PT Unilever Tbk (UNVR) merupakan salah satu perusahan bluechip di Indonesia. Tidak jarang pula UNVR dijadikan sebagai emiten “panutan” bagi perusahaan lain karena kinerjanya yang cemerlang. Namun, penjualan UNVR turun hampir -8% YoY pada kuartal-1 tahun 2021, apa penyebabnya ?
Menurunnya Kinerja Penjualan UNVR
UNVR mencatatkan penurunan penjualan sebesar -8% YoY pada 1Q21 dari Rp 11.1 triliun pada 1Q20 menjadi Rp 10.2 triliun di 1Q21. Sebagai informasi, UNVR merupakan perusahaan consumer goods di Indonesia yang penjualannya diklasifikasikan ke dalam 2 kategori:
- Kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh (home and personal care/HPC), dan
- Makanan dan minuman (foods and refreshments)
Di mana pada 1Q21 lalu, penjualan UNVR yang mengalami penurunan adalah di segment HPC. Segment HPC turun -12.6% YoY dari Rp 7.8 triliun pada 1Q20 menjadi Rp 6.8 triliun pada 1Q21, sedangkan penjualan segment foods and refreshments naik sebesar +3.7% YoY dari Rp 3.3 triliun menjadi Rp 3.4 triliun.
Produk-produk UNVR. Source : Pubex UNVR
Sebagai informasi, turunnya kinerja UNVR ini jarang sekali terjadi, mengingat secara historis UNVR relatif konsisten mencatatkan peningkatan penjualan.
Kinerja pendapatan UNVR 10 tahun terakhir. Source : Cheat Sheet 4Q20
Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa bahkan dalam 10 tahun terakhir saja UNVr masih mampu membukukan konsistensi peningkatan pendapatan dari Rp 23.4 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 42.9 triliun di tahun 2020 – setiap tahunnya.
Tidak hanya dari sisi pendapatan saja, kehebatan UNVR lainnya adalah bahwa perusahaan mampu membukukan mergin keuntungan yang stabil setiap tahunnya.
Margin UNVR masih cukup konsisten berada di level yang sama setiap tahunnya, malahan gross margin UNVR cenderung mampu meningkat di tahun 2020. Pay no attention kepada margin di tahun 2018 karena adanya peristiwa one-off ketika UNVR mendivestasikan bisnisnya, sehingga margin UNVR meningkat. Melalui grafik di atas, bisa dilihat bahwa UNVR adalah: perusahaan yang mampu mencetak peningkatan penjualan secara konsisten, tetapi margin keuntungannya juga cukup stabil. Menakjubkan, bukan?
Memang, produk-produk UNVR sendiri sudah tidak asing lagi di pasaran Indonesia. Bahkan, besar kemungkinan bahwa Anda yang sedang membaca artikel ini setidaknya menggunakan satu produk UNVR. Tetapi, ternyata hal tersebut tidak menjamin bahwa penjualan UNVR akan terus meningkat.
Banyak hal yang dapat menjadi alasan terkait dengan penurunan penjualan UNVR pada 1Q21 ini, tetapi kami melihat bahwa ada empat faktor yang menjadi penyebab utama turunnya penjualan UNVR:
- Kinerja 1Q20 merupakan pre-pandemi
Pandemi pertama kali masuk ke Indonesia pada Marer 2020, belum menyebar luas – dan pemerintah baru mengeluarkan emergency call pada bulan April 2020 – yang notabene itu sudah termasuk ke dalam periode kuartal-2. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjualan di 1Q20 lalu masih dalam kondisi “normal”.
- Panic buying di bulan Maret 2020 menyebabkan penjualan UNVR di 1Q20 lebih tinggi …
Menolak lupa, bahwa pada saat pertama kali Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak konsumen yang melakukan panic buying sehingga groceries yang ada di mini/supermarket ludes dan habis. Ini menyebabkan penjualan UNVR pada tahun lalu berada di level yang tinggi. Dapat dilihat pada penjualan UNVR pada 1Q20, Rp 11.1 triliun merupakan penjualan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan 1Q tahun-tahun sebelumnya.
- … dan menyebabkan penurunan YoY terlihat lebih “jelek”
Sehingga apabila kita membandingkan kinerja YoY dari penjualan 1Q21 vs 1Q20, tentu saja akan menjadi lebih jelek. Namun, apabila kita membandingkan dengan 1Q19, penjualan UNVR “hanya” turun -3.6% — setengah dari penurunan pada 1Q20.
- Masyarakat sudah terbiasa dengan Covid + kompetisi yang ketat
Masyarakat sudah mulai “terbiasa” dengan situasi Covid. Mobilitas mulai meningkat, mall mulai dipadati, hal ini menyebabkan masyarakat tidak melakukan panic buying seperti di tahun sebelumnya.
Selain itu, Covid-19 membawa angin baru bagi para pengusaha yang melihat peluang. Hal inilah yang dapat men-disrupt pangsa pasar UNVR. Terlebih lagi bahwa UNVR juga merupakan penguasa pangsa pasar – kompetisi menjadi salah satu risiko yang harus dihadapi oleh UNVR.
Contoh nyatanya adalah produk sabun mandi pemutih, di mana Shinzu’i telah mengambil alih pangsa pasar, berdasarkan Top Brand Index. Dove yang notabene adalah produk dari UNVR harus puas dengan posisi ke-2 seiring dengan pangsa pasar diambil oleh produk kompetitor.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja UNVR yang mengalami penurunan adalah karena empat faktor di atas – meskipun tentu saja ada penjelasan yang lainnya. Meskipun demikian, tentu saja ada kemungkinan juga untuk penjualan UNVR meningkat di kemudian hari seiring dengan inovasi yang dilakukan perusahaan – atau mungkin akuisisi bisnis lain, seperti yang pernah dilakukan UNVR sebelum-sebelumnya.
Apakah dengan harga sekarang, UNVR sudah cukup atraktif untuk dibeli, Pak? Well, kita tidak merekomendasikan apapun… So, it’s your own call…
###
Info:
Tags : Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8% | Penjualan UNVR Turun 8%