Indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI) – KEHATI merupakan salah satu indeks yang diresmikan oleh Yayasan KEHATI dan Bursa Efek Indonesia yang menggunakan prinsip keberlanjutan, keuangan, dan tata kelola perusahaan yang baik, serta kepedulian terhadap lingkungan yang juga menjadi salah satu tolak ukurnya. Nah, baru-baru ini BEI melakukan evaluasi lagi untuk saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam indeks SRI-KEHATI. Kira-kira, emiten mana saja yang lolos?
Daftar Isi
Kilas Balik Tentang Indeks SRI-KEHATI
Indeks SRI-KEHATI pertama kali diterbitkan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (Yayasan KEHATI) pada tanggal 8 Juni 2009 dengan bekerja sama dengan BEI dan mengacu pada United Nations’ Principles for Responsible Investment (PRI). Indeks ini diterbitkan dengan standar pemilihan perusahaan yang menerapkan prinsip sustainable responsible investment (SRI), serta prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (Environmental, Social and Good Governance (ESG), saat ini Indeks SRI-KEHATI menjadi satu-satunya referensi bagi prinsip investasi yang menitikberatkan pada isu ESG di pasar modal Indonesia.
Pak, emang ada dampaknya ya SRI dan ESG tadi terhadap kinerja saham?
Menariknya, secara historis, indeks SRI-KEHATI telah mengalahkan indeks LQ45 dan bahkan IHSG. Anda dapat melihat data tersebut di gambar berikut ini :
Source : kehati.or.id
Dalam hampir 10 tahun terakhir, indeks SRI-KEHATI telah meningkat 104%, angka ini telah jauh mengungguli IHSG yang “hanya” naik 68.17% dan LQ45 yang “hanya” naik 49%
Kriteria dalam Pemilihan Saham di Indeks SRI-KEHATI
Dalam mengevaluasi saham yang akan dimasukkan ke dalam indeks SRI-KEHATI, BEI dan Yayasan KEHATI paling tidak harus melalui 3 tahapan screening, yakni: 1) tahapan 1: bisnis inti, 2) tahapan 2: aspek keuangan, dan tahapan 3: aspek fundamental.
Source : kehati.or.id
- Seleksi Tahap II : Bisnis Inti
Pada tahap ini, BEI dan Yayasan KEHATI langsung mengeliminasi perusahaan yang dalam bisnisnya bersinggungan dan berhubungan langsung dengan daftar-daftar yang dikategorikan negatif dan tidak sesuai dengan prinsip SRI maupun ESG tadi, diantaranya adalah: pestisida, nuklir, persenjataan, tembakau, alcohol, pornografi, perjudian, genetically modified, organism (GMO), dan pertambangan batu bara. Setelah BEI dan Yayasan KEHATI mengeliminasi saham-saham yang masu dalam kategori negatif ini, barulah BEI dan Yayasan Kehati masuk ke tahap selanjutnya: aspek keuangan.
- Seleksi Tahap III : Aspek Keuangan
Setelah mengeliminasi perusahaan yang dalam operasionalnya masuk dalam daftar negatif, perusahaan menganalisa aspek keuangan calon emiten yang akan masuk. Adapun aspek keuangan yang dinilai oleh BEI adalah: 1) Memiliki kapitalisasi pasar (market cap) minimal Rp 1 triliun; 2) Memiliki total aset minimal Rp 1 triliun; 3) Rasio free float saham perusahaan minimal >10%; 4) Price to earnings ratio (PER) perusahaan harus positif.
Dari sini terlihat juga bahwa hanya mengedepankan keberlangsungan saja juga tidak cukup untuk menjadi bagian dari indeks SRI-KEHATI, tetapi juga harus memiliki bisnis yang sustain. Hal ini tercermin dari ukuran perusahaan yang memiliki “minimal” sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, indeks SRI-KEHATI juga meminimalisir dampak dari kepemilikan publik yang terlalu kecil, dan mengisyaratkan minimal kepemilikan publik adalah 10% di dalam perusahaan. Terakhir, perusahaan yang berada di indeks SRI-KEHATI harus perusahaan yang mencatatkan laba bersih, di mana hal ini tercermin dari keharusan bagi emiten untuk mencatatkan rasio PER yang positif.
Jadi, meskipun sebuah perusahaan tidak termasuk ke dalam kategori daftar negatif seperti pada tahap 1, tetapi apabila dari aspek keuangan di tahap ke-dua juga tidak lolos, maka perusahaan tersebut tidak akan masuk ke indeks SRI-KEHATI.
- Seleksi tahap III : Aspek Fundamental
Dari seluruh tahapan seleksi, kami melihat bahwa penilaian aspek kualitatif perusahaan paling besar berada di tahap 3. Hal ini disebabkan karena pada tahap 3, BEI dan Yayasan KEHATI akan menilai bagaimana kualitas dan posisi perusahaan dalam mengelola: 1) lingkungan, 2) keterlibatan masyarakat, 3) tata kelola perusahaan, 4) perilaku bisnis, 5) ketenagakerjaan, dan 6) hak asasi manusia.
Kami melihat bahwa standard yang ditetapkan pada tahap 3 ini tergolong ketat, dan memang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai dasar yang ditetapkan oleh Yayasan KEHATI, yakni: 1) keanekaragaman hayati dan kehidupan, 2) keberlanjutan, 3) keadilan yang adil, demokratis dan berwawasan gender, 4) keberpihakan terhadap kelompok masyarakat yang rentan, miskin, dan marjinal, dan 5) kepercayaan sebagai modal membangun kerja sama.
Saham-Saham yang Masuk ke Dalam Indeks SRI-KEHATI per Desember 2020 – Mei 2021
BEI bersama Yayasan KEHATI melakukan evaluasi berkala pada indeks SRI-KEHATI. Indeks hasil rebalancing tersebut berlaku untuk perdagangan Desember 2020 sampai dengan Mei 2021. Rebalancing indeks SRI-KEHATI ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Berdasarkan pengumuman resmi dari BEI pada tanggal 24 November 2020, ada lima saham yang masuk dan keluar dari periode indeks Saham SRI-KEHATI pada periode sebelumnya.
Saham yang keluar dari indeks SRI KEHATI: 1) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 2) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), 3) PT PP Properti Tbk (PPRO), 4) PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan 5) PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Sebagai informasi, penulis ingin memberikan perspektif baru bagi Anda, di mana apabila ada saham yang keluar dari indeks tertentu, pahami dulu apa yang dicari dalam indeks tersebut. Jadi jangan langsung semata-mata mengatakan bahwa kualitas emiten yang keluar dari indeks tertentu semakin buruk, karena tidak semua seperti itu. Contohnya dalam kasus Indeks SRI-KEHATI, 5 emiten yang keluar tadi dapat disebabkan oleh 2 alasan:
- Sudah tidak memenuhi kriteria dari 3 tahapan pemilihan yang tadi sudah dijelaskan
- Atau ada emiten lain yang mengungguli 5 emiten tadi setelah dilakukan evaluasi berkala
Adapun 5 emiten yang baru masuk ke dalam indeks SRI-KEHATI antara lain: PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Masuknya 5 emiten ini ke dalam indeks SRI-KEHATI dapat menjadi angin segar oleh perusahaan karena berada dalam salah satu indeks yang cukup prestigious, dan kualitas perusahaan secara kualitatif maupun kuantitatif diakui oleh lembaga besar. Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi investor, tetapi yang perlu kami ingatkan adalah hal ini tidak akan mengganggu ataupun berdampak signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan.
Jadi, secara total, berikut adalah saham-saham yang akan masuk ke dalam indeks SRI-KEHATI untuk bulan Desember 2020 – Mei 2021:
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Astra Otoparts Tbk. Baru (AUTO)
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
- PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
- PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
- PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Kesimpulan
Berada dalam indeks SRI-KEHATI merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi sebuah emiten, karena secara historis kinerja indeks SRI-KEHATI sudah mengungguli IHSG dan indeks LQ45. Indeks SRI-KEHATI sendiri adalah indeks yang juga memberikan pengakuan kepada perusahaan yang telah melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik, dari sisi pengelolaan lingkungan, sumber daya manusia, sampai ke tenaga kerjanya.
Ada 5 saham yang keluar dari indeks SRI-KEHATI sebelumnya, yakni: 1) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI); 2) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), 32 PT PP Properti Tbk (PPRO), 4) PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan 5) PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Dan ada 5 saham pengganti untuk periode Desember 2020 – Mei 2021, yakni: : PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Perlu diingat, masuk atau keluarnya emiten dari indeks SRI-KEHATI tidak akan mengubah atau berdampak signifikan terhadap kualitas perusahaan. Karena hal ini hanya berupa pengakuan dan tidak memberikan dampak apapun terhadap kinerja operasional perusahaan.
Nah, untuk Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi November 2020 yang akan segera terbit…
###
Info:
Tags : Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI | Evaluasi Indeks SRI KEHATI