Dewasa ini investasi saham semakin menarik minat banyak orang untuk terjun langsung menjalankan investasi yang dinilai akan memberikan keuntungan untuk kemakmuran. Hingga tak sedikit pula, orang yang mulai banyak mempelajari kiat-kiat investasi saham dari para tokoh inspiratif dunia. Salah satu di antaranya adalah value investor Bill Miller, yang mendapat julukan sebagai “Fund Manager of The Decade” dari Morningstar.com. Kira-kira bagaimana perjalanan investasi Bill Miller ?
Daftar Isi
Biografi Singkat Bill Miller
Bill Miller lahir di Laurinburg – North Carolina pada tahun 1950. Ayahnya bekerja sebagai manajer terminal di sebuah perusahaan angkutan truk.
Bill Miller merupakan seorang investor, manajer dana, dan filantropis Amerika. Ia juga menjabat sebagai Ketua dan Kepala investasi di Legg Mason Capital Management, serta sebagai Manajer Portfolio Utama di Legg Mason Capital Management Value Trust. Tak hanya itu, Bill Miller juga dikenal sebagai seorang Manajer Portfolio Reksa Dana mantan Legg Mason Opportunity Trust, dan sekarang bertempat di perusahannya sendiri, Miller Value Partners.
Source : https://millervalue.com/
Bill Miller lulus dengan gelar di bidang Ekonomi dari Washington dan Lee University pada tahun 1972. Kemudian, di tahun 1981 Bill Miller menjabat sebagai perwira intelijen militer di luar negeri. Ia pun melanjutkan studi Pasca Sarjana di bidang Filsafat di Ph.D. Program di Johns Hopkins University. Tak hanya itu, Bill Miller juga bekerja paruh waktu di bidang Akuntansi.
Perjalanan Investasi dan Pencapaian Bill Miller
Di bagian ini, kita akan bahas secara singkat, perjalanan investasi dan pencapaian Bill Miller. Kira-kira seperti apa ya ?
Selepas menuntaskan pendidikannya, Bill Miller mulai merintis karirnya dengan bekerja di J.E. Baker Company – produsen produk utama di industri baja dan semen, sebagai bendahara di bagian keuangan. Pada akhirnya, di tahun 1981 – 1982 Bill Miller mendirikan Miller Value Partners, di mana ia mengelola portfolio ekuitas dan strategi pendapatan. Bersamaan dengan itu, Bill Miller juga ikut mendirikan Legg Mason Capital Management Company dan mengelola bersama Legg Mason Capital Management Valur Trust Fund di Amerika Serikat. Bill Miller menduduki posisi sebagai seorang analis dan sukses memimpin perusahaan tersebut. Sejak Bill Miller memimpin, Legg Mason Value Trust mampu mencatatkan persentase keuntungan di atas rata-rata indeks Standard & Poor’s 500, dalam 15 tahun berturut-turut terhitung sejak tahun 1990-an hingga awal tahun 2005 an. Pencapaian itu, membuat reputasi Bill Miller sebagai pemimpin semakin gemilang. Bahkan pada tahun 1999, ia dijuluki sebagai “Fund Manager of The Decade” oleh Morningstar.com. Bill Miller juga disebut-sebut berhasil menumbuhkan dana kelolaannya dari US$ 750 juta menjadi US$ 20 miliar hingga tahun 2006. Ia pun kembali berhasil meraih kesuksesan, melalui Opportunity Trust yang mengalahkan indeks Standard & Poor’s 500 hampir 2x lipatnya.
Namun, Bill Miller juga sempat merasakan kejatuhan ketika krisis keuangan di tahun 2008, dan kehilangan sekitar 55% dari dana kelolaannya. Berikutnya di tahun 2016, Bill Miller ini memutuskan berhenti dari Legg Mason. Adapun pada tahun 2017, total kekayaan Bill Miller mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun.
Source : exchangerindonesia.com/investor-dunia-yang-mendukung-bitcoin
Pencapaian investasi Bill Miller yang berikutnya, juga pernah ramai diberitakan pada tahun 2019 lalu. Pencapaian Bill Miller dalam mengelola investasi, tak lepas dari sikap disiplin Bill Miller dalam menjalankan prinsip-prinsip investasinya sebagai investor nilai. Tercatat di sepanjang tahun 2019, Hedge Fund yang dikelola Bill Miller melonjak hingga sekitar 120%. Bahkan kenaikan dana kelolaan Bill Miller tersebut,begitu kontras dengan pertumbuhan rata-rata industri di Amerika Serikat.
Source : internasional.kontan.co.id/hedge-fund-investor-legendaris-bill-miller-melonjak-120
Sedikit flashback, di tahun 2019 rata-rata kenaikan dana lindung nilai sekitar 9.2% menurut Indeks Dana Hedge Bloomberg. Sedangkan Indeks Standard & Poor’s 500 naik 29%. Dengan begitu, keuntungan yang berhasil ditorehkan Bill Miller ini menjadi perubahan haluan investasi yang dikelolanya. Padahal di tahun 2018, dana kelolaan Bill Miller sempat jatuh sekitar 34% karena kondisi pasar saham yang juga merosot.
Mengutip pernyataan Bloomberg tertanggal 15 Januari 2020, selama di Kuartal IV-2019 sebenarnya Bill Miller ‘tidak melakukan apa-apa’. Di mana ia, sama sekali tidak memindahkan portfolionya ke perusahaan baru, ia pun tidak melakukan penghapusan kepemilikan terhadap salah satu perusahaan yang ada dalam portfolionya. Keputusan Bill Miller yang ‘tidak melakukan apa apa’, rupanya sangat beralasan mengingat perubahan portfolio harusnya tidak terjadi sesering mungkin.
Saat itu, Miller Opportunity Trust yang merupakan sebuah Reksa Dana dengan aset sekitar US$ 1.7 miliar mencatat kenaikan sekitar 34%. Sedangkan, Miller Value Partners 1 memiliki nilai aset sekitar US$ 220 juta, tercatat mengalami kenaikan dana lindung nilai sekitar 60%. Keuntungan utama dana kelolaan Bill Miller tersebut, disumbang dari kenaikan saham perusahaan sistem keamanan ADT Inc, Flexion Therapeutics Inc yang naik 83% di tahun 2019, dan Teva Pharmaceutical Industries Ltd. Tak hanya itu, Bill Miller juga tercatat memiliki saham di perusahaan raksasa e-commerce yakni Amazon.com Inch yang kinerja sahamnya melonjak sekitar 23% pada tahun 2019.
Bukan hanya dikenal sebagai investor nilai, rupanya Bill Miller juga disebut memiliki investasi di Bitcoin sejak tahun 2013 dengan mengelola aset sekitar $ 3 miliar. Bahkan di tahun 2018, Bill Miller mengatakan hal positif mengenai Bitcoin, bahwa Bitcoin jauh lebih mudah untuk dipindahkan, daripada emas. Bitcoin juga bisa digunakan untuk membeli sesuatu. Dan pada bulan November 2020 yang lalu, Bill Miller kembali mengatakan bahwa Bitcoin memiliki daya tahan yang jauh lebih baik setiap harinya. Dengan begitu, namanya tercatat sebagai salah satu investor yang mendukung Bitcoin. Per tahun 2016, Bill Miller tercatat mengalihkan sekitar 30% aset dana sahamnya ke Bitcoin, ketika harga Bitcoin tengah berada di level terendahnya.
Source : selembardigital.com/manajer-dana-terkenal-bill-miller
Gaya Investasi Bill Miller
Bill Miller dikenal sebagai salah satu penganut metode Value Investing. Di mana ia lebih senang menjalankan strategi investasi yang tidak mengarah pada saham-saham Blue Chips. Melainkan cenderung pada saham-saham yang mengalami koreksi harga cukup besar karena suatu faktor tertentu, namun masih memliki prospek yang baik. Jadi, jika ada emiten dengan fundamental baik, namun harga sahamnya mengalami tekanan yang berat, Bill Miller ini sama sekali tidak ragu untuk membelinya. Dan jika, ada emiten yang secara fundamental masih bisa dipoles, maka saham tersebut bisa dipastikan akan menjadi sasaran Bill Miller, ia pun tidak akan terburu-buru untuk menjualnya. Sebagai hasilnya metode value investing yang ia terapkan, berdampak positif terhadap aktivitas investasi Bill Miller. Di mana, ketika ia membeli saham American Online (AOL) dan Dell Computer pada tahun 1999. Saat itu kedua saham tersebut, sebenarnya sudah bisa memberikan gain yang lebih wajar, daripada waktu ia membelinya. Namun ia justru tetap mempertahankan saham AOL dan Dell Computer dan tidak melepasnya. Imbasnya, dengan strategi investasinya itu Bill Miller mampu meraih sukses besar. Salah satu kutipan terkenal dari Bill Miller :
“Nilai investasi berarti benar-benar menanyakan apa nilai terbaik, dan tidak mengasumsikan bahwa karena sesuatu terlihat mahal itu, atau dengan asumsi bahwa karena stok turun harga dan perdagangan pada kelipatan rendah itu adalah tawar-menawar.”
Rekam jejak perjalanan investasi Bill Miller, juga menyebutkan bahwa ia adalah investor legendaris yang menerapkan strategi ‘membeli dan memborong’ saham junk stock, dan tidak menutup kemungkinan untuk menjadi pemegang saham mayoritas, sehingga bisa dikelola menjadi perusahaan yang berfundamental baik. Bill Miller tidak pernah takut untuk mengoleksi saham-saham yang dihindari orang. Alasannya jelas, karena ia telah memperhitungkannya lebih dalam dan selalu berdasarkan pada hasil analisis fundamental. Apa yang dilakukan oleh Bill Miller ini, sudah tentu berbeda jauh dengan kebanyakan investor. Katakanlah, jika sebuah saham harga nya mulai turun dan terus jatuh hingga sekitar 15%, mereka tentu akan berbondong-bondong menjual saham tersebut. Namun tidak demikian halnya bagi Bill Miller, sepanjang ia yakin bahwa fundamental keuangan dan bisnis perusahaan bisa diperbaiki, maka akan dipertimbangkan oleh Bill Miller. Hal ini sesuai dengan keyakinan Bill Miller, bahwa…
“Semakin jatuh harga saham tersebut, semakin tinggi tingkat return nya di masa depan dan lebih banyak yang yang seharusnya Anda investasikan di saham ini.”
Gaya investasi Bill Miller tersebut, semakin menegaskan bahwa jumlah investor yang gemar membeli dan mengoleksi saham junk stock tidak sedikit. Bill Miller sendiri beranggapan bahwa saham yang bisa memberikan keuntungan besar tidak selalu berupa saham-saham berkapitalisasi besar dan menjadi saham unggulan di pasar. Namun seringkali, saham-saham junk stock juga bisa memberikan gain yang cukup besar.
Gaya investasi Bill Miller itu, menjadi ciri khas dirinya sebagai investor nilai. Meski pandangannya mengenai investasi cenderung berbeda dari investor nilai lainnya. Di mana Bill Miller sangat percaya bahwa setiap saham memiliki potensi untuk menjadi nilai saham, asalkan diperdagangkan dengan diskon relatif ke nilai intrinsiknya.
Menariknya, karakter berdasarkan gaya investasi Bill Miller ini digambarkan melalui salah satu film di tahun 2015, yakni The Big Short yang menceritakan tentang krisis subprime mortgage yang terjadi di tahun 2008 di Amerika Serikat (United States). Di mana seorang Fund Manager bernama Bruce Miller, diperankan oleh aktor Tony Bentley yang memperdebatkan karakter Steve Carell dalam sebuah konferensi investasi, mempermasalahkan tentang kekuatan fundamental dari saham Bear Stearns.
[Baca lagi : Film The Big (2015), Inspirasi Tepat Pelajari Risiko Investasi]
Kesimpulan
Histori perjalanan investasi Bill Miller, rupanya memang cukup dikenal. Gaya investasinya yang cenderung tidak berambisi, telah berhasil mengantarkan dirinya menjadi investor nilai yang dikenal. Di mana Bill Miller lebih senang mengarahkan investasinya pada perusahaan-perusahaan yang memliki prospek baik. Jadi, jika ada emiten dengan fundamental baik, namun harga sahamnya mengalami tekanan yang berat, Bill Miller ini sama sekali tidak ragu untuk membelinya.
Bill Miller juga dikenal sebagai investor yang menerapkan strategi ‘membeli dan memborong’ saham junk stock. Jadi, Bill Miller tidak pernah takut untuk mengoleksi saham-saham yang dihindari orang. Di mana hal terpenting bagi Bill Miller adalah fundamentalnya, yang ia ketahui dari hasil analisis fundamental. Dengan begitu, sepanjang ia yakin bahwa fundamental keuangan dan bisnis perusahaan bisa diperbaiki, maka akan dipertimbangkan oleh Bill Miller.
Nah, kira-kira apakah gaya investasi mu sama seperti gaya investasi Bill Miller ?
Nah, bagi Anda yang memiliki keterbatasan waktu untuk bisa mengumpulkan informasi mengenai kinerja terbaru perusahaan, kini Anda bisa memanfaatkan Cheat Sheet sebagai alternatif yang dapat membantu menghemat waktu Anda untuk mengecek kinerja perusahaan yang saham nya Anda pegang. Yuk, dapatkan segera Cheat Sheet Q3 2020 di sini…
###
Info:
Tags : Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller | Value Investor Bill MIller
Cerita2 begini kok nggak pernah diomongin di YouTube ya Bro? ?
Terima kasih Pak Ahmad untuk saran dan masukkannya, sementara ini akan kami tampung terlebih dahulu ya.
Dan untuk pembahasan yang lebih beragam mengenai investasi saham bisa juga Bapak dapatkan melalui platform akun Rivan Kurniawan yang lainnya :
Instagram : @rivan.kurniawan
Telegram : Rivan Kurniawan Channel di https://t.me/ValueInvestingIndonesia