
Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Agustus 2021 yang akan terbit di sini…
Dari sisi Asset Quality, BBHI mencatatkan penurunan penyaluran kredit dari Rp 1.24 triliun di kuartal I-2020 menjadi Rp 986.3 miliar per kuartal I-2021. Sejalan dengan penurunan itu, NPL Gross BBHI juga turun dari 10.43% di kuartal I-2020 menjadi 2.59% per kuartal I-2021, artinya jumlah kredit kurang lancar BBHI menurun drastis. Begitu juga dengan NPL Nett yang turun dari 3.94% di kuartal I-2020 menjadi 1.51% per kuartal I-2021, yang artinya jumlah kredit yang sudah jelas status macetnya juga menurun. Bila mengacu pada batas maksimal NPL yang ditetapkan Bank Indonesia, NPL Gross <5% dan NPL Nett <2%. Maka NPL BBHI ini posisinya berada di bawah batas maksimal NPL yang sewajarnya.
Dan untuk rasio BOPO BBHI, sudah terbilang tinggi di atas batas maksimalnya di 70%. Tercatat BOPO BBHI berada di level 85.00% per kuartal I-2021, artinya BBHI kurang berhasil menerapkan efisiensi operasional perbankan sepanjang kuartal I-2021 kemarin.
BBHI Kuartal I-2020 | BBHI Kuartal I-2021 | Remarks | |
Penyaluran Kredit | Rp 1.24 triliun | Rp 986.3 miliar | Failed |
NPL Gross | 10.43% | 2.59% | Passed |
NPL Nett | 3.94% | 1.51% | Passed |
BOPO | 98.55% | 85.00% | Failed |
Kualitas Kredit BBHI
Bahkan dari sisi Net Interest Margin, BBHI mencatatkan penurunan NIM dari 3.27% di kuartal I-2020 menjadi 2.99% per kuartal I-2021, masih berada jauh di bawah batas maksimal NIM sebesar 5.0%. Demikian pula dengan LDR BBHI yang juga menurun, dari 87.40% di kuartal I-2020 turun menjadi 50.71% per kuartal I-2021. Menunjukkan bahwa dana yang diterima dari pihak ketiga, tidak cukup baik dikelola oleh BBHI sehingga menurun pada kuartal I-2021.
Meski begitu, CASA BBHI ini tergolong beruntung, karena mencatatkan CASA yang cukup besar sekitar 99.41% per kuartal I-2021, membuat pembayaran bunga deposito BBHI lebih murah ke nasabah. Pertumbuhan CASA BBHI tidak lepas dari kontribusi Deposito yang cukup besar, terlihat perbandingannya berikut ini…
Posisi CASA BBHI. Source : Laporan Posisi Keuangan Triwulanan I-2021
BBHI Kuartal I-2020 | BBHI Kuartal I-2021 | Remarks | |
NIM | 3.27% | 2.99% | Failed |
LDR | 87.40% | 50.71% | Failed |
CASA | 99.59% | 99.41% | Passed |
Efisiensi BBHI
Dari beberapa indikator perbankan di atas, kita bisa tarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya kinerja BBHI tidak begitu baik. Meski BBHI berhasil mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih dari Rp 17.28 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 22.93 miliar per kuartal I-2021 (naik sekitar 32.69%). Diikuti dengan kenaikan CAR (Capital Adequacy Ratio) menjadi 18.19% yang menunjukkan daya tahan BBHI dalam menganggung risiko kerugian sepanjang kuartal I-2021. Dan juga pertumbuhan CASA yang terbilang besar menjadikan pencapaian CASA BBHI tergolong ideal.
Namun perlu digaris bawahi, bahwa sebenarnya secara bottom line BBHI ini masih harus memperbaiki kinerjanya baik secara profitabilitas untuk bisa menumbuhkan laba bersih (net income) nya, dan memperbesar rasio NIM yang tercatat masih kecil, hingga mengelola dana dari pihak ketiga lebih efisien lagi agar LDR kembali bertumbuh.
Ubah Nama jadi PT Allo Bank Indonesia Tbk
Sampai di sini, setidaknya kita tahu bahwa perbaikan kinerja juga menjadi salah satu alasan mengapa BBHI akhirnya mengubah nama Badan Usahanya setelah mengantongi persetujuan para pemegang sahamnya melalui RUPSL pada 7 Mei 2021. Nama PT Bank Harda Internasional Tbk diubah menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang terhitung efektif sejak 30 Juni 2021. Disertai juga dengan perubahan logo perusahaan. Perubahan nama itu juga menandai komitmen BBHI maju sebagai Bank Digital dan mulai membangun ekosistem digital secara besar-besaran.
Bahkan BBHI sudah masuk ke tujuh jajaran bank yang siap menjadi Bank Digital yang di antaranya : Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, PT Bank Capital Tbk, PT Bank QNB Indonesia Tbk, PT Bank KEB Hana, dan terakhir PT Allo Bank Indonesia (BBHI).
Dan di waktu yang bersamaan, pada awal Juli 2021 kemarin BBHI juga berburu Penambahan Modal melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD/right issue) dengan menerbitkan 7.49 miliar saham biasa (setara 64.18%) dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai nomial Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 100. Oleh karenanya, estimasi dana yang akan diterima BBHI adalah sebesar Rp 750 miliar.
Efek dari perubahan nama dan pelaksanaan right issue tersebut adalah harga saham BBHI yang terbang mencapai level 3000 an. Berikut gambarannya…
Source : RTI Business
Langkah yang dilakukan BBHI tersebut semakin menegaskan komitmen BBHI untuk menjadi bank digital yang inovatif. Sekaligus untuk mendongkrak kinerja keuangan BBHI yang diharapkan bisa membawa perbaikan pada pertumbuhan profitabilitas perusahaan, meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan perusahaan, hingga menggenjot kembali tingkat efisiensi operasional perbankan BBHI.
So, dari pembahasan singkat di atas, bagaimana pandangan kalian mengenai prospek BBHI ke depan ? Apakah menjadi bank digital akan menunjang kinerjanya ? Silakan do you own research..
DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.
###
Info:
Tags : Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang | Saham BBHI Terbang |