Dalam 2 – 3 bulan belakangan ini market sedang kurang bersahabat, apalagi dengan IHSG yang terus tertekan. Padahal beberapa minggu lagi kita akan segera memasuki periode Lebaran. Berhubung saat ini banyak di antara kita yang melaksanakan Work from Home, tentu tidak ada yang salah jika kali ini Penulis akan membahas hal yang ringan terlebih dahulu.
Dalam beberapa kali kesempatan Penulis seringkali berinteraksi dengan sejumlah peserta yang hadir dalam setiap Workshop atau bahkan dalam Event lainnya. Terutama saat Penulis mendapat kesempatan sebagai Pembicara, cukup banyak pertanyaan yang diajukan kepada Penulis mengenai “Bagaimana tips agar bisa menjaga mental ketika market sedang dalam masa bearish seperti sekarang ini?”..
Sebagai investor saham, pastinya kita ingin setiap investasi yang kita lakukan membuahkan hasil alias profit. Jika pasar bersahabat dan saham-saham yang kita beli mengalami kenaikan. Tentu investasi saham akan tampak menyenangkan bagi investor dan trader mana pun. Namun bagaimana kalau gilirannya saham Anda justru turun?Dan apakah Anda masih bisa menyusun porto Anda dengan suasana happy dan santai?
Kejadian yang sudah seringkali terjadi adalah ada investor / trader yang kemudian menjadi emosional hanya karena mengalami kerugian. Dalam kondisi emosional, maka biasanya kita tidak bisa menganalisa lagi dengan baik. FYI, seorang Warren Buffett maupun Pak Lo Kheng Hong pun pernah rugi juga. Namun yang menjadi masalah bukan di kerugian yang ditanggung. Melainkan bagaimana agar kita bisa tetap menjaga mood agar tetap happy dan tetap mampu menganalisa dengan baik. Bukannya down karena terpengaruh oleh kerugian yang dialami.
Menjadi emosional (dalam pengertian takut dan cemas) adalah hal yang normal terjadi ketika market bearish. Penulis pun demikian… Pada awal baru mulai berinvestasi, sering sekali Penulis larut dalam mood ini. Pokoknya kalau saham lagi turun mood nya jelek terus bawaannya. However, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang. Mental Penulis juga semakin terlatih dari hari ke hari, dari tahun ke tahun.
Contoh, pengalaman Penulis :
Di Tahun 2015 kemarin, IHSG ditutup minus 12.1% sepanjang tahun. Pastinya banyak investor yang mengalami kerugian di atas 12.1%. Bahkan Penulis sendiri pun juga terpaksa cut loss beberapa saham pegangan. Namun karena Penulis tetap berusaha agar kepala tetap dingin dalam menganalisa. Akhirnya beberapa saham pegangan lainnya justru menuai profit yang cukup signifikan. Jadi secara overall portfolio investasi bisa tetap bertumbuh secara positif.
Dan inilah yang Penulis coba lakukan..
- Mengubah suasana kerja : Ketika market sedang lesu dan mayoritas saham bergerak turun, biasanya Penulis akan mengubah suasana kerja dari yang biasanya di ruang kerja Penulis, menjadi misalkan di tempat yang lebih terbuka. Tempatnya bisa di mana saja asalkan suasana nya bisa tetap nyaman. Dengan mengubah suasana tempat kerja, mood kita bisa tetap terjaga, karena kita bisa tetap berinteraksi dengan banyak orang di sekitar.
Tapi, karena belakangan ini kondisi kita sedang tidak memungkinkan untuk banyak beraktivitas di luar rumah. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menciptakan suasana kerja baru di rumah kita sendiri, dengan menyiapkan ruangan kerja yang senyaman mungkin. Seperti memindahkan meja ke sudut yang jauh dari gangguan, dan menyiapkan kursi agar duduk tetap tegak.
2. Menganalisa LK sambil mendengarkan musik : Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, karena Penulis adalah penyuka musik maka pilihan ini bisa dilakukan untuk merelaksasi diri kita. Oleh karena itu, ketika menganalisa Laporan Keuangan, Penulis suka memutar musik (either itu melalui laptop, iPod, atau Spotify), dan biasanya musik yang diputar adalah yang ada beat – nya sehingga membuat mood Penulis menjadi tetap semangat dan happy.
3. Menulis melalui beberapa media : Menulis juga menjadi salah satu alternatif yang biasa dilakukan Penulis untuk tetap bisa menjaga mood. Misalnya dengan membuat artikel-artikel seperti yang sedang Anda baca saat ini.. Menulis bisa menjadi sarana yang mengalihkan kejenuhan ketika sedang penat, karena melalui website inilah Penulis senantiasa bisa sharing dan menuangkan pemikiran Penulis.
4. Jangan memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood turun : Hal ini tidak kalah penting perannya, terutama ketika market bearish seperti belakangan ini. Penulis sendiri tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood lagi jelek (misalkan karena baru saja cut loss, atau karena sedang ada masalah keluarga). Jika Anda melakukan transaksi beli atau jual saham menggunakan dan melibatkan emosi atau perasaan, maka biasanya analisanya akan kacau dan hasilnya tidak akan efektif.
Padahal, analisa yang dilakukan seharusnya menggunakan logika dan pikiran yang jernih. Istilah keren nya : If… then… else… Misalkan : kalau laba bersih naik dan valuasinya murah, maka seharusnya sahamnya naik, namun kalau masih turun mungkin ada faktor lain yang perlu diperhatikan. Atau, kalau saham saya turun 10% maka saya akan cut loss, tapi kalau naik target saya minimal 30%. Jika Anda tetap menganalisa dengan kepala dingin, Anda mungkin justru akan menemukan peluang emas di balik penurunan saham-saham.
5. Hindari tipekal investor yang melihat ticker harga setiap hari : Memperhatikan ticker harga setiap hari juga bukanlah solusi terbaik di tengah market bearish, karena akan memicu emosional dan kepanikan. Beruntung Penulis bukanlah tipe investor yang melihat ticker harga setiap hari, sehingga jujur saja itu cukup membantu Penulis agar tidak emosional, apalagi sampai stress ketika market lagi turun.
Lalu apa yang Penulis lihat? Penulis lebih suka menghabiskan waktu untuk mempelajari laporan keuangan terbaru yang dirilis emiten. Nah kondisi ini sangat tepat, berhubung saat ini sejumlah emiten sudah ada yang merilis Laporan Keuangan Kuartal IV-2019 nya… Dengan melihat laporan keuangan, Penulis menjadi lebih memahami peluang dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing emiten. Sejujurnya hal itu membuat Penulis lebih tenang ketika market sedang turun. Koq bisa? Karena dengan memahami isi laporan keuangan, Penulis menjadi yakin bahwa saham-saham yang Penulis invest adalah saham-saham yang fundamental nya bagus dan saya mendapatkannya dengan harga murah. Sehingga ketika harga sahamnya bergerak turun, saya percaya bahwa hal tersebut hanya SEMENTARA.
Sebaliknya, ketika kita tidak memahami isi laporan keuangan (dan hanya berpatokan pada ticker harga), kita menjadi tidak percaya diri dengan saham yang kita pegang. Ilustrasinya begini, saham yang anda pegang saat ini harga nya terus turun, kalau Anda hanya berpatokan pada ticker besar kemungkinan Anda akan menjadi gelisah dan stress. Namun kalau Anda memahami bahwa laporan keuangannya positif (laba bertumbuh, ekuitas bertumbuh, dll), bukankah itu artinya adalah PELUANG? Sehingga Anda seharusnya bisa merasa happy ketika harga saham tersebut turun, itu artinya Anda bisa memanfaatkan market bearish dengan membeli lebih banyak saham-saham yang berfundamental bagus. Make sense?
6. Membuat rangkuman Laporan Keuangan secara customized : Hal lain yang biasa Penulis lakukan adalah merangkum laporan keuangan ini ke dalam Cheat Sheet yang Penulis buat secara customized, sehingga mempermudah Penulis untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan setiap kuartal dari “helicopter view”. Jika harga sahamnya saat ini masih jauh di bawah harga wajar sahamnya, Penulis akan merasa lebih tenang memegang saham tersebut.
[Klik untuk Berlangganan Cheat Sheet]
7. Percaya pada hasil analisa diri sendiri : Mempercayai dan meyakini apa yang sudah kita analisa sangat berperan penting dalam mengelola emosi kita. Banyak sekali investor yang memutuskan membeli saham hanya karena mendengar rekomendasi dari orang lain. Misal si A menyebut saham XYZ, namun ternyata saham XYZ malah turun, biasanya investor yang seperti itu akan menyalahkan (dalam hati) orang yang memberi rekomendasi saham XYZ. Padahal, mungkin timeframe orang yang memberikan rekomendasi saham XYZ itu lebih panjang. Namun, karena investor tersebut hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui alasan membeli saham tersebut, biasanya akan mudah untuk cut loss dan menjadi kecewa ketika menanggung rugi. Well, it’s time buat Anda untuk mulai levelling up analisa Anda.
Kurang lebih itulah yang bisa Penulis share tips-tips untuk tetap dapat menganalisa dengan baik di saat market bearish atau sedang bullish. Jika Anda memiliki tips lain yang dapat membuat Anda untuk tetap dapat menganalisa dengan baik untuk dishare, silahkan masukkan ke dalam comment di bawah ini…
###
Info:
Tags : Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish | Tips Menghadapi Market Bearish
Iya juga ya, klo mood lg turun dan dipaksain biasanya lebih cenderung emosi jadinya…ujung2nya jadi susah percaya sm diri sendiri pdhl udh pelajari gmn cara baca laporan keuangan. berguna sekali Pak artikel ini.. sukses selalu Pak !