Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif juga, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) memang lebih jarang terdengar dibandingkan dengan beberapa perusahaan dalam sektor yang sama seperti perusahaan konglomerasi PT Astra International (ASII) ataupun anak usahanya PT Astra Otoparts (AUTO). Di sisi lain, SMSM dikenal sebagai perusahaan yang mencatatkan kenaikan profit yang sangat konsisten, apakah SMSM layak untuk dikoleksi?

 

Company Profiile SMSM

SMSM merupakan salah satu anak usaha dari ADR Group – group perusahaan yang memfokuskan lini bisnisnya di distribusi komponen otomotif dan komponen mesin pabrik. Tidak berhenti di otomotif, ADR grup yang telah berdiri sejak 1973 ini juga berekspansi ke beberapa lini bisnis seperti ke agrikultur, property dan investment. Salah satu anak usahanya dalam bidang otomotif ini tidak lain adalah SMSM yang akan kita bedah pada kesempatan kali ini.

SMSM sendiri telah beroperasi secara komersil sejak tahun 1976. Di bawah naungan ADR Group, SMSM sekarang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi filter dan radiator terbesar di Indonesia. Lebih lengkapnya, perusahaan memproduksi filter, radiator, bensin, pendingin, kondennsor, pipa rem, pipa bensin, tangka bensin, exhaust system, dan press parts. Salah satu produk dari SMSM yang mungkin Anda kenal adalah filter dengan brand Sakura dan brand-brand yang menggunakan nama ADR seperti ADR Radiator, ADR Dump Hoist, ADR Coolant. Per tahunnya, SMSM dapat memproduksi lebih dari 96 juta filter dan 1,95 miliar radiator pertahun. Brand-brand dari SMSM ini sendiri – termasuk filter Sakura – telah diekspor ke lebih dari 120 negara.

SMSM sendiri sudah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1996. Adapun berikut gambaran kepemilikan saham di SMSM :

Source: Annual Report SMSM

Memiliki pasar yang besar dan berbagai macam variasi produk, kira-kira bagaimana prospek saham SMSM ke depannya?

 

Kinerja Fundamental SMSM

Jika kita lihat 5 tahun belakang, pergerakan harga SMSM sempat berada di Rp 1100,- pada 2015, dan sempat mengalami koreksi sampai ke harga Rp 830.- pada 2017. Sejak 2017, harga saham SMSM masih berada dalam fase uptrend sampai sempat menyentuh harga tertinggi di Rp 1775,- pada awal tahun di 2019 lalu. Isu yang diangkat dalam sektor otomotif biasanya sama; apakah masuknya mobil listrik akan menjadi ancaman atau peluang bagi para emiten yang terkait? Oh ya, terkait dengan komponen otomotif, penulis sempat membahas sebuah artikel tentang otomotif. Anda dapat membacanya pada link di bawah ini:

http://rivankurniawan.com/2019/10/30/sektor-otomotif-di-indonesia/

 

Berbeda dengan AUTO yang berencana untuk masuk ke pasar komponen mobil listrik, SMSM sepertinya belum berencana untuk masuk ke pasar komponen mobil listrik. Menurut perusahaan, implementasi sampai tahap penerapan mobil listrik ke Indonesia belum cukup. Akan tetapi, SMSM mengaku tetap siap untuk bersaing dengan perusahaan sejenis yang juga ingin merambah pasar mobil listrik.

Jika kita melihat kinerja SMSM terbaru di Q3 2019, memang SMSM sedang mengalami penurunan pendapatan secara kuartalan sebesar -4,3% QoQ bila dibandingkan dengan Q2 2019 (Rp 1,03T vs Rp 1,059 T). Begitu juga bila membandingkan kinerja SMSM secara tahunan dari 9M 2019 dengan 9M 2018, pendapatan SMSM sedikit mengalami penurunan sebesar -2,34% YoY (Rp 2,78T vs Rp 2,85T).

Dari sisi bottom line juga, SMSM mencatatkan penurunan laba bersih tipis sebesar -3,11% QoQ. Meskipun begitu, dalam jangka panjang trend pendapatan dan laba bersih SMSM masih dalam posisi uptrend (2019 masih di-annualized). Berikut Penulis lampirkan data pendukungnya.

Historical pendapatan SMSM. Source: Cheat Sheet Q2 2019

Historical laba bersih SMSM. Source: Cheat Sheet Q2 2019

 

Performa SMSM yang sedikit menurun di 2019 ini tidak lepas dari penjualan karoseri, yakni pelemahan yang sedang terjadi pada sektor pertambangan dan perkebunan yang di mana kedua sektor ini memang berkontribusi terhadap produksi alat berat dan mesin-mesin di dalam negeri. Belum lagi di sektor karoseri ini, SMSM semuanya menjual ke pasar domestik. Jadi, semua yang terjadi di domestik akan sangat mempengaruhi kinerja SMSM yang notabene juga menjual komponen alat berat dan mesin.

Memang, secara umum produksi alat berat dalam negeri tidak mengalami peningkatan – malah mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI) produksi alat berat dari awal tahun di Januari-September lalu tercatat hanya 4.688 unit – turun sekitar 18,47% dari produksi pada periode yang sama tahun lalu.

Perlu Anda ketahui bahwa pangsa pasar SMSM mayoritas bersumber dari luar negeri. Perbandingan antara pendapatan SMSM dari domestic dan luar negeri adalah 64,99% : 35,01% (per Q3 2019). Artinya, mayoritas pendapatan SMSM ditopang dari penjualan export Lebih spesific lagi akan dijelaskan di table berikut :

Segmen geografis pendapatan SMSM. Source: Laporan Keuangan SMSM Q3 2019

Berbeda dengan segmen karoseri yang sangat terpengaruh oleh penurunan produksi alat berat yang ditimbulkan dari penurunan sektor perkebunan dan pertanian, SMSM juga memiliki segmen filter dan radiator yang tidak terlalu terpengatuh oleh sektor perkebunan dan pertanian. Segmen filter dan radiator ini juga ditargetkan lebih utama untuk ekspor dengan persentase 70% ekspor untuk segmen filter dan 90% ekspor untuk segmen radiator.

 

Neraca dan Laporan Arus Kas SMSM

  • Neraca

Dari sisi neraca, tercatat SMSM memiliki neraca yang tergolong sehat dan telah dipertahankan bahkan ditingkatkan dalam waktu yang cukup lama. Kabar baiknya, meskipun pendapatan sedikit menurun, tetapi dari total asset justru meningkat sebesar +6,3% dan sampai sekarang. Kontributor dari meningkatnya jumlah asset SMSM adalah bagian kas dan setara kas yang meningkat +158,17% bila dibandingkan dengan posisi kas pada akhir tahun 2018 dengan posisi kas pada Q3 2019.

Kenaikan kas ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena bertambahnya posisi kas Dollar Amerika Serikat SMSM di PT Bank Mizuho Indonesia (setara dengan Rp 49,625 miliar) dan PT Bank Mandiri Tbk (setara dengan Rp 46,32 miliar) yang posisi sebelumnya kas dollar Amerika Serikat di kedua bank tersebut bahkan tidak mencapai Rp 3 miliar dollar di PT Bank Mizuho dan bahkan jumlah kas di PT Bank Mandiri sebelumnya hanya Rp 14,714 miliar. Pertumbuhan kas di kedua bank ini melebihi 100%.

Di saat yang sama, SMSM juga mengurangi liabilitas jangka pendek dengan membayar utang usaha  pihak ketiga dan membayar utang pajak. Pembayaran kedua ini menyebabkan penurunan liabilitas jangka pendek sebesar kurang lebih Rp 54 miliar. Kemudian, SMSM menambah utang jangka pajang sebesar kurang lebih Rp 14 miliar dari yang sebelumnya berutang Rp 148 miliar menjdi Rp 162 miliar.

  • Laporan Arus Kas

Dari sisi arus kas sendiri, SMSM mencatatkan kinerja yang positif di bagian operating cash flow (OCF). Di mana OCF mengalami peningkatan dari pada periode sebelumnya di Q3 2018 sebesar Rp 339 miliar naik menjadi Rp 478 miliar di Q3 2019. Kenaikan ini dihasilkan karena berkurangnya pembayaran kas kepada supplier sebesar hampir Rp 230 miliar. Secara historikal, laporan arus kas SMSM memang selalu tercatat positif.

Historical Operating Cash Flow SMSM. Source: Cheat Sheet Q2 2019

 

Investing cash flow dan financing cash flow yang tercatat di SMSM juga berarti hal yang positif, karena perusahaan terus mengurangi utang dan menambah jumlah aset produktif untuk profitabilitas perusahaan. Tercatat, jumlah pemakaian cash di investing dan financing cash flow masih berada di bawah surplusnya OCF yang menandakan perusahaan tidak menggunakan cash dengan jor-joran..

 

Apakah saham SMSM dapat dikategorikan sebagai saham undervalue?

Saat ini SMSM diperdagangkan di harga Rp 1460,- dan dalam posisi P/E 18,02x serta PBV 4,4x.

Data historical P/E dari SMSM. Source: Cheat Sheet Q2 2019

 

Data historical PBV SMSM. Source: Cheat Sheet Q2 2019

Dilihat dari data historical, posisi P/E sekarang sudah tergolong premium. Hal ini dikarenakan kondisi P/E SMSM sekarang sudah tertinggi dibandingkan past historicalnya. Dan bila diambil sekilas kesimpulan juga sebenarnya tidak terlalu banyak sentimen positif yang mengikuti SMSM.

Next, dilihat dari sisi historical, PBV sekarang juga tergolong premium. Memang, PBV 4.4x saat ini masih berada di bawah PBV historical 6,8x. Namun jika dibandingkan dengan ROE SMSM yang saat ini sebesar 24%, jelas valuasi tersebut tidak dapat dikatakan murah.

 

 

Kesimpulan

SMSM merupakan salah satu perusahaan di sektor otomotif yang sebenarnya kurang terdengar karena tertutup oleh perusahaan-perusahaan konglomerasi seperti Astra. Padahal, dari sisi variasi produk, SMSM tidak kalah menarik dibandingkan kompetitor.

Secara historis, SMSM sedang berada dalam trend positif di mana bagian top line dan bottom line dari SMSM masih terlihat terus meningkat. Meskipun di laporan terbaru memang tercatat mengalami penurunan, tetapi ini hanya di Q3 2019. Dan penurunan yang terjadi adalah karena faktor external dan bukan karena masalah internal dan sebagainya.

Perlambatan di sektor pertanian dan perkebunan yang menyebabkan menurunnya pendapatan SMSM. Maklum, penjualan komponen sparts dan komponen alat berat menyumbang lebih dari 60% total pendapatan perusahaan. Bisnis otomotif SMSM yang menjual berbagai komponen seperti filter, radiator, pipa bensin, dsb sendiri menyumbang sisanya sekitar 30-40% dari total pendapatan.

Prospek SMSM Penulis rasa masih cukup baik menimbang masih banyak pasar yang bisa dijangkau oleh perusahaan. Secara valuasi, memang untuk sekarang Penulis tidak menyarankan Anda untuk masuk ke saham ini mengingat dalam penilaian saham kali ini, SMSM diperdagangkan di P/E 18x dan PBV  4,4x. Hal ini dapat dikategorikan mahal karena secara historis, SMSM belum pernah divaluasikan dengan mahal. Jadi, Anda masukkan SMSM ke dalam watchlist saja dulu. Ketika kesempatan untuk memperoleh di valuasi yang jauh lebih masuk akal, maka Anda bisa mulai mengkoleksinya.

 

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan November 2019 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2019 akan segera terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop & Advance Value Investing (Jakarta, 23 – 24 November 2019) dapat dilihat di sini.

 

Tags : Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | Profit Saham SMSM | 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *