Terakhir diperbarui Pada 16 Maret 2024 at 7:30 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
PT Indosat Tbk (ISAT) yang merupakan operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, baru-baru ini mencuri perhatian para pelaku pasar. Pasalnya Manajemen ISAT menawarkan opsi PHK terhadap ±677 karyawannya. Pasar bereaksi negatif, sehingga harga saham ISAT terkoreksi sekitar -32.14%, dari kisaran 2.800,-an per awal tahun turun menjadi 1.900,-an per Februari 2020. Bagaimana kronologi penawaran PHK itu terjadi ? Dan kira-kira, apa pemicu ISAT sampai mengeluarkan opsi PHK ?
Sekilas Tentang ISAT
ISAT adalah kode perdagangan saham milik PT Indosat Tbk, atau yang lebih familiar dikenal sebagai Indosat Ooredoo. Resmi berdiri pada November 1967, ISAT berdiri sebagai operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia. ISAT sendiri merupakan anggota dari Group Ooredoo, pasca akuisisi di tahun 2015.
Dalam operasional lini bisnisnya, ISAT menyediakan layanan selular, data tetap, dan juga layanan broadband nirkabel. Selain itu, ISAT juga menyediakan sambungan tetap nirkabel dan sambungan telepon tetap, serta layanan digital. Sejalan dengan itu, ISAT bersama dengan anak-anak perusahaannya, PT Indosat Mega Media (IM2) dan PT Aplikanusa Lintasarta juga menyediakan layanan data tetap atau Multimedia, Internet dan Komunikasi Data (MIDI). Seperti : IPVPN, penyewaan jalur, layanan internet dan layanan teknologi informasi segmen korporat.
ISAT sendiri resmi menjadi perusahaan publik yang tercatat di BEI dan New York Stock Exchange pada tahun 1994. Adapun struktur kepemilikan saham ISAT, dapat dilihat di bawah ini:
Kepemilikan Saham ISAT. Source : Annual Report 2018 ISAT
Kronologi Penawaran Opsi PHK
Pada 14 Februari 2020, secara mengejutkan ISAT mengumumkan rencana penawaran pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Di mana PHK tersebut akan menyasar sekitar 677 karyawan ISAT. Menariknya, 80% (atau sekitar 541 orang) dari karyawan yang terdampak penawaran PHK justru setuju dan sudah menerima paket kompensasi yang disepakati kedua belah pihak.
Ahmad Al-Neama, selaku President Director & CEO Indosat Ooredoo menyebutkan bahwa opsi PHK yang ditawarkan, menjadi salah satu strategi jangka menengah. Lebih khususnya dalam hal perubahan organisasi dan efisiensi biaya. Tujuannya tak lain, adalah agar bisnis ISAT semakin lincah, lebih fokus kepada pelanggan, dan lebih dekat dengan kebutuhan pasar. Nah di bawah ini merupakan beberapa alasan perubahan bisnis yang tengah ditargetkan ISAT, di antaranya :
Pertama, untuk memperkuat tim regional agar lebih cepat mengambil keputusan dan lebih dekat dengan pelanggan. Kedua, pengalihan penanganan jaringan ke pihak ketiga seperti penyedia jasa, managed service, sejalan dengan praktik terbaik di industri. Ketiga, sebagai rightsizing organisasi agar bisa menambah SDM dalam meningkatkan daya saing, juga meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan, serta merampingkan SDM di beberapa fungsi bisnis.
Sebagai informasi, jumlah karyawan menjadi salah satu pos beban yang belakangan ini sedang ditekan ISAT. Hal itu terlihat dari jumlah karyawan, pada akhir tahun 2018 jumlah karyawan ISAT sebesar 3.700 karyawan.
Kemajuan dan perkembangan teknologi yang kian pesat, dan didominasi oleh persaingan digitalisasi disinyalir menjadi salah satu penyebab mencuatnya PHK. Apalagi ISAT sebagai perusahaan operator telekomunikasi, jelas tak bisa menghindari kondisi tersebut. Di mana saat ini bisnis legacy voice dan SMS, tidak bisa lagi diandalkan. Karena nantinya akan digantikan oleh layanan teknologi digital baru yakni over the top (OTT).
Beberapa Fakta dalam Opsi PHK ISAT
Banyak pihak menilai rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh ISAT terhadap karyawannya, dinilai tidak sewajarnya terjadi. Di antaranya :
• Opsi PHK ISAT dinilai Ilegal oleh Serikat Pekerja
Opsi PHK yang ditawarkan oleh ISAT dinilai ilegal oleh Serikat Pekerja. Lantaran keputusan ISAT yang sepihak melakukan pemutusan, tidak diawali dengan perundingan dan disepakati secara tertulis. Padahal berdasarkan UU dan PKB yang berlaku di ISAT, mewajibkan adanya perundingan dan kesepakatan tertulis jika perusahaan ingin melakukan PHK. Sehingga serikat pekerja menilai langkah ISAT saat ini adalah PHK yang sifatnya ilegal.
• Proses PHK yang terbilang singkat
Selain itu, karyawan hanya diberikan waktu sekitar 4 jam saja dalam proses pengenaan PHK, sehingga banyak serikat pekerja menilai PHK ini adalah pemaksaan. Meski berupa penawaran, namun karyawan diminta memutuskan dalam waktu yang singkat. Kalaupun ada karyawan yang menolak, berpeluang tetap diproses PHK melalui pengadilan. Di sisi lain, pengisian formulir kesediaan PHK, bertujuan supaya karyawan yang di PHK bisa mendapatkan benefit yang maksimal.
• Benefit Pesangon nilainya bisa semakin berkurang
Jika karyawan menunda-nunda penandatanganan surat kesediaan PHK, nilai benefit atau pesangon yang diterima karyawan bisa berkurang. Di mana nilai pesangon akan berkurang setiap beberapa hari, sampai menjadi senilai pesangon yang sudah ditetapkan dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Sejumlah kontra di atas, menunjukkan ketergesa-gesaan perusahaan dalam melakukan pemutusan hubungan kerja. Sehingga proses PHK dinilai terlalu cepat, bahkan terkesan dipaksakan. Karena sewajarnya dalam proses PHK, baik antara perusahaan dan pekerja diberikan waktu untuk melakukan negosiasi. Dan sebaiknya, perusahaan berupaya untuk menghindari opsi PHK sebelah pihak. Adapun langkah terbaik, sebagai perusahaan terkemuka dan jika tetap ingin mengurangi jumlah karyawan. Maka perusahaan harus melakukan perundingan dengan pekerja, atau bahkan serikat pekerja.
Dalam menanggapi kasus PHK yang diajukan ISAT, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) akan turut campur tangan. Untuk memeriksa rencana PHK, apakah perusahaan akan memberikan bantuan kepada karyawan yang di PHK, untuk mencarikan kerja di tempat lain. Salah satunya, dengan mengutus Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI-JSK) untuk melakukan nego dengan manajemen ISAT dan Serikat Pekerjanya.
Kinerja Fundamental ISAT
Pengurangan Karyawan ISAT tidak dapat dilepaskan dari kinerja buruk ISAT dalam 2 tahun terakhir. Bahkan, dalam dua tahun terakhir ISAT mencatatkan rugi bersih. Setelah di tahun 2018 lalu ISAT merugi Rp 2.4 triliun, di tahun 2019 ini ISAT diperkirakan kembali merugi Rp 379 miliar (estimasi)…
ISAT mengalami Rugi Bersih di 2018 – 2019. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet]
Penyebab kerugian ISAT tentu saja tidak dapat dilepaskan dari drop nya penjualan ISAT dalam 2 tahun terakhir. Setelah mencatatkan penjualan Rp 29 – 30 triliun di tahun 2016 dan 2017, penjualan ISAT drop menjadi hanya Rp 23.1 triliun di tahun 2018 dan Rp 25.1 triliun (estimasi) di tahun 2019. Artinya, penjualan ISAT di 2018 dan 2019 drop sebesar 20 – 25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Histori Pendapatan ISAT. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet]
Secara lebih rinci, penjualan ISAT menurun di semua lini bisnis. Namun penurunan terbesar adalah dari pendapatan utama nya yaitu Pendapatan Selular. Di mana pada tahun 2016 dan 2017 Pendapatan Selular ISAT bisa mencapai sekitar Rp 24 triliun, namun di tahun 2018 dan 2019 hanya mencapai Rp 18 – 20 triliun saja. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa lihat tabel di bawah ini.
2016 FY | 2017 FY | 2018 FY | 2019 (ANLZ) | % 2017 – 2018 | |
Pendapatan Selular | Rp 24.0 triliun | Rp 24.4 triliun | Rp 18.0 triliun | Rp 20.0 triliun | -26,2% |
Multimedia, Komunikasi Data, Internet “MIDI” | Rp 4.1 triliun | Rp 4.5 triliun | Rp 4.3 triliun | Rp 4.3 triliun | -4,4% |
Telekomunikasi Tetap | Rp 958.8 miliar | Rp 913.0 miliar | Rp 729.3 miliar | Rp 693,7 miliar | -20,1% |
Total Pendapatan | Rp 29.1 triliun | Rp 29.9 triliun | Rp 23.1 triliun | Rp 25.1 triliun | -22.7% |
Source : Annual Report ISAT & Laporan Keuangan Kuartal III-2019
Dan jika dilihat lebih jauh, penjualan yang menurun tersebut tentu tidak lepas dari jumlah pelanggan ISAT yang semakin berkurang di tahun 2018. Di bawah ini adalah tabel penurunan pelanggan ISAT :
Perbandingan pertumbuhan di tahun 2017 dan 2018. Source : Annual Report ISAT 2018
Tercatat total pelanggan ISAT pernah mencapai 110.2 juta pelanggan di tahun 2017. Namun, harus turun menjadi 58.0 juta pelanggan di tahun 2018. Alhasil, ISAT mengalami penurunan penjualan karena pelanggan prabayar yang sudah berkurang tadi.
Lantas hal lain apa lagi yang mempengaruhi penjualan ISAT ? Mengacu pada pertanyaan tersebut, tentu akan ada sejumlah kendala yang mungkin dihadapi ISAT. Selain daripada, persaingan pasar yang sangat ketat. Beberapa kondisi di antaranya, yang turut memicu penjualan ISAT turun, seperti menurunnya pelanggan yang memakai layanan selular prabayar, pasca peraturan pemerintah yang mewajibkan registrasi ulang kartu SIM prabayar.
Dari segi kepemilikan BTS, BTS ISAT juga jauh di bawah kompetitor lainnya seperti EXCL dan TLKM. Per tahun 2018, ISAT hanya memiliki sekitar 75 ribu BTS, sementara EXCL memiliki 118 ribu BTS, dan TLKM 189 ribu BTS. BTS ini juga menjadi salah satu unsur, penjualan ISAT menurun. Karena fasilitas akses ini memungkinkan pelanggan tetap bisa menggunakan layanan data, meski berada di lokasi yang terpencil sekalipun.
ISAT | EXCL | TLKM | |
Jumlah BTS di 2018 | 74.926 | 118.596 | 189.081 |
Source : Annual Report 2018.
Neraca Keuangan ISAT
Kinerja ISAT yang mengalami kerugian dalam dua tahun terakhir, juga diiringi oleh semakin membesarnya nilai hutang yang dimiliki oleh ISAT. Berdasarkan Laporan Keuangan Kuartal III-2019, ISAT memiliki total kas dan setara kas sebesar Rp 1.20 triliun. Angka kas itu terbilang kecil, dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek yang sebesar Rp 21.1 triliun per Kuartal III-2019, dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 25.3 triliun per Kuartal III-2019.
Maka bisa dikatakan, bahwa ISAT tidak mampu mengcover seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang berjumlah Rp 46.5 triliun per Kuartal III-2019, hanya dengan mengandalkan kas nya saja. Terlihat dari Cash Ratio ISAT berkisar 0.1x YTD 2019. Angka tersebut menunjukkan bahwa Cash yang dimiliki ISAT hanya 10% jika dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek. Di bawah ini adalah perbandingan total Cash dan Liabilitas jangka pendek ISAT, dalam data lebih panjang..
Total Cash ISAT. Source : Laporan Keuangan ISAT Kuartal III-2019
[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet]
Total Liabilitas ISAT. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet]
Dari data di atas, kita dapatkan bahwa liabilitas ISAT kian membesar, sementara jumlah kas dan setara kas semakin menurun. Di sisi lain, semakin besarnya liabilitas ISAT yang jauh melebihi ekuitas nya juga membuat DER ISAT semakin meningkat. Hingga per Q3 2019, DER ISAT meningkat pesat menjadi 4.27x, menunjukkan bahwa kondisi keuangan ISAT tidak sehat.
DER ISAT semakin tinggi. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet]
Adapun salah satu penyebab membengkaknya hutang ISAT per Kuartal III-2019 kemarin adalah karena adanya utang pengadaan jangka panjang hingga sebesar Rp 1.23 triliun. Lebih jelasnya seperti di bawah ini…
Utang Pengadaan ISAT. Source : Laporan Keuangan ISAT Kuartal III-2019
Valuasi ISAT
Jika demikian kondisi ISAT saat ini. Lantas bagaimana saham ISAT secara valuasi?
PER -30.1x per Kuartal III-2019. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
PBV 1.0x per Kuartal III-2019. Source : Cheat Sheet Kuartal III-2019
Dari data di atas, saham ISAT saat ini ditransaksikan di PER -30.1x dan PBV 1.0x, saat harga saham di kisaran 2.000,-an. Dalam kacamata Value Investing, jelas valuasi ini tidak menarik, mengingat dalam dua tahun ini saja ISAT berturut-turut mencatatkan kerugian. Sementara dari PBV yang saat ini di level 1.0x, dibandingkan dengan ROE di level -3% juga tidak dapat dikatakan murah secara nilai.
Kesimpulan
Kembali pada pertanyaan di awal, bagaimana kronologi penawaran PHK itu terjadi ? Dan apa pemicu ISAT mengeluarkan opsi PHK ? Melihat sejumlah fakta yang terjadi dalam penawaran PHK yang diajukan oleh ISAT terhadap karyawannya tersebut. Tentu posisi ISAT sebagai perusahaan jasa telekomunikasi terkemuka dipertanyakan, meski ISAT membantah bahwa pemutusan hubungan kerja sebagai strategi jangka menengah perusahaan. Karena penawaran PHK tersebut, dinilai memaksakan.
Sementara, secara fundamental ISAT masih belum bangkit dari kerugiannya dalam dua tahun belakangan diklaim sebagai pemicu ISAT, mengeluarkan opsi PHK. Karena kinerjanya semakin buruk, dengan Rugi Bersih sebesar Rugi Bersih sekitar Rp 379 miliar (Annualized 2019). Di tambah lagi, dengan hutangnya yang semakin membengkak hingga berjumlah Rp 46.5 triliun per Kuartal III-2019. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa, ISAT memiliki kinerja yang negatif.
Selain itu, ISAT yang saat ini ditransaksikan di PER -30.1x dan PBV 1.0x, dengan harga saham di kisaran 2.000,-an. Bisa dikatakan valuasi ini tidak menarik, belum lagi ditambah dengan ROE yang negatif di level -3%. Sehingga, berinvestasi di ISAT memiliki risiko yang besar dan cenderung mengarah kepada spekulasi.
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.