Salah satu sub-sektor yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia adalah automotive and components. Berbicara mengenai sektor otomotif, mungkin pikiran banyak orang hanya tertuju pada PT Astra International (ASII). Padahal, sektor otomotif sendiri bukan hanya Astra loh.. Pada tulisan kali ini, Penulis ingin mengajak Anda untuk mengetahui lebih dalam mengenai sub-sektor otomotif dan komponen ini..

 

Sekilas tentang Sektor Otomotif dan Komponennya

Sektor otomotif dan komponennya merupakan sub-sektor dari sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia. Secara umum, sektor otomotif dapat dibedakan menjadi dua pembagian sektor, yakni sektor produsen kendaraan dan produksi spareparts kendaraan.

Sektor produsen kendaraan artinya perusahaan tersebut business-nya adalah untuk menjual mobil-mobil maupun kendaraan lainnya yang telah didapatkan lisensinya oleh tiap perusahaan. Contoh yang termasuk ke dalam bagian produsen kendaraan adalah: PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS).

Pameran Otomotif di Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019. Source: https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/20/122200615/alasan-produsen-otomotif-di-indonesia-rahasiakan-produk-barunya

 

Berikutnya, Penulis membagi juga sektor otomotif ini menjadi 1 bagian lagi, yakni bagian komponen-komponen dari kendaraan yang akan dibuat oleh produsen tadi. Kendaraan – sebut saja mobil, motor maupun heavy equipment – memiliki banyak spare parts yang dibutukan untuk dapat dijadkan sebuah kendaraan. Sub-sektor komponen otomotif ini adalah penyedia spare parts tadi untuk kelancaran operasi perusahaan.

Contoh spare parts dari kendaraan mobil. Source: Pubex AUTO

Disimpulkan secara umum, industri otomotif dapat terbagi menjadi produsen kendaraannya, yakni yang menjual hasil jadi kendaraannya seperti mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dsb. Lalu berikutnya adalah bagian spare parts kendaraannya, contohnya ban-nya, setir mobil-nya, busi motor, kaca mobil, body mobil, dan sebagainya.

 

Sektor Produsen Mobil

Di Indonesia, sektor produsen mobil secara umum dikuasai oleh dua perusahaan besar. Satunya berasal dari grup konglomerat Astra – PT Astra International Tbk (ASII), dan satunya lagi dari PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) – sebuah perusahaan yang sekarang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Gallant Venture, perusahaan dari Singapura.

Siapa yang tidak kenal dengan produk-produk dari ASII? Produknya hampir selalu dapat kita lihat di jalan di manapun kita berada. Sebut saja brand-brand yang berada di bawah naungan ASII seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Honda, Pigeot, BMW, sampai ke alat berat seperti UD Trucks.

Tidak mau kalah, IMAS juga punya sederetan portfolio kendaraan yang cukup merajalela di jalanan. Sebut saja Nissan, Datsun, Audi, Volkswagen, Hino, dan juga Audi.

Mayoritas market kendaraan di Indonesia dikuasai oleh dua perusahaan ini. Berdasarkan public expose ASII per Agustus 2019 kemarin, ASII masih mendominasi market share mobil di Indonesia sebesar ±51%, yang didominasi oleh brand andalannya.. Toyota sebesar 32% dan Daihatsu sebesar 18%. Brand ASII lainnya adalah Isuzu dengan 2% market share di Indonesia. Sisanya ±48% dikuasai oleh brand lain.

Laporan market share brand kendaraan di Indonesia. Souce: Pubex ASII

Begitu juga dengan pasar kendaraan roda dua – motor. Brand Honda milik Astra masih menguasai pasar dengan market share 75%, cukup jauh perbandingannya dengan brand motor lain dengan persentase hanya 25% bahkan setelah market share brand-brand lainnya digabungkan.

 

PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) merupakan kompetitor ASII dalam industri otomotif di Indonesia sebagai distributor penjualan kendaraan. IMAS menaungi brand-brand yang tidak kalah apik dibandingkan ASII seperti Suzuki, Nissan, Volvo, Volkswagen, Audi, Hino, Renault, Foton, Great Wall, Mack.

Jika kita bandingkan dengan ASII, market share ASII masih mendominasi pasar Indonesia dengan 52%, dan bila kita asumsikan kendaraan di Indonesia hanya dikuasai oleh ASII dan IMAS, maka dapat dikatakan bahwa IMAS menguasai  ±48% market share kendaraan di Indonesia.

Brand-brand di bawah naungan IMAS. Source: Pubex IMAS

 

Sektor Komponen Otomotif

Untuk menunjang penjualan dan produksi dari kendaraan-kendaraan di Indonesia, tentu saja diperlukan bahan-bahan untuk merancang kendaraan tadi – atau biasa kita sebut sebagai spare parts atau komponen kendaraan.

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) adalah salah satu produsen spare parts di Indonesia. AUTO sendiri sebenarnya merupakan anak perusahaan dari ASII yang memegang  80% kepemilikan saham AUTO. Beberapa emiten lain yang bergerak di bidang serupa contohnya adalah PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan juga PT Indo Kordsa Tbk (BRAM).

Secara spesific, AUTO menyediakan hampir semua variasi produk komponen dan spare parts untuk kendaraan beroda dua maupun beroda empat seperti; electrical, engine, body and chassis, dan power train, dan masih banyak jenis komponen lain yang disediakan oleh AUTO.

AUTO memproduksi variasi produk dengan kualitas Original Equipment Manufacturer (OEM) dan juga variasi produk Replace Market (REM).

 

Produk OEM (atas) dan Produk REM (bawah) AUTO. Source: Annual Report AUTO 2018

 

PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) adalah anak perusahaan dari ADR Group yang bergerak di bidang otomotif. SMSM bergerak di bidang perlengkapan atau spare parts mesin pabrik dan juga kendaraan. SMSM memiliki lebih dari 8000 komponen untuk otomotif dan setiap tahunnya dapat bertambah sekitar ±500 komponen. Beberapa brand produk dari SMSM yang ada di pasar adalah Sakura, ADR Radiator, ADR Dump Hoist, ADR Coolant, ADR Brake Parts.

Beberapa brand dari SMSM. Source: Pubex SMSM

SMSM memproduksi spare parts­-nya dengan kualitas Original Equipment Manufacturer (OEM) dan Original Equipment Supplier (OES) untuk produk-produk seperti Daihatsu, Chevrolet, Hino, Honda, Hyundai, Isuzu, Mazda, Mitsubishi, Nissan, Suzuki, Toyota, Volvo, Yale, dan masih banyak lainnya.

Komponen-komponen yang ditawarkan SMSM memang tidak sebanyak AUTO yang hampir meng-cover semua spare parts suatu kendaraan. SMSM fokus kepada beberapa jenis komponen seperti filter, radiator, pipa rem (brake pipes), tangka bahan bakar (fuel tank) dan tangki hidrolik untuk peralatan konstruksi.

PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)  tergabung ke dalam Kordsa Global Endustriyel Iplik ve Kord Bezi Sanayi ve Ticaret A.S. – perusahaan yang berdomisili di Turki. Berbeda lagi dari AUTO dan SMSM yang memproduksi bahan baku mesin-mesin, BRAM lebih memfokuskan bisnisnya ke bisnis benang untuk ban.

BRAM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur komponen-komponen seperti kain ban (nylon 66 dan polyester), benang nylon 66, benang polyester HMLS (high-modulus low-shrinkage). BRAM bisa dikatakan sebagai penyuplai bahan baku untuk membuat ban.

 

Lini produk dari BRAM. Source: Annual Report BRAM 2018

 

Kinerja Emiten Sektor Otomotif

PT Astra International (ASII)

Kita tau bahwa ASII sebagai salah satu perusahaan konglomerasi di Indonesia dan juga dianggap sebagai perusahaan blue chip atau core stocks di bursa saham kita. Tetapi, jika kita melihat tren ke belakang sampai 2011, kita dapat melihat bahwa pertumbuhan pendapatan ASII secara CAGR hanya 4,6%.

Pendapatan ASII. Source: Cheat Sheet Q2 2019

Namun, apa yang terjadi di pendapatan ASII tidak tercermin sama pula di bagian bottom line ASII. Peningkatan net profit ASII dari 2011 sampai laporan keuanagan terbaru (CAGR) hanyalah 1,2% saja. Bahkan angka ini lebih rendah di bawah angka inflasi negara Indonesia.

Laba bersih ASII. Source: Cheat Sheet Q2 2019

 

Jadi sebenarnya dapat dikatakan dalam hampir 10 tahun terakhir, bisnis dari ASII – atau yang mayoritasnya bersumber dari sektor otomotif sebenarnya tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Hal ini dirasakan juga oleh produsen otomotif lain seperti IMAS. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan hal ini seperti ketidak sesuaian harga dengan daya beli masyarakat, ataupun adanya faktor-faktor eksternal yang lain yang mengakibatkan masyarakat lebih memilih untuk tidak membeli kendaraan.

Data historical pendapatan IMAS. Source: Cheat Sheet Q2 2019

Data historical laba bersih IMAS. Source: Cheat Sheet Q2 2019

Seperti yang terlihat di data di atas, performance IMAS di bagian bottom line atau laba bersih lebih fluktuatif dibandingkan dengan ASII. Secara historical pula, CAGR revenue IMAS adalah sebesar 2,5% dan CAGR laba bersihnya sebesar 1,6%. Pendapatan IMAS lebih dari >50% bersumber dari lini bisnis otomotifnya, jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa otomotif dalam hampir 10 tahun belakangan memang tidak terjadi pertumbuhan yang terlalu masif.

 

Peluang Investasi di Sektor Otomotif, Apakah masih Menarik ?

Memang jika Anda lihat lagi penjelasan di atas, dalam hampir 10 tahun terakhir tidak terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penjualan kendaraan. Begitu juga dengan spare parts yang malah sempat mengalami kejatuhan yang dalam di bagian bottom line di sekitar tahun 2015.

Tetapi, perlu diketahui transportasi adalah salah satu kebutuhan masyarakat dalam hidup. Jadi, tentu saja masih ada peluang sektor otomotif untuk bangkit lagi ke depannya, tentu saja dengan pertimbangan pertimbangan faktor lainnya. Salah satunya adalah dengan mulai masuknya industri mobil listrik ke Indonesia yang diharapkan dapat menggairahkan kembali industri otomotif di Indonesia (Penulis akan jelaskan lebih lanjut di bagian berikutnya.

Bisa dibilang, beberapa saham di sektor otomotif dan komponen otomotif diperdagangkan pada valuasi yang menarik. Sehingga rasanya juga cukup sayang apabila kita ignore begitu saja. Dan berikut ini adalah perbandingan kinerja dan valuasi beberapa emiten yang bergerak di sektor otomotif dan komponen otomotif untuk menjadi referensi bagi Anda.

 

Produsen OtomotifKomponen Otomotif
ASIIIMASAUTOSMSMBRAMBOLTGJTLINDS
CAGR Pendapatan (%)4,6%2,5%9,5%8,8%8,4%5,9%3,3%6,4%
CAGR Net Profit (%)1,2%1,6%-8,6%10,4%18,8%0%-8,8%-11,1%
NPM (%)8%5%3%13%7%4%2%2%
ROE (%)14%11%5%24%9%7%5%2%
PER (x)13,8x4,8x11,2x19,6x27,9x47,1x6,8x36x
PBV (x)1,9x0,5x0,5x4,8x2,6x3,1x0,4x0,8x

Perbandingan emiten Otomotif dan Komponen Otomotif. Data per 18 Oktober 2019

 

Trend Sektor Otomotif : Masuknya mobil listrik di Indonesia.

Kembali lagi ke mulai masuknya mobil listrik ke Indonesia, pemerintah mulai memberikan banyak insentif ke masyarakat-masyarakat yang mau membeli dan menggunakan mobil listrik. Untuk sekarang memang pemerintah tengah mempertimbangkan pemberian insentif untuk mobil listrik nasional – baik insentif yang berupa fiscal seperti bea masuk dan pajak, maupun yang lainnya. Untuk sekarang masih dirundingkan oleh Menteri Perindustrian, spesifiknya oleh divisi Litbang.

Mobil listrik yang masuk ke Indonesia. Source: https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/30/183200315/berapa-harga-mobil-listrik-yang-cocok-buat-indonesia-

Penulis berpendapat bahwa masuknya mobil listrik mungkin tidak akan mendisrupsi mobil “konvensional” secara radikal dalam waktu yang dekat. Tetapi, semakin marak dan berkembangnya teknologi dalam pembuatan mobil listrik, tidak menutup kemungkinan malah penggunaan transportasi justru di masa yang akan datang beralih ke mobil listrik. Salah satu faktor terbesarnya adalah karena mobil konvensional masih tergantung terhadap bahan bakar yang tidak dapat terbarukan, sedangkan mobil listrik tidak seperti itu lagi. Mobil listrik juga dikenal lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mobil konvensional. Mulai maraknya gerakan yang berkaitan dengan climate change disuarakan dapat mendorong produksi mobil listrik yang lebih massif ke depannya.

Memang, untuk masa-masa sekarang masih terlihat sulit untuk mobil listrik direalisasikan dan dipakai banyak pihak, apalagi karena harga mobil listrik sendiri terbilang cukup premium jika dibandingkan dengan harga mobil biasa. tetapi keunikan dan eksklusifitas dalam penggunaan mobil listrik sekarang dapat dijadikan peluang bagi perusahaan-perusahaan otomotif.

Lihat saja AUTO, yang sudah mulai mempersiapkan untuk memproduksi spare parts daripada mobil-mobil listrik. Tidak mau ketinggalan, AUTO sudah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memproduksi parts komponen-komponen mobil listrik.

Penulis sendiri pernah membahas lebih detail tentang AUTO di artikel sebelumnya terkait dengan sentimen yang akan mempengaruhi AUTO jika mobil listrik masuk ke Indonesia.. Anda dapat membacanya di sini :

[Baca Lagi : Dampak Wacana Masuknya Mobil Listrik Bagi AUTO]

Kesimpulan

Sektor otomotif dan komponennya merupakan sub-sektor dari sektor aneka industri. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sektor otomotif terbagi menjadi 2 lini bisnis, yakni; produsen otomotif dan produsen spare parts atau yang disebut komponennya.

Dari produsen otomotif sendiri, terdapat dua pemain besar di Indonesia. Yakni, ASII dan IMAS. Dua pemain besar ini masih menguasai pasar otomotif Indonesia dengan brand-brand kawakan mereka seperti Toyota, Daihatsu, Nissan, Datsun, dsb.

Dari sisi produsen spare parts, contohnya juga merupakan anak perusahaan ASII, yakni PT Astra Otopart Tbk (AUTO) yang memiliki banyak sekali mitra kerja di berbagai daerah. AUTO juga sudah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menghadapi era masuknya mobil listrik. Emiten lain yang bergerak di bidang serupa contohnya adalah PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan juga PT Indo Kordsa Tbk (BRAM).

Memang, dalam hampir 10 tahun terakhir tidak terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penjualan kendaraan. Begitu juga dengan spare parts yang malah sempat mengalami kejatuhan yang dalam di bagian bottom line di sekitar tahun 2015.

Tetapi, perlu diketahui transportasi adalah salah satu kebutuhan masyarakat dalam hidup. Jadi, tentu saja masih ada peluang sektor otomotif untuk bangkit lagi ke depannya, tentu saja dengan pertimbangan pertimbangan faktor lainnya. Salah satunya adalah dengan mulai masuknya industri mobil listrik ke Indonesia yang diharapkan dapat menggairahkan kembali industri otomotif di Indonesia.

 

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan November 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2019 akan segera terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop & Advance Value Investing (Medan, 02 – 03 November 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop & Advance Value Investing (Jakarta, 23 – 24 November 2019) dapat dilihat di sini.

 

Tags : Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | Industri Otomotif di Indonesia | 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *